Maleman Sriwedari merupakan warisan Raja Keraton Kasunanan Surakarta, Paku Buwana X. Gelaran ini merupakan reaktualisasi pasar rakyat kawasan Bonrojo Sriwedari yang diselenggarakan menjelang Hari Raya Idul Fitri hingga beberapa hari sesudahnya.
Setelah 15 tahun tidak digelar, Maleman Sriwedari yang saat ini memasuki usia ke-85 kembali dihidupkan pada pertengahan puasa tahun ini, (2/8) sampai dua minggu setelah lebaran (1/9) di Taman Sriwedari. Digelarnya kembali Maleman Sriwedari dimaksudkan untuk mengingatkan bahwa acara ini dulunya selalu ada dan menjadi agenda tahunan di kota Solo.
Pembukaan Maleman Sriwedari, Kamis (2/8) digelar di Plaza Sriwedari ditandai dengan pembakaran empat kepala buto (raksasa) benama Lawe Wenang yang menyimbolkan sebagai penghalang Maleman Sriwedari selama ini. Kemudian dilanjutkan dengan berbagai pertunjukan, diantaranya Musik Hadrah, Perkusi, Tari Gambyong, serta atraksi kesenian Reog.
Ketua Panitia, Kusumo Putro, Senin (30/7), mengatakan acara Maleman Sriwedari merupakan salah satu ikon Solo yang telah lama mati dan harus dihidupkan kembali. ”Maleman Sriwedari lama ditinggalkan masyarakat. Sudah sepatutnya event ini digelar kembali setiap tahun,” tuturnya. Kusumo mengungkapkan, sebelum 1998 Maleman Sriwedari hanya diselenggarakan paling lama setengah bulan. Namun saat ini, pihaknya ingin menggelar acara ini selama sebulan penuh.
Kusumo menjelaskan, acara yang dulu setiap tahun selalu ada ini diikuti oleh puluhan sanggar kesenian rakyat dari berbagai daerah. Selain itu, event tersebut juga menghadirkan berbagai sajian kuliner dengan harga terjangkau serta pasar rakyat yang melibatkan pengusaha, pedagang, perbankan, dan industri perumahan. Maleman tahun ini dikemas dengan konsep hiburan yang digelar di tiga titik sekaligus yaitu di Plaza Sriwedsari, Joglo Sriwedari, dan Segaran Sriwedari.
Dalam setiap pergelaran Maleman Sriwedari diperingati malam selikuran yang merupakan tradisi di Keraton Surakarta Hadiningrat guna memperingati malam Lailatul Qadar. Begitu pula tahun ini, malem selikuran Ramadhan 1433 H yang jatuh pada 8 Agustus mendatang recananya akan diramaikan dengan kirab seribu tumpeng dari Keraton Kasunanan menuju Taman Sriwedari. ( Tri Octory Rustiana )