SOLO – Pelajar dan mahasiswa masih mendominasi jumlah kunjungan di Monumen Pers Nasional (MPN) Surakarta yang hingga November ini jumlahnya mendekati 40.000 orang.

Kepala Museum Pers Nasional Surakarta, Yuliarso Suminto, kehadiran pelajar dan mahasiswa ini dalam rangka studi lapangan atau penelitian. Ada juga pengujung yang melihatlihat koleksi museum dan belajar tentang sejarah pers di Indonesia.

”Umumnya mereka adalah wartawan dari luar Jateng. Tetapi yang paling banyak umumnya adalah pelajar yang studi lapangan dan penelitian. Data dari Januari- Nopember (2014) mencapai 36.000 orang, adapun data Desember belum dihitung, mungkin saja jumlahnya lebih dari 40.000 orang,” jelasnya, Kamis (25/12).

Pada masa libur sekolah ini, jumlah kunjungan ke MPN meningkat pesat dibandingkan hari biasanya. Pihak monumen bahkan memberlakukan sistem piket, di mana pada Sabtu dan Minggu tempat menyimpan benda bersejarah itu tetap melayani pengunjung.

Koleksi museum yang berdiri 1978 antara lain, mesin ketik underwood milik tokoh Bakrie Surya Atmaja (jurnalis Sipatahoenan dari Bandung), baju yang dipakai Hendro Dubroto saat meliput pendudukan Indonesia di Timor Timur tahun 1975, perlengkapan parasut Trisnojuwono ketika meliput gerhana matahari 11 Juni 1983 serta kamera Fuad Muhammad Syafruddin, jurnalis Bernas dari Yogyakarta yang dibunuh setelah mengangkat skandal korupsi tahun 1995. Koleksi-koleksi itu menjadi magnet tersendiri salah satu cagar budaya di bidang jurnalistik ini.

Rujukan

Yuliarso menambahkan, pemerintah pusat meminta MPN dijadikan sebagai rujukan pusat dokumen pers di Indonesia. Hal itu disampaikan langsung Sekjen Kemkominfo Suprawoto saat mengunjungi museum ini 8 Maret silam.

”Sekjen juga bilang bagi masyarakat yang mencari dokumen pers mulai jaman penjajahan, kemerdekaan dan sekarang, datang ke sini (MPN).” Oleh karenanya kata dia, Monumen Pers Nasional sedang mengusahakan untuk memiliki koleksi koran dari 34 provinsi di Indonesia, termasuk koleksi benda-benda antik bersejarh milik pelaku pers di negeri ini.

”Kalau koleksi koran, majalah, masa penjajahan cukup komplet. Saat ini kami sedang berusaha memenuhi koleksi koran dari 34 provinsi, sambil berburu koleksi-koleksi berkaitan dengan dunia pers,” imbuhnya. (J5-50)

Link sumber : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/monumen-pers-nasional-dikunjungi-40-000-orang/