Kertas berasal dari kayu yang merupakan material organik yang komponennya terdiri dari sellulose, hemisellulose dan lignin. Kertas memiliki sifat mudah menyerap air, mudah terbakar, mudah terserang jasad renik dan mikroorganisme. Karena sifat-sifat inilah kertas sangat rentan terhadap kerusakan. Untuk itu perlu perawatan khusus terhadap koleksi museum yang berbahan baku kertas.

Penting sekali diperhatikan bahwa lingkungan penyimpanan koleksi kertas harus dengan kondisi yang menyeluruh. Kelembaban dan temperatur harus selalu dikontrol dengan baik karena kertas akan mempertahankan kekuatannya pada kelembaban dan temperatur yang rendah 18-24 derajat celcius. Penerangan juga harus dikontrol, jendela kaca sebaiknya diberi sekat untuk melindungi sinar matahari langsung. Lampu yang digunakan menggunakan watt yang rendah untuk mengurangi cahaya.

Sirkulasi udara yang bersih serta lingkungan yang bebas dari serangga, jamur serta binatang pengerat seperti tikus merupakan faktor yang sangat penting dalam pemeliharaan koleksi berbahan baku kertas. Pengendalian hama dapat dilakukan dengan fumigasi atau pengasapan yang menggunakan bahan kimia yang aman dan tidak merusak koleksi. Penggunaan silica gel bisa melindungi kertas dari serangan jamur.

Kabel listrik, penghubung lampu, serta ruangan dapur sebaiknya jauh dari area penyimpanan guna menghindari kebakaran koleksi serta wajib pula diberlakukan larangan merokok di area tersebut. Pemasangan sistem alarm dan deteksi kebakaran otomatis sebaiknya dilakukan sebagai antisipasi awal menghindari kebakaran yang meluas.

Cara-cara yang disebutkan diatas, merupakan upaya yang harus dilakukan oleh museum yang memiliki koleksi berbahan baku kertas agar koleksi kertas selalu terjaga dengan baik. Perawatan dilakukan secara berkesinambungan dan terkontrol untuk menghindari koleksi dari kerusakan. (Eti Kurniasih)