Text
AKU MANUSIA, KAMU BUKAN TUHAN
Buku ini mengisahkan tiga orang laki-laki “tulen” yang terdesak oleh keadaan, menjadi waria karena alasan dan latar belakang yang berbeda-beda. Penulis menganggap bahwa menjadi waria adalah tindakan “ceroboh” yang kemudian berujung pada sebuah penyesalan. Sudah jadi waria, nasibnya sial pula. Begitu kira-kira. Buku ini menggambarkan diskriminasi-diskriminasi yang sering dialami oleh waria. Hinaan, perlakuan kasar secara fisik, dilarang mengadakan sebuah pertemuan oleh pihak tertentu, penolakan dari rumah sakit, dan masih banyak lagi. Banyak sekali stigma-stigma yang dimunculkan mengenai gender. Salah satunya; “Ketahuilah, anakku, semua orangtua menginginkan anak laki-lakinya menjadi seorang pahlawan. Menjadi seorang ksatria. Menjadi seorang arjuna. Laki-laki, lek.” (Hal. 332). Padahal tidak semua laki-laki ingin menjadi tentara yang berperang di medan perang. Ada juga laki-laki yang memilih untuk bekerja sebagai hairstyles.
B015670-mpn | 813 Wir a.c1 | RUANG PERPUSTAKAAN (Kelas 800) | Tersedia |
B015671-mpn | 813 Wir a.c2 | RUANG PERPUSTAKAAN (Kelas 800) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain