Kalau kita menyimak carut marut yang sedang mendera negeri ini, sungguh membuat prihatin, karena negeri yang elok, gemah ripah loh jinawi telah berubah menjadi kubangan pergolakan, pencitraan yang tahu juntrungnya, orang tak lagi merasa risih bila berbuat jelek, berurusan dengan hukum, tidak lagi khawatir bila nama baik, reputasi yang mereka perjuangkan selama ini hancur seketika. Ibarat hujan sehari rusak panas setahun. Inikah gambaran masyarakat kita ? Inikah potret keluarga Indonesia ?

  kb-berita8-com

karonewsupdate.wordpress.com

 Kita semua telah memahami bahwa keluarga adalah unit sosial terkecil yang memberikan fondasi utama bagi tumbuh–kembangnya  setiap individu dalam keluarga, terutama anak. Hal ini terkait erat dengan tugas keluarga sebagai institusi pertama yang membentuk kepribadian, menumbuhkan dan memupuk jiwa besar, berdisiplin serta bertanggung jawab. Keluarga, terutama orangtua merupakan tokoh sentral yang ditauladani oleh anak. Maka sudah seharusnya orangtua memiliki kepribadian yang baik menyangkut sikap, kebiasaan, perilaku dan tata cara hidupnya. (like father like son)

Orang tua mempunyai peran yang sangat sentral dalam membentuk pribadi anak, orang tua adalah pencetak generasi yang bentuk dan pola kepribadiannya menjadi model bagi anak-anaknya. Sehingga para orangtua harus secara sadar memilih nilai-nilai yang akan ditanamkan pada anak, mencontohkan perilaku yang patut diteladani.

Meskipun orangtua tidak akan mampu menjamin anak-anaknya tumbuh dan berkembang tepat seperti harapan dan keinginannya, namun jika anak dibesarkan dengan nilai-nilai dan kebiasaan yang positif, dipastikan ia akan menerapkan nilai-nilai dan kebiasaan positif itu pada masa dewasanya sehingga memberikan sumbangsih terhadap kebiasaan masyarakat.

Untuk membentuk negara yang kuat dibutuhkan pada level paling bawah adalah ketahanan keluarga, ketahanan keluarga adalah kemampuan keluarga dalam menghadapi segala tantangan, permasalahan dan cobaan, yang harus bersifat developed dan dinamis selalu berupaya mencari fungsi keluarga yang lebih maju ke depan. Dengan demikian perjuangan untuk memperoleh ketahanan keluarga yang tangguh tidaklah mudah, harus melalui perjuangan yang keras  dan konsisten.

Pemerintah juga harus konsisten bila mengadakan program bagi masyarakat. Program-program yang diluncurkan, terutama hendaknya mengarah kepada upaya pemberdayaan keluarga dengan fokus terhadap fungsi-fungsi keluarga. Dari masing-masing fungsi keluarga itu sendiri terdapat nilai-nilai dasar yang harus kita ikuti. Bila ini dapat dijalankan dengan sungguh-sungguh, maka harapan menjadi bangsa yang kuat dan tangguh bukanlah suatu angan-angan.

Menurut UU Nomor 10 Tahun 1992 dan PP Nomor 21 Tahun 1994. Keluarga mempunyai berbagai fungsi meliputi :

  • Agama. merupakan dasar dari segala fungsi, anggota keluarga  didorong untuk melaksanakan dan mengembangkan nilai-nilai yang luhur agama dan kultur  bangsa agar kehidupan keluarga dapat dijadikan sebagai wahana persemaian nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa untuk menjadi insan agamis yang penuh iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  • Budaya, memberikan kesempatan kepada seluruh keluarga dan anggotanya untuk mengembangkan kekayaan budaya bangsa yang beraneka ragam dalam suatu kesatuan. Budaya lebih banyak menekankan pada pola perilaku dan sifat-sifat mulia  yang perlu dilestarikan.

Cinta-kasih. Cinta kasih akan memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan anak dengan anak, suami dengan istri, orang tua dengan anaknya, serta hubungan kekerabatan antar generasi sehingga keluarga