Bertempat di gedung Monumen Pers Nasional 19/05, Dewan Pers gelar Sarasehan bersama Komponen Pers dengan tema: Kebangkitan Nasional, Kebangkitan Spirit Pers sebagai Agen Perubahan Bangsa.
Sarasehan yang dibuka oleh ketua Dewan Pers Bagir Manan diikuti lebih dari kurang lebih 80 peserta berbagai komponen pers yang terdiri dari pewarta, dosen , mahasiswa, LPM pengamat dari wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, diantaranya Ketua PWI Margiono, Ichlasul amal mantan ketua Dewan Pers periode sebelumnya.
Bagir Manan menegaskan Pers harus mendorong pemerintah untuk bisa mencapai tujuan negara terutama untuk mensejahterakan rakyat. Peran pers dalam mendorong kesejahteraan rakyat itu merupakan tanggung jawab pers dalam persoalan berbangsa dan bernegara . Ia mengharapkan sarasehan ini dapat memberikan pemahaman khususnya insan pers agar dapat berkarir secara profesional dibidangnya. Sarasehan ini merupakan forum untuk mendiskusikan “ tanggung jawab pers sebagai agen perubahan bangsa supaya bangsa ini jauh lebih baik,”
Lebih lanjut ia mengatakan 500 kasus menyangkut soal pers yang ditangani Dewan Pers, Bagir menuturkan dengan adanya sejumlah pengaduan ini, merupakan indikator masyarakat cukup sadar untuk melakukan kontrol pers. “Berarti masyarakat sudah semakin cerdas dan juga bertanggungjawab untuk melakukan kontrol pers,” pungkasnya.
Tampil sebagai Nara Sumber pada sarasehan tersebut : Dr. Gun Gun Heryanto, Msi, Direktur The Political Literacy Institut , Dosen Tetap Komunikasi UIN Jakarta dengan tema , Pandangan Publik terhadap Pemberitaan Pers; Ashadi Siregar, Sekolah Jurnalisme LP3I Yogyakarta memaparkan, Bagaimana Pers Mengawal Pembangunan Daerah dan Yoseph Stanley Adi Prasetyo, Imam Wahyudi dari Dewan Pers Jakarta.
Sarasehan ini mendapat apresiasi dari peserta, yang dengan penuh antusias mengikuti kegiatan tersebut hingga selesai. Dalam sesi tanya jawab mengemuka berbagai permasalahan antara lain tentang idealisme dan realitas yang dihadapi wartawan saat ini. Menjawab hal tersebut Imam Wahyudi, Dewan Pers Jakarta mengatakan wartawan harus keluar dari tempurung yang mengungkungnya selama ini dengan berwawasan global dan memanfaatkan kecanggihan IT, ia meyakini suatu saat nanti permasalahan antara idealisme dan kenyataan itu akan dapat terselesaikan dengan sendirinya. (Supardi, SSos)