Adalah Majalah Mingguan Bahasa Jawa Panjebar Semangat, bisa disebut sebagai majalah yang fenomenal, betapa tidak media yang  terbit perdana 4 (empat)halaman di kota Soerabaja, 2 September 1933 merupakan media cetak mingguan umum bahasa Jawa (weekblad Djawa Oemoem) dan hingga saat ini masih eksis terbit menyapa pelanggannya.

Didirikan oleh Dr Soetomo pendiri Boedi Oetomo dan Imam Soepardi dengan moto mengobarkan semangat kemerdekaan,  telah melalui sejarah yang cukup panjang,  melewati masa penjajahan, kemerdekaan, orde lama, orde baru hingga kini. Kantor Redaksi Panyebar Semangat di jalan GNI (Bubutan) 87 terletak bersebelahan dengan makam pendirinya.

Arkandi Sari Pemimpin Redaksi Panjebar Semangat
Arkandi Sari Pemimpin Redaksi Panjebar Semangat

Arkandi Sari selaku Pemimpin Redaksi Majalah Panyebar Semangat didampingi Redaktur Senior M. Wijotorahardjo mengatakan, majalah panyebar semangat terbit setiap minggu didistribusikan kepada para pelanggan tetap, dengan tiras 25.000 eksemplaar dikirimkan keberbagai wilayah di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Papua bahkan Malaysia dan Suriname. meskipun berada di Jawa Timur , bahasa jawa  yang dipakai bukan bahasa arek Surobyo-an  tetapi  bahasa Jawa Tenga-an ngoko halus.

Majalah Panyebar Semangat 2 September  2013 dianugrahi rekor MURI, sebagai bentuk penghargaan terhadap kontribusinya yang terus menerus sebagai majalah tertua  yang tetap setia terbit diusia 80 tahun  menjaga kearifan lokal budaya dan bahasa Jawa.

Pada masa jayanya era 1950-1960 tiras Panyebar Semangat sempat mencapai  80.000 eksemplaar, dimana kondisi ketika itu jumlah penduduk belum sebanyak sekarang sedang kemampuan membacapun masih minim maka prestasi sangatlah bagus dijamannya bila dibandingkan dengan sekarang , prosentase suku jawa atau orang yang menggunakan bahasa jawa jauh melebihi suku lainnya dengan tingkat melek huruf dan melek informasi saat ini  namun ironisnya perkembangan majalah daerah, bahasa Jawa khususnya jauh panggang dari api.

Penghargaan Rekor MURI
Penghargaan Rekor MURI

Tim redaksi Panyebar Semangat telah berusaha melakukan inovasi dan terobosan agar Panyebar Semangat dapat mengakomodasi kebutuhan kaum muda, ia khawatir sebagian besar pelanggan setianya adalah orang tua, bila mereka telah meninggal maka akan berkurang pula yang   berlangganan.  Namun apapun yang terjadi Arkandi Sari tetap ingat amanat sang kakek Moch Ali (adik Imam Soepardi) yang memotivasi agar terus menjalankan usaha ini. “Amanah dari kakek, mati urip majalah ini harus dilanjutkan,” ujarnya. 

Pernyataan Bung Karno tentang Panjebar Semangat
Pernyataan Bung Karno tentang Panjebar Semangat

M Wiyotoraharjo menimpali, kesetiaan kami kepada cita-cita pendiri Panyebar Semangat adalah amanah yang harus dijaga dengan tetap menjaga kearifan lokal dan  menguri-uri budaya, bahasa Jawa.

Perlu dukungan Pemerintah.

Semakin  hari  keberadaan media massa berbahasa Jawa kian tergerus oleh waktu, disatu sisi ia harus terus bertahan dengan idealisme turut mengabadikan/ melestarikan kearifan lokal, bahasa, budaya  Jawa kepada pelanggannya,  disisi lain makin terkikisnya rasa memiliki dan kebangggaan terhadap khasanah Jawa di kalangan generasi menjadi tantangan tersendiri, belum lagi persaingan yang diakibatkan pengaruh teknologi informasi dan dominasi media mainstream yang berskala nasional.

Mempertahankan dan melestarikan potensi kearifan lokal merupakan salah satu tugas pemerintah daerah yang diatur melalui  perda , semestinya pemerintah daerah ikut membantu agar tugas mulia  yang diemban oleh media berbahasa daerah (mungkin) dapat diperingan  dengan ikut menganjurkan instansi yang terkait untuk berlangganan secara reguler. Suku bangsa dilihat dari bahasanya, apabila bahasa punah  bukan tidak mungkin suku bangsa itupun ikut  musnah.