Slompret Melayoe adalah koran berbahasa melayu yang terbit pada tanggal 5 Juni 1888 pada masa Hindia Belanda. Berita dari berbagai daerah ditampilkan disini. Dari Ambon di daerah Wetter, Letti, Moa, Leiker, Kisser, dan Roma, beramai-ramai orang menanam jagung, padi dan palawija. Di Banda ditanam pohon pala yang tampak subur. Harga beras di kota Ambon mencapai 7-8 gulden dan jagung 2-3 gulden setiap satu pikulnya. Sementara dari Bali dan Lombok dikabarkan terjadi Lindu atau gempa bumi sampai sepuluh kali sehari pada tanggal 29 Mei, namun tidak terlalu besar dan tidak menyebabkan gunung Batur bergolak. Kabar dari Pekalongan terutama onderdistrikt Kesessi (distrikt Sragi), tanaman padi sekitar 1739 hektar terkena hama walangsangit sehingga banyak mengalami kerugian,
Dari Jogjakarta, di kampung Ketandan seorang yang bernama Redjodikromo mempunyai barang berupa kain dan cincin seharga 32,35 gulden dan berjanji ingin dijual kepada seorang perempuan bernama Tidjem, hal ini seperti penipuan. Polisi memperkarakan ini walaupun belum memeriksa masalahnya dan meminta uang penggugat sebesar 2,50 gulden. Polisi juga meminta uang kepada Tidjem sebesar 1,25 gulden secara kontan. Tidjem yang saat itu hanya memiliki uang 50 sen meminta waktu tempo satu hari. Polisi tidak mau terima, dan memaksa meminta kontan.
Brodjodimedjo adalah orang Jawa yang tinggal didaerah Kroya, Cilacap. Tanggal 9 Februari 1888 datang ke Jogja untuk menjual beras dan kedelai kepada orang Cina yang bernama Oei Ma Djiauw. Setelah perjanjian harga, Brodjodimedjo hanya membawa 21 pikul kedelai dengan harga 84 gulde, kemudian ia eminjam uang kepada orang Cina itu sebesar 566 gulden, dengan menjanjikan akan mengirimkan kedelai lagi hari berikutnya. Akan tetapi orang Cina itu sudah menunggu lama dan kirimannya tidak kunjung datang pergilah ia ke Kroya untuk mencarinya, namun Brodjodimedjo dikabarkan sudah minggat entah kemana.
Dari Tulungagung, di siang hari ada seorang penjual kelontong pecinan yang bernama The Hoing, pergi ke pasar Toetoel Kabupaten Ngoenoet, orang Cina tersebut di begal oleh dua penjahat dan mengalami luka dikepalanya, kedua begal tersebut akhirnya tertangkap.
Tanggal 26 Mei ada seorang perempuan yang tinggal di Kabupaten Pakis, pergi ke pasar Pahing. Ketika pulang dan sampai di desa Lembu Peteng, ia mandi di kali besar Lembu Peteng, celakanya perempuan tersebut nyaris tenggelam dan akhirnya selamat ditolong oleh seorang lakilaki yang sedang mencari keong bersama Danoesasmoijo abdi dari Raden Mas Adjunct Djaksa.
Demikian sekilas berita dari koran Slompret Melayoe yang terbit pada tanggal 5 Juni 1988, selain berita, koran ini juga banyak berisi iklan pada masa itu.
Penulis : Eti Kurniasih