Tahukah Anda 10 Perintis Pers Indonesia?4. Dr. Danudirdja Setiabudhi

Dilahirkan dengan nama Ernest Francuis Eugene Douwes Dekker di Pasuruan, 8 Oktober 1879. Meskipun dilahirkan sebagai warga Belanda tetapi jiwa dan pikirannya diperuntukkan seluruhnya bagi bangsa Indonesia.

Karir jurnalistiknya diawali dari kedudukannya sebagai reporter “Bataviaash Nieuwsblad”. Tidak berapa lama, karena kebolehannya dia menjadi redaktur pertama.

Antara tahun 1910-1911 dia berada di Nederland, di negeri itu dia dicalonkan sebagai anggota 2de Kamer (Parlemen Belanda). Tetapi setahun kemudian dia pulang ke Indonesia dan kembali terjun ke dunia jurnalistik.

Bersama Dr. Ciptomangoenkoesoema dan RM. Soewardi Soerjaningrat dia mendirikan Indische Partij (1912). Partai ini dilarang oleh Belanda karena dianggap berbahaya. Kemudian ia pergi ke Swiss. dari sana dia tetap mengadakan kontak dengan kawan-kawan seperjuangan di tanah air. Di Swiss ini pula dia berhasil meraih gelar doktor dengan disertasi yang mengupas kolonisasi Belanda di Asia Tenggara.

Kembali lagi ke Indonesia dia memilih kota Solo sebagai tempat tinggalnya. Di Solo ia menerbitkan “de Beweging”. Karena terlibat pemogokan buruh pabrik gula dia sempat dipenjara 2 tahun. Dari Solo ia pindah ke Semarang dan menerbitkan “Niewe Express”, kemudian pindah lagi ke Bandung mendirikan Ksatrian Instituut.

Orang Belanda tetapi berjiwa Indonesia ini meninggal 28 Agustus 1950. Istrinya yang bernama Harumi menulis memoir tentang dia, diberi judul “Zeventig Jaar Konsekwent” (Tujuh Puluh Tahun Konsekuen).