Pemerintah telah mencanangkan Tahun Kunjungan Museum sejak tahun 2010 hal ini merupakan momentum awal untuk memulai Gerakan Nasional  Cinta Museum yang dilaksanakan selama lima tahun mulai 2010 – 2015.   Pencanangan tersebut diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke museum. Museum dengan beragam koleksinya menjadi daya tarik bagi wisatawan sehingga sangat diperlukan pemandu museum yang dapat menyampaikan makna dan latar belakang koleksi museum tersebut.

Sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja sebagai institusi yang memberikan pelayanan pada masyarakat, sebanyak 24 pegawai Monumen Pers Nasional mengikuti Pelatihan Pemandu Wisata Museum yang diselenggarakan oleh Jogja Tourism Training Center, Universitas Gadjah Mada, pada Rabu (14/11/2012) di Ruang VIP, Monumen Pers Nasional.

Pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap terkait dengan teknik kepemanduan khusus museum yang sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. Pelatihan ini diadakan dengan tujuan agar peserta dapat bekerja sebagai pemandu khusus di museum, menyiapkan dan menyajikan informasi pada wisatawan, meningkatkan keterampilan berkomunikasi serta menghadapi keanekaragaman latar belakang wisatawan.

Pelatihan ini menghadirkan dua trainer yang berkompeten di bidangnya, yaitu M. Subekti, seorang pemandu wisata senior, dan Rob Prabowo, seorang pemandu wisata yang juga pengusaha di bidang pariwisata dari Yogyakarta .  Trainer pertama memberikan materi peran pemandu wisata bagi museum dan keterampilan berkomunikasi sedangkan trainer kedua memaparkan materi menyiapkan dan menyajikan informasi pada wisatawan serta standar presentasi personal pramuwisata khusus.

Dalam paparannya, Subekti mengatakan peran pemandu, khususnya pemandu museum, cukup penting untuk memberikan informasi yang akurat mengenai obyek wisata serta koleksi yang dapat dinikmati wisatawan. Seorang pemandu idealnya harus menguasai materi yang akan dijelaskan pada wisatawan.

Selain itu, pemandu hendaknya mempunyai keterampilan berkomunikasi serta mampu bersikap yang baik sehingga akan membuat wisatawan merasa nyaman dan dapat menikmati kunjungannya. Dalam kesempatan ini, Subekti juga mengajak peserta untuk mempraktekkan apa yang sudah dijelaskannya dalam materi dengan menjadi pemandu di Monumen Pers Nasional.

Sementara itu, Rob Prabowo memaparkan tentang bagaimana menyiapkan dan menyajikan informasi pada wisatawan dan standar presentasi seorang pemandu. Rob menjelaskan bahwa dalam memandu harus diperhatikan latar belakang tamu misalnya asal negara atau daerah, usia , jenjang pendidikan dan lain-lain. Selain itu dalam pelaksanaan pemanduan di museum hendaknya informasi disampaikan secara jelas dan mudah dimengerti, dalam waktu yang tepat, tidak menjemukan, memenuhi kebutuhan serta menarik, kombinasi antara learning dan entertaining.

Dalam materi yang terakhir, Rob menjelaskan sesuai standar seorang pemandu harus mempunyai etika pokok, diantaranya penampilan fisik yang rapi dan bersih, cara berpakaian yang santun, cara berkomunikasi yang benar  dan sikap mental yang benar.

Salah seorang peserta, Rizky Limar Kinanti mengatakan pelatihan ini sangat penting untuk memberikan pengetahuan teknik dasar pemandu wisata yang baik, khususnya pemandu museum. Dengan kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja dalam melayani pengunjung secara profesional. (Try Octori Rustiana)