Ini adalah kali kedua saya menjejakkan kaki di jalan Karet – Padang , kediaman salah seorang tokoh Pers Sumatera Barat Marthias Dusky Pandoe.

Mathias Dusky Pandoe
Mathias Dusky Pandoe

Ibu Zuraida istri almarhum langsung mengingat ketika saya  beruluk salam, setelah membalas salam beliau mempersilakan duduk. Saya duduk persis ditempat saya duduk, saat kunjungan pada 2 Februari 2013, serasa mendiang masih duduk di kursi  sebelah saat berbincang dulu.

Penyerahan dua buah kamera
Penyerahan dua buah kamera

MDP adalah  akronim nama beliau, merupakan repesentasi Sumatera Barat, berpulang ke rahmatullah, 9 Mei 2014 dalam usia 84 tahun, karena penyakit stroke. Saya masih ingat begitu bersemangatnya beliau menceritakan  trilogi ketiga buku beliau setelah “A Nan Takana 2001”, “Jernih Melihat Cermat Mencatat 2010” dan judul terakhir yang cukup membuat merinding “Menjemput Maut”.

Ketika saya bertanya tentang  judul tersebut, beliau menjawab lugas, “kalau saya beri judul “menunggu maut” berarti saya pasrah saja, tidak berbuat apa-apa , sedang “menjemput maut” , saya ingin melakukan sesuatu berarti  dipenghujung usia dengan  berkarya tentu saja dengan harapan bermanfaat bagi orang lain.” Jawabnya.

Penyerahan mesin ketik dan buku
Penyerahan mesin ketik dan buku

Andre Pandoe putra  bungsu beliau sempat menanyakan apakah judul buku ketiga beliau apakah  perlu diganti, namun MDP bersikukuh dengan judul tersebut, menurut Andre buku Menjemput Maut rencananya akan dilaunching pada bulan Mei 2015.

Pada kunjungan ini saya mendapatkan hibah beberapa benda pers bersejarah yang pernah menemani MDP dalam meniti karirnya sebagai wartawan yaitu: 1 buah  Mesin Ketik, 2 buah Kamera dan 2 buah buku: A Nan Takana dan Jernih Melihat Cermat Mencatat.

Benda Pers bersejarah ini akan ditampilkan pada panel pameran tetap Monumen Pers Nasional dalam kategori Benda-benda dan produk Pers Bersejarah yang dimiliki Tokoh Pers Daerah.

Selamat Jalan Marthias Dusky Pandoe, semoga arwahnya diterima disisi Allah Swt, diampuni segala dosa dan kesalahan diterima amal ibadahnya kembali kehadapanNya dalam Husnul Khotimah. Amiin (Supardi).