Solo,Kamis, 11/6, menkominfo Rudiantara mengatakan memang ada perbedaan yang signifikan antara Kementerian Kominfo dan Deppen pada masa Orde Baru, khususnya dalam hal regulasi, misalnya untuk mendirikan penerbitan pers tidak lagi diperlukan SIUP, begitu juga dengan fungsi pengawasan yang telah diserahkan kepada KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) dan Dewan Pers. Namun sebenarnya masyarakat masih memerlukan “penerangan” terutama berkaitan dengan konten-konten yang terdapat di media massa, demikian disampaikan kepada karyawan Monumen Pers di gedung induk Monumen Pers Nasional pada kunjungannya kemarin.
Lebih lanjut Rudiantara mengatakan pada era media konvensional (Surat kabar, Radio dan TV) konten masih dikontrol karena melalui rapat sidang dewan redaksi, tidak demikian dengan media on line apalagi media sosial, yang telah menimbulkan terjadinya pergeseran nilai – nilai ditengah masyarakat pasca reformasi, dengan era keterbukaan, kebebasan pers dan hak tahu masyarakat dilindungi Undang-undang, siapapun bebas mencari informasi, mengumpulkan informasi dan menyebarkan informasi. Masyarakat Indonesia cenderung menonjolkan individu, padahal ruh dari Nawacita program presiden Jokowi adalah kegotong-royongan, kebersamaan, untuk itu diperlukan Revolusi Mental untuk membangkitkan lagi rasa kebersamaan, gotong royong menepis egoisme sentris, mendahulukan kepentingan negara dari kepentingan individu kelompok maupun golongan. Tidak lagi menonjolkan kata kami yang menjurus pada kepentingan kelompok, seyogyanya memakai kata kita sebagai simbol kebersamaan.
Mengenai Monumen Pers Nasional Rudiantara yang baru pertama kali berkunjung, mengatakan akan mendukung dan mensuport Monumen Pers Nasional sebagai salah satu UPT Dirjen IKP Kominfo didaerah. Ia mengatakan koleksi dokumentasi bukti terbit media cetak memiliki nilai yang tinggi, lebih – lebih yang mengekspose peristiwa bersejarah dimasanya, momen bersejarah dimasa lalu itu ditampilkan lagi dengan sentuhan desain grafis yang diperlukan adalah bagaimana mengemasnya dengan bahasa yang up to date dan pesan yang terkandung didalamnya dapat terkomunikasikan dengan memanfaatkan kemajuan IT sehingga memberikan nilai tambah untuk masyarakat. Ide, kreatifitas dan kemampuan dan kemauan untuk memberikan sesuatu yang lain menjadi sebuah keniscayaan, “Buat program yang “tidak biasa” dan berani melakukan terobosan dan memberikan warna yang lain dari biasanya”, pungkasnya. (Supardi).