Banjarmasin, BPOST-Kebanggaan bagi Urang Banua. Naskah cerita Si Palui karya almarhum Yustan Aziddin yang setiap hari hadir dan menyapa pembaca harian pagi Banjarmasin Post, akan masuk Monumen Pers Nasional di Surakarta.
untuk menelusuri dan mencari naskah asli cerita berbahasa Banjar itu, pihak monumen secara khusus menugaskan tiga stafnya melakukan pencarian ke Banjarmasin dengan menemui keluarga dan ahli waris salah satu pendiri koran tertua dan terbesar di Kalsel ini.
Bahkan ketiga utusan tersebut, yakni Hary Kamiyono, Slamet Widodo dan Luqman Ibrahim juga menemui Pemimpin Umum BPost Group yang juga tokoh pers Banua, Pangeran Rusdi Effendi AR.
Pertemuan pun berlangsung hangat dan penuh kekeluargaan. Secara bergantian, tiga staf monumen itu menyodorkan pertanyaan kepada Rusdi maupun Pemimpin Redaksi BPost Group, Yusran Pare terkait literasi media massa saat sekarang ini.
Dalam kesempatan itu, Pangeran Rusdi AR menceritakan sejarah pers dan perkembangannya di Kalsel. hal itu berawal dari era perjuangan, 1945, 1966 hingga sekarang ini yang mengalami perkembangan sangat pesat. Uraian tersebut, sekaligus menjawab pertanyaan perbedaan wartawan tempo dulu dengan sekarang.
Menurut Rusdi, media Kalsel awal mula berupa Mimbar Mahasiswa. Dalam perjalanannya pecah menjadi empat surat kabar. Seperti Media Masyarakat, Mimbar Masyarakat, Dinamika Berita dan Banjarmasin Post yang mana pendirinya terdiri atas Djok Mentaya, yustan Aziddin dan Pangeran H Rusdi Effendi AR.
“Jadi siapa saja yang ingi terjun ke jurnalistik hendaknya kenali juga percetakannya, karena keduanya saling berkaitan,” katanya.
Sementara itu, Yusran Pare menjelaskan literasi media saat ini, Banjarmasin Post Group sudah menerapkan tiga M yang terdiri atas Multimedia, Multichannel, dan Multiplatform. Performance media tidak lagi hanya berupa kertas, tetapi online dan konten televisi.
Staf Layanan Informasi Monumen Pers Nasional, Luqman Ibrahim mengatakan, pihaknya menyurvei dan mengumpulkan benda-benda pers bersejarah di seluruh Indonesia untuk Monumen Pers Nasional. Termasuk di Kalsel dan pihaknya sudah menemui ahli waris tokoh pers yang sudah meninggal dunia.
“Seperti ahli waris dari Pak Yustan Aziddin yang bersedia memberikan naskah asli Si Palui. Kami juga mewawancarai tokoh pers yang masih hidup, seperti Pangeran Rusdi Effendi AR,” katanya.
Pada 2013 ini pihaknya menargetkan mengumpulkan data, keterangan dan benda bersejarah pers dari 9 tokoh pers nasional. (has)
Dimuat di Harian Banjarmasin Post Sabtu 20 April 2013 halaman 3.