Selasa malam 19.30 Wib, 11/10, bertempat di Balai Sujatmoko Slamet Riyadi dipapar Bedah Buku : “ Mendidik Pemimpin dan Negarawan, Dialektika Filsafat Pendidikan Politik Platon Dari Yunani Antik Hingga Indonesia”. Bedah buku karya Setyo Wibowo-Haryanto Cahyadi di moderatori oleh St Tri Guntur Narwaya menampilkan sang penulis Setyo Wibowo, Haryanto Cahyadi didampingi pembicara Dewi Candraningrum.
Penulis berupaya menawarkan kajian-kajian akademis mengenai figur pemimpin ideal menurut Platon. Seyogyanya perubahan negara dari sistem otoritarian menjadi demokrasi melahirkan figur pemimpin dan negarawan yang ideal namun ternyata hal itu tidak terjadi secara otomatis. Setyo Wibowo dan Haryanto Cahyadi memaparkan filosofi Yunani klasik tentang keelokan dan kebaikan dan relevansi kontekstualnya dapat dijadikan rujukan untuk mendapatkan pemimpin dan negarawan ideal.
Kita dapat menemukan aktualitas pemikiran politik Platon. Waktu Platon menulis buku Politeia (negara), bisa jadi merupakan buku terpenting dan terkaya Platon—ia mengalami keadaan yang cukup mirip dengan yang kita alami. Demokrasi Athena kacau-balau karena disandera oleh elite-elite yang korup. Dalam situasi ini, Platon mengembangkan konsepsinya tentang suatu pendidikan yang bisa melahirkan pemimpin negara yang baik
.Sementara Dewi Candraningrum memberi judul papernya : Menafsir Ayah membedah buku ini secara komprehensif dengan memberikan beberapa catatan, salah satunya yang ia kurang setuju adalah penggunaan idiom nama binatang dalam mengungkapkan kemarahan seseorang, seperti kata anjing, padahal anjing tidak terlibat sebagai penyebab kemarahannya. Pengajar di Universitas Muhammadiyah Surakarta merupakan pemimpin Redaksi Jurnal Perempuan, pada tahun 2011 ikut membidani Jejer Wadon bersama gerakan perempuan di Solo wahana ruang diskusi bersama untuk kesetaraan gender, pernah belajar filsafat di Universitaet Muenster, Jerman
Setyo Wibowo dan Haryanto Cahyadi mendalami filsafat di STF Driyarkara, Setyo Wibowo saat ini menjadi Kepala Program Studi Filsafat S1 STF Driyarkara, dan mengajar di Pascasarjana STF Driyarakara serta Dosen Teologi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sedang Haryanto Cahyadi menyelesaikan S1 dan S2 di STF Driyarkara, pada tahun 2011 Haryanto Cahyadi mengajar filsafat di STFT Fajar Timur Jayapura dan saat ini mengajar filsafat di Pascasarjana Universitas Cendrawasih Jayapura.
Diskusi bedah buku yang berlangsung hingga pukul 23.00 Wib yang diikuti puluhan peserta mendapat apresiasi penuh antusias oleh peserta dari berbagai unsur diantaranya : Instansi, mahasiwa, penulis, pemerhati dan sebagainya. (Supardi SSos)