Berdikari mulai menyapa pembaca pada 23 Desember 1965, tak lama setelah banyak suratkabar ditutup berkaitan dengan meletusnya G 30 S. Dengan izin terbit SIPK No. 6099/A/B69/II tanggal 12 Desember 1965 dan jargon "Kita Semua Adalah Barisan Soekarno Sedjati", suratkabar ini melenngang di tengah arus guncangan besar dalam masyarakat.
Pada awal terbitnya, suratkabar ini memang banyak menurunkan berita-berita per-PKI-an, seperti "Bubarkan PKI", "Turunkan Harga", "Sidang Mahmillub", petisi Mahasiswa". Melalui keputusan No. 112 dan 119, Berdikari yang diterbitkan jajasan "Berdikari Press" resmi menjadi organ pemerintah, sebagai suratkabar di bidang ekonomi-keuangan langsung di bawah Menteri Anggaran Negara. Meski secara resmi merupakan organ emerintah dalam bidang ekonomi dalam pemberitaannya Berdikari juga mewartakan soal politik. Misal ia pernah menurukan berita berjudul "Masih terdapat Salah Pengertian Dalam Masyarakat Tentang Wewenang Jang Diberikan Presiden Kepada Men/Pangad Letjen Soeharto". Berdikari terbit dua kali dalam sebulan pada setiap tanggal 1 dan 16.
Tagline : Melaksanakan Ampera Berdasarkan Pantjasila
Alamat : Djl. Diponegoro pav. SMP Negeri V telp. 2840 Sala