Pekan Olahraga Nasional (PON) merupakan perhelatan olahraga nasional terbesar yang telah diselenggarakan sejak tahun 1948. PON pertama kali digelar di kota Solo pada 9 September 1948 dalam suasana perjuangan dan penuh keterbatasan namun tak kurang dalam semangat dan kemeriahan. Di tengah situasi politik yang masih belum stabil di berbagai wilayah Indonesia, PON hadir sebagai manifestasi semangat patriotisme dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan.

Sejarah penyelenggaraan PON tidak lepas dari penolakan Komite Olimpiade Internasional (IOC) terhadap pengajuan Indonesia untuk mengikuti Olimpiade 1948 di Inggris, dengan alasan Indonesia belum bergabung menjadi anggota PBB dan federasi olahraga internasional. Kemudian pada tanggal 2 – 3 Mei 1948, Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) mengadakan konferensi di Solo yang menghasilkan keputusan penyelenggaraan PON di Indonesia. Dengan adanya PON ini masyarakat diajak untuk bersatu dalam semangat perjuangan bangsa melalui kompetisi olahraga.

Pemerintah Indonesia yang saat itu berkedudukan pusat di kota Yogyakarta sangat mendukung penyelenggaraan PON dengan menyediakan anggaran biaya sebesar Rp 1.500. PON pertama diselenggarakan tanggal 9 – 12 September 1948 di Stadion Sriwedari Solo, dengan upacara pembukaan resmi oleh Presiden Soekarno yang didampingi oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX.


Gambar 1 Foto Stadion Sriwedari setelah dipugar tahun 1983 (Sumber: Sala Membangun

Sebanyak 600 atlet dari 13 daerah mengikuti PON I yang memperebutkan 108 medali untuk 9 cabang olahraga. Daerah yang berpartisipasi tersebut antara lain Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Kediri, Bojonegoro, Madiun, Pati, Semarang, Magelang, Banyumas, Bandung, dan Jakarta. Cabang olahraga yang dipertandingkan adalah sepakbola, atletik, pencak silat, bulu tangkis, basket, bola keranjang, tenis, panahan, dan renang.

Para atlet dari wilayah Surakarta (Solo) berhasil menjadi Juara Umum pada PON I dengan mengumpulkan total 36 medali (16 Emas, 10 Perak, 10 Perunggu). Pada upacara penutupan PON I tanggal 12 September 1948 dihadiri oleh Panglima Besar Jenderal Sudirman dengan didampingi Ketua Panitia PON I GPH Suryo Hamijaya.

Meski hanya diikuti oleh para atlet dari Pulau Jawa dan ditengah kondisi perjuangan kemerdekaan di berbagai wilayah Indonesia lainnya, perhelatan PON I di Solo mendapat sambutan meriah dari masyarakat. PON perdana ini tidak hanya sebagai tonggak sejarah perkembangan olahraga nasional, namun juga menjadi sarana perjuangan dan pembangunan bangsa sekaligus membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia sukses menyelenggarakan ajang kompetisi olahraga nasional.

Tujuh puluh tiga tahun kemudian ajang PON XX diselenggarakan di Papua. Jadwal yang sebelumnya direncanakan pada Oktober 2020 terpaksa ditunda hingga Oktober 2021 karena situasi pandemi Covid-19. PON XX Papua akan dilaksanakan mulai tanggal 2 hingga 15 Oktober 2021 dengan upacara pembukaan di Stadion Lukas Enembe. Lokasi pertandingan olahraga PON Papua akan dilaksanakan di empat klaster yang berada di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika dan Kabupaten Merauke.

Data terakhir KONI Pusat menyebutkan PON XX Papua akan diikuti oleh 6.496 atlet dan melibatkan sekitar 3.300 orang ofisial. Dalam PON XX Papua ini akan digelar 37 cabang olahraga pertandingan, 56 disiplin cabang olahraga, dan 679 nomor pertandingan atau perlombaan.

Meskipun diselenggarakan dalam kondisi pandemi Covid-19, PON XX Papua mendapat sambutan dan antusiasme masyarakat yang tak kalah meriah. Seluruh kegiatan PON XX Papua akan dilaksanakan dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat. Stadion Lukas Enembe misalnya, hanya diisi maksimal 25 persen dari total kapasitas 40.000 orang, jumlah tersebut sudah termasuk atlet, ofisial, tenaga pendukung dan tenaga kesehatan. Meski demikian KONI Pusat telah merancang agar seluruh perhelatan PON XX Papua disiarkan secara live streaming di berbagai platform agar dapat disaksikan seluruh masyarakat Indonesia.

Dari PON I di Solo hingga PON XX di Papua, semangat pesta olahraga menyatukan bangsa Indonesia.

(Arnain)