Yogyakarta, 6 Oktober 2016 Dalam rangka memperingati Hari Museum Indonesia yang jatuh pada tanggal 12 Oktober, Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta bersama  Monumen Pers Nasional Surakarta dan Museum lainnya menyelenggarakan pameran di Museum Benteng Vredeburg tanggal 6-12 Oktober 2016. Pameran museum ini mengusung tema “Ramai Riang Ramah Museumku ”.   dengan berbagai macam tema dan jenis museum yang ada di DIY  dan Jawa tengah dengan penataan dan konsep penyajian koleksi yang menarik. Setelah mengunjungi museum diharapkan pengunjung akan merasa senang, gembira dan memperoleh hal baru yang dapat diceritakan kepada keluarga, teman ataupun koleganya agar menarik minat mengunjungi ke museum”.

Salam……..Sahabat Museum,,,,,,,Museum,,,,,,,,,,,,,,,, di Hatiku!!!!!!

Museum Fair 2016  ini dibuka melalui tayangan video oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hilmar Farid, Phd. yang tidak sempat hadir disebabkan adanya kegiatan yang lebih penting di jakarta, dalam sambutannya pertama beliau mengucapkan selamat kepada Museum Benteng Vredeburg Jogyakarta yang telah berhasil menyelenggarakan kegiatan Vredeburg Fair 2016 ini merupakan yang kelima kalinya, dikaitkan dengan sebuah pernyataan bahwa penyelenggaraan museum adalah untuk kepentingan masyarakatnya. Maka kegiatan ini sangat relevan. Museum Benteng Vredeburg Jogyakarta telah berhasil membuat event atau kegiatan yang pada kenyataannya dapat dijadikan sebagai wahana masyarakat. Untuk mengepresikan potensinya dalam mengepresikan museum. Dalam kegiatan ini masyarakat tidak saja hanya sebagai peserta dan penerima produk, namun, dapat kita lihat mereka juga punya andil dalam membuat produk tersebut, berupa keterlibatan mereka sebagai partisipan pameran, pengisi panggung apresiasi publik, mengisi program publik pameran, dan bahkan turut pula menggagas dalam perencanaan kegiatan ini sehingga dapat lebih berwarna.

Hilmar Farid, Phd. Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI mengatakan Ramai, Riang, Ramah Museumku, sebagai tema kegiatan ini ditetapkan tentu saja bukan tanpa alasan.Kondisi museum yang selalu ramai oleh pengunjung, menyenangkan, dan berkesan karena keramahan para petugasnya!!!!!!!!!!…Fasilitas yang memadai menjadi idaman sebagaian museum di Indonesia. Tentu saja unutk dapat menghadirkan kondisi yang seperti itu diperlukan perjuangan dan usaha keras. Sebagai kata kunci adalah semangat bkerja dan kreatifitas.

Kepala Museum Benteng Vredeburg Jogyakarta mengatakan “Museum Benteng Vredeburg Fair 2016”tema “Ramai Riang Ramah Museumku” Diangkatnya tema tersebut dengan harapan agar museum tetap ramai oleh pengunjung artinya museum benar-benar mendapatkan tempat di hati masyarakat sehingga masyarakat merasa tertarik untuk berkunjung ke museum. Selanjutnya pengunjung tetap merasa riang dan terhibur dengan menikmati apa yang disajikan oleh museum. Museum benar-benar mampu menghadirkan nuansa edutainment, Yaitu: Nuansa pendidikan yang menghibur atau hiburan yang mendidik. Dan ramah…..dimana keramahan menjadi dasar pelayanan prima museum bagi masyarakat. Dengan bersikap ramah, museum akan mengedepankan kepentingan publik yang hendak memanfaatkan museum sesuai dengan kapasitasnya sebagai sumber informasi dan rekreasi.

Partisipan Pameran kali ini tidak hanya di ikuti oleh museum di DIY dan Jawa tengah dan Jakarta namun juga di ikuti oleh Monumen Pers Nasional Surakarta, Museum Benteng Vredeburg (Jogyakarta), Museum Sumpah Pemuda (Jakarta), Museum Lukis Basoeki Abdollah, Museum Negeri Sumatera Utara (Medan), Museum Penerangan (TMII Jakarta), Museum Olah Raga (Taman Mini Indonesia Indah Jakarta), Balai Pelestarian Nilai Budaya (Yogyakarta), Museum Negeri Sonobudoyo (Yogyakarta), Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah (Semarang), Pusat Puslit Lektur Dan Khasanah Keagamaan Badan Litbang Dan Diklat Kementerian Agama RI (Jakarta), Museum Transportasi Taman Mini Indonesia Indah (Jakarta), dan juga partisan-partisan pameran seperti : Batik Fazadina. Salma Bookshop. Rumah pohon. Mandiri craft Comumunity. Kayu bertuah. Rumah kreasi. Mlaku-Mlaku Oblong. Sapu lidi. Kwaya. Stok shell. Djokja ’45. Kwarda DIY. Poligot. Podjok. Indonesian crafter. Pecinta hewan. Angkas ragam souvenir. Omah renda. Jogyakarta night at The Museum.Hima sejarah UGM. JogyaKoesplus comunity. Kerajinan rajut dan perca. Andri lurik. Ary souvenir (Fiberglass). Komunitas pasar sagan. Aristotelll. Komunitas kuliner. Untuk keterlibatan mereka memberi nuansa dan warna lain bagi pameran ini, suasana museum dipadu dengan mereka sangat terasa suasana museum yang ramai, riangdan ramah sangat terasa. Mereka adalah sahabat-sahabat museum yang telah telah rela bergabung dan merasa memiliki tanggung jawab untuk mensukseskan acara pameran ini. (Yuliarso)