Tahukah Anda 10 Perintis Pers Indonesia?
10. Soedarjo Tjokrosisworo
Lahir di Solo, 21 April 1902 dari keluarga bangsawan Raden Ngabehi Atmopradono. Sejak kecil gemar membaca, dari kegemarannya ini dia mulai mengirimkan tulisan-tulisan ke berbagai suratkabar dan majalah.
Tahun 1922 Soedarjo Tjokrosisworo magang di suratkabar Darmo Kondo yang diterbitkan NV. Javannsche Drukkery & Boekhandel Boedi Oetomo di Solo.
Tahun 1924 ditunjuk oleh Redaksi Darmo Kondo sebagai Redaktur, namun baru tahun 1926 namanya secara resmi dicantumkan dalam box anggota redaksi sebagai redaktur harian.
Tahun 1928 Soedarjo Tjokrosisworo keluar dari Darmo Kondo dan pergi ke Jakarta, bekerja pada majalah bulanan berbahasa Jawa bernama “Adil Polomarto”, yang juga diterbitkan oleh pimpinan Boedi Oetomo. Umur majalah ini tidak lama, Soedarjo kemudian pindah dari suratkabar satu ke suratkabar lain. Jiwa Soedarjo memang cocok dalam dunia jurnalistik sehingga dia merasa tidak tahan bekerja sebagai pegawai postel, maka dia kembali ke Solo dan kembali terjun ke dunia jurnalistik.
Soedarjo Tjokrosisworo merupakan salah seorang pelopor berdirinya PERDI (Perstoean Djoernalis Indonesia) tahun 1933 dan juga Persatoean Wartawan Indonesia tahun 1946, dia pula yang merintis ide diadakan Museum Pers di Indonesia.