Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Harian Neraca
Tipe: Koran
Tanggal: 1989-05-05
Halaman: 06

Konten


Jum'at, 5 Mei 1989 KOMENTAR Manfaat Kunjungan Takeshita PERDANA Menteri Jepang, Noboru Takeshita kemarin tiba di Indonesia, untuk kunjungan resmi sampai Sabtu besok. Kunjungan itu merupakan bagian penting dari poli- tik luar negeri Jepang mengenai kawasan ASEAN, terutama dalam menjalin hubungan erat dengan Indonesia. Hubungan Jepang-Indonesia sejak pembukaan hubung- an diplomatik April 1958, terus meningkat. Kini hubungan itu, telah berkembang menjadi rangkaian kerjasama eko- nomi, perdagangan, kebudayaan kemanusiaan, serta kerja- sama bidang-bidang lainnya. Kepala pemerintahan dan pejabat tinggi pemerintahan Indonesia - Jepang telah saling berkunjung, untuk mempererat kerjasama itu. Perdana Menteri Noboru Takeshita, dalam kunjungan pertamanya ke luar negeri setelah menjabat Perdana Menteri Jepang Desember 1987 ikut menghadiri KTT ASEAN di Manila untuk memperkokoh hubungan Jepang dan ASEAN. Kunjungan Perdana Menteri Jepang Takeshita yang juga mengikuti kunjungan-kunjungan para pendahulunya, seper- ti Perdana Menteri Takeo Fukuda 1977, Perdana Menteri Zenko Suzuki tahun 1981 dan Perdana Menteri Yasuhiro Nakasone tahun 1983 merupakan gambaran usaha dan kesungguhan Jepang, untuk meningkatkan kesinambung- an, kemantaban dan keandalan hubungan Jepang-ASEAN. Artinya dengan pemerintahan Partai Demokrat Liberal yang berkuasa selama ini, siapapun yang menjadi Perdana Menteri, perhatian dan usaha hanya menjalin hubungan kerjasama erat dengan ASEAN dan Indonesia, tetap berke- lanjutan. Perbedaannya hanya mungkin pada penekanan orientasi, program, watak dan kepribadian masing-masing Perdana Menteri Jepang itu. Jadi kunjungan Perdana Menteri Jepang Noboru Take- shita, yang walaupun ia akan meletakkan jabatan Perdana Menterinya, adalah penting bagi Indonesia dan ASEAN. Paling tidak kita akan dapat menyampaikan tentang per- masalahan yang kita hadapi, dan hal-hal penting lainnya, bagi kerja sama Indonesia-Jepang yang lebih berkembang. Dengan begitu Noboru Takeshita, tentu pula akan memberi masukan kepada penggantinya Perdana Menteri Jepang yang baru, tentang hubungan-hubungan Jepang- ASEAN dan Indonesia. Bahkan juga menyangkut masalah-masalah ekonomi Asia Pasifik, yang akan berkembang sebagai topik kerjasama ekonomi kawasan baru. Dalam memberikan sumbangan kepada dunia Perdana Menteri Takeshita telah mengumumkan "Prakarsa Kerja- sama Internasionalnya", yakni pengukuhan kerjasama un- tuk mencapai perdamaian, pengukuhan pertukaran kebuda- yaan internasional, dan pengukuhan perluasan serta pening- katan Bantuan Pembangunan Resmi, melalui ODA Jepang. Negara-negara ASEAN termasuk Indonesia adalah bebera- pa diantara bangsa-bangsa penerima terpenting prakarsa Takeshita itu. Disamping itu, pada pertemuan kepala-kepala pemerin- tah Jepang dan negara-negara ASEAN di Manila, Desember 1987, Perdana Menteri Takeshita mengumumkan pendirian Dana Pembangunan ASEAN-Jepang (AJDF). Melalui dana ini Jepang menyediakan tidak kurang dari US$ 2 miliar bagi peningkatan pembangunan ekonomi sektor swasta ASEAN- dalam 3 tahun. Ini terlaksana dengan mendirikan Dana Investasi Jepang-ASEAN untuk meningkatkan investasi langsung di kawasan ASEAN di mana Jepang memberikan pinjaman umum tanpa melalui ikatan program ODA, dalam pinjaman dua tahap (two step lcan) melalui Bank Ekspor Impor Jepang. Persetujuan mengenai pedoman pe- laksanaan ADJF itu, telah dikukuhkan bulan Juli tahun lalu, dan Jepang tengah giat-giatnya menjalankan investasi dan pinjaman itu di kawasan ASEAN. Belum pula, pertukaran program teknik antar ASEAN, Dana Budaya ASEAN, Bea Siswa Jepang untuk ASEAN, proyek pengembangan sumber daya manusia ASEAN, pro- gram pelajaran bahasa Jepang untuk pejabat-pejabat muda Dinas Luar Negeri negara-negara Asia dan kawasan Pasi- fik, Program Persahabatan untuk Abad ke 21, proyek per- tukaran Jepang-ASEAN dan kerjasama lainnya adalah juga sangat bermanfaat. Pertukaran belajar seyogianya dapat dikembangkan lebih baik, dalam praktek-praktek tehnik dan bisnis yang lebih berarti. Artinya orang-orang ASEAN atau Indonesia, dalam program-program itu, diberi kesempatan praktek dengan segala kecanggihan sosial, ekonomi dan budaya ini. Sehingga begitu sekembalinya ke negara asalnya, mereka juga dapat menerapkan kemajuan teknologi, dagang, disain dan bisnis Jepang itu dengan baik. Ini kemanfaatan dan hasil-hasil kerjasama ASEAN- Jepang dan bahkan juga Indonesia-Jepang. Misalnya andil ASEAN dalam perdagangan Jepang tahun 1982 sekitar 14%, tahun 1988 menurun jadi 9,7%. Sedang penanaman modal Jepang di negara-negara ASEAN dari 67-1987 terca- tat di Indonesia US$ 545 miliar, Singapura US$ 494 miliar, Muangthai US$ 250 miliar, Malaysia US$ 163 miliar, Pili- pina USS 72 miliar dan Brunei US$ 24 miliar. Sedang penge- luaran ODA Jepang untuk negara ASEAN tahun 1987 terca- tat; Indonesia US$ 707,3 miliar, Malaysia US$ 276,4 miliar, Pilipina US$ 379,4 miliar, Singapura US$ 11,2 miliar, Muangthai US$ 302,4 miliar dan Brunei US$ 2,8 miliar. Jadi memang banyak manfat kerjasama ASEAN-Jepang ini, begitu pula bagi kita Indonesia. Namun agaknya dalam kunjungan Takeshita ini, perlu dimanfaatkan hal-hal pen- ting bagi kemajuan dan perkembangan kerjasama ekonomi lebih lanjut. Paling tidak dalam usaha menarik investor, Indonesia telah membuka pintu selebar-lebarnya, dan ke- nyataannya Jepang merupakan investor nomor satu setelah negara-negara lainnya. Namun terakhir, pandangan inves- tor Jepang ini, agak beralih ke Thailand, Malaysia atau Pilipina. Tentu banyak faktor yang membuat investor Jepang ini tertarik ke Thailand dan Malaysia. Trend ini, bila dibiarkan terus, akan bisa merugikan kita Indonesia. Hendaknya apa yang telah digagaskan Takeshi- ta, terutama dalam program investasi Jepang di Indonesia, perlu ditangani dengan baik. Artinya, kondisi investasi, prasarana dan infra struktur investasi dengan kondisi berusaha yang baik dan terjamin, harus terus diciptakan. Kalau tidak kita akan ketinggalan, apalagi kini pandangan juga terbuka ke kawasan Asia lainnya, seperti Vietnam dan lain-lain. Kita berharap, pembicaraan Perdana Menteri Takeshita dengan pemerintah Indonesia, akan membawa saling man- faat yang berguna. ** HARIAN NERACA Perusahaan Penerbit Pers PT. PERSINDOTAMA ANTAR NUSA Surat Izin Usaha Penerbitan Pers, No. 002/Menpen/ SIUPP/A7 1985 Tanggal 14 Agu 1985 Bank Pengasuh Pemimpin Umum & Pemimpin Redaksi Pemimpin Perusahaan Redaktur Staf Ahli Terbit Pagi Harga Langganan Tarif Iklan Alamat Redaksi/ Tata Usaha/Iklan Telepon Fax. Telex Setting/Cetak BDN Cab. Gambir J. Ir. Haji Juanda Rekening Nomor: 01316.2.2.11.01.5 BNI 1946 Cab. Kramat Jl. Kramat Raya Rekening Nomor: 002890001 BRI Cab. Khusus Jl. Sudirman Reke- ning Nomor: 314568235 Bank Umum Koperasi Indonesia Jl. Letjen S. Parman Rekening Nomor : 041508 Giro Pos: A. 13350 : Zulharmans Azwirman Noersal : Azwar Bhakti, Ferik Chehab, Drs. Peter Tomasoa. Dr. Anwar Nasution, Dr. Alfian, Drs. Abdul Latief, Tanri Abeng MBA, Sanjoto, Ahmad S. Adranputra 6 X seminggu dalam kota DKI Jakarta Rp 6.500/bulan Luar kota tambah ongkos kirim Display Rp 3.000 per mm/kolom Keluarga Rp 2.000 per mm/kolom Baris Rp 3.000 per baris, minimal 3 baris • : Jalan Jambrut No. 2-4 Kramat Raya, Jakarta 10430. : 323969, 337441, 332676 Tromol Pos No. 386 : (021) 3101873 : 46000 NERACA 1 A Jakarta : P.T. Agrapress Isi diluar tanggungan percetakan Surat kabar ini dicetak di atas kertas produksi dalam negeri. ISSN U2 15-31 81 FORUM - OPINI Koperasi dan Pangsa Pasar Lebaran BAIK Hari Natal maupun Hari Lebaran selalu merupakan mo- ment-moment khusus bagi bisnis perdagangan yang melayani kon- sumen perseorangan secara lang- sung. Disini jadi urgent masalah agama yang dianut oleh masyarakat kon- sumen yang merupakan pangsa pasar tersebut. Karena mereka ini lah yang akan menentukan waktu, bentuk dan jumlah dari permin- taannya terhadap pasar. Bagi media massa yang berhas- rat untuk melayani masyarakat pembacanya ini akan merupakan sebuah objek tersendiri pula. Ten- tunya ia dipengaruhi oleh 'corpo- rate identity' atau identitas falsa fati dari perusahaannya. Dan bicara masalah ini, merupakan suatu yang menarik untuk melihat interdepen- densi atau saling ketergantungan dari media, pembaca dan berita- nya. Jika kita menurunkan sebuah tulisan berjudul 'Koperasi dan Pangsa Pasar Lebaran' pada saat ini juga oleh sesuatu sikap pan- dang. Bahwa antara Koperasi, umat Islam, Lebaran dan media massa ada pula sebuah interdepen- densi tersebut. Koperasi Media Massa "Lebaran" KITA semua telah mafhum, bahwa melihat kelompok sasaran- nya ada dua jenis koperasi. Yaitu pertama Koperasi Konsumen. Ke- duanya Koperasi produsen. Pada Koperasi Produsen kita kenal Koperasi Penyediaan, Kope- rasi pemasaran serta Koperasi Pe- nyediaan dan Pemasaran. Yang kita maksudkan dengan ke- lompok sasaran adalah orang yang menjadi anggota Koperasi itu. Jika koperasi konsumen dan koperasi produsen terhadap ang- gotanya hanya melakukan fungsi pembantu atau pelengkap maka ia kita sebut koperasi pembantu. Jadi sini koperasi adalah subtitu- tif bagi masyarakat sasarannya. Artinya anggota tidak menyatu de- ngan koperasinya. Koperasi adalah alternatif dari sekian alternatif yang ditemuinya di pasar. Dia bisa di- tukar. Umpamanya kita lihat Ko- perasi Konsumen. Bagi anggota- nya, koperasi ini adalah sarana pelengkap untuk memanfaatkan kebutuhan hidupnya. Konsumen mempunyai pendapatan. Pendapat- an ini bisa dari berbagai macam sumbernya. Konsumen tentunya berkeinginan untuk memanfaat- kan pendapatannya bagi sebesar- besarnya kesejahteraan. Disinilah kemudian konsumen menilai jasa koperasinya. Teruta- ma pula pada hari menjelang lebar- an, kerjasama Dolog dengan kope- rasi perlu ditingkatkan. Bagi masyarakat yang tinggal di kota. Ada sesuatu yang unik me- reka alami pada suasana menje- lang lebaran ini. Yaitu 'tunjangan Hari Raya. Walaupun kita mak- lum, tiada semua mendapatkan nya. Pada hari raya dan suasana- nya ini selalu di lihat kecendrung- an meningkatnya permintaan akan sandang dan pangan. Inilah komo- diti lebaran. Inilah konsumen leba- ran. Dan inilah waktu dan daya beli lebaran di kota. Di desa tidak atau kurang kita ketahui mekanismenya terhadap arus uang. Dari mana THR di desa? Tetapi di sisi permintaan Ada beberapa temuan yang me- narik dari mengikuti 's.k. HARI- ANNERACA. Walaupun permin- taan akan komoditi garmen me- ningkat. Tetapi tiga fabrikan textil tidak menaikkan produksinya. (Biar Permintaan Naik, Produsen Enggan Tambah Produksi, 29-4- akan komoditi lebaran, keadaan- rasi Konsumen pada hakekatnya nya tetap identis dengan di kota: telah lengah melihat tugasnya pada Meningkatnya permintaan akan suasana lebaran ini. Jika jaringan kerjasama tersebut dimanfaatkan komoditi sandang-pangan: dengan sebaik-baiknya Koperasi Konsumen bisa membantu anggo- tanya untuk menyelamatkan dana anggaran lebaran. Jika koperasi produsen memanfaatkan jaringan kerjasama ini pula, la menciptakan jalur distribusi yang singkat dan menekan biaya pemasaran. Apakah yang lebih diharapkan oleh konsumen menjelang lebaran? Selain tidak melonjaknya harga. Apakah yang diharapkan oleh sege- nap aparat pemasaran di hari men- jelang lebaran? Selain dari mem- peroleh pendapatan yang layak untuk ikut berhari raya! 89). Keberadaan SK Gubernur/Ke- pala Daerah DKI no. 241/1982 hanya bisa diperlakukan di daerah- daerah ramai. Karena itu Depar- tement Store kejar konsumennya sejak pukul 7.30 pagi (Rubrikasi Industri Perdagangan, tgl 26-4- 1989). Dan kemudian juga, gam- bar berbicara banyak. 29-4-1989 Ny. Nina Akbar Tanjung menin- jau Pasar Murah Persatuan Olah Raga Pernapasan Indonesia di Jl. Diponegoro. Bertempat di hala- man sebuah cineplex dan pasar swalayan dalam kawasan ramai dan penduduk berdaya beli baik. Di Media massa lainnya kita membaca, banyaknya bazar-bazar lebaran yang penuh dikunjungi orang. Tentunya juga ada yang sepi pengunjung. Oleh Gampito Tjahjo Said Namun kali kini kita tiada men- dengar pasar murah yang di kelola oleh koperasi. Kecuali Koperasi Pasar Sudirman. tar Sebenarnya jika kita bertolak dari misi pasar koperasi, adalah wajar jika koperasi yang lebih banyak melaksanakan kegiatan se- macam itu. Mengapa demikian? Pemasaran lebaran JIKA permintaan akan komo- diti garment bertambah dan ia tiada dihasilkan oleh fabrik besar dari mana ia penuhi? Jika banyak bazar lebaran diadakan, tentu ada komoditi yang ditawarkan dan konsumen yang meminta. Jika departement store berupaya buka mulai pagi, tentu ada stock yang perlu dilepaskan? Disini kemudian kita jadi ter- tarik kepada koperasi konsumen dan koperasi produsen terutama koperasi pemasaran. Bisakah kita berasumsi, bahwa komoditi lebaran adalah produksi dalam negeri dari Industri Kecil? Mengapa mereka tiada mengorga- nisir diri pada KOPINKRA? HARIAN NERACA Jika benar penawaran mening- kat, mengapa toko-toko KSU dan toko-toko Koperasi Karyawan dan Koperasi Pegawai tidak melihat kelompok konsumen ini sebagai pangsa pasar yang perlu mereka manfaatkan? Demikian juga WA- SERDA KUD! Di Ibukota Jakarta, pada tahun 1988 penulis masih sempat meng- amati melalui media massa, ada- nya Koperasi-Koperasi yang me- ngelola bazar lebaran. Ditemuinya KSU-KSU melakukan bazar yang serupa. Mekanisme ini hanya bisa ter- cipta, jika pihak-pihak koperasi dan para pembinanya tiada ragu akan manfaat jaringan kerjasama koperasi. Demikian juga anggota- nya. Dengan kemajuan teknologi, de- wasa ini, fungsi la ut telah mening- kat dengan ditemukannya bahan- bahan tambang dan galian yang berharga di dasar laut dan dimung- kinkannya usaha-usaha mengam- bil kekayaan alam. Kekayaan alam tersebut baik di atasnya maupun di dasar laut. Bu- kan pula suatu yang mustahil jika abad yang kedua puluh satu nanti fungsi laut juga akan berkembang menjadi tempat tinggal umat manu- Seiring dengan itu pula, maka pada tanggal 18 Oktober 1983 diundangkanlah UU No. 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eks< klusif. Sehingga dengan dikeluar- kannya UU tersebut, maka Indone- sia secara resmi telah mempunyai kedaulatan penuh atas perairannya sesuai dengan batas yang telah di- akui rezim hukum internasional. Dari itu pula, Indonesia pun sia, hal mana dewasa ini sedang berhak memanfaatkan segenap dipikirkan dan dirintis oleh para sumber daya alam, baik hayati ahli ilmu pengetahuan. ma upun non hayati yang terdapat Fungsi-fungsi laut seperti terse- di zona ekonomi eksklusif tersebut. but diatas sangat dirasakan oleh Pemanfaatan itu meliputi, eks- Indonesia, Indonesia sebagai suatu plorasi dan eksploitasi ekonomi negara kepulauan dengan jumlah zona tersebut, seperti pembangkit penduduk pantainya yang cukup tenaga air, arus dan angin serta yu- besar, dapat mengambil manfaat risdiksi yang berhubungan dengan keberadaan laut tersebut seperti pembuatan dan penggunaan pulau- halnya dari kekayaan ikan sebagai pulau buatan, instalasi-instalasi, ba- sumber bahan makanan yang pe- ngunan-bangunan, penelitian ilmi- nuh protein. ah mengenai ke lautan, perlindung- an dan pelestarian lingkungan laut. Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia Dalam pemanfaatan sumber da- ya alam hayati di ZEEI, maka se- BERKAITAN dengan fungsi suai dengan Konveksi Perserikatan dan kekayaan laut itulah, maka Bangsa-Bangsa tentang hukum pada tanggal 21 Maret 1980 In- laut, negara lain dapat ikut serta donesia menerbitkan Zona Eko- memanfaatkan sumber daya alam Anggota perlu menyadari, bah- wa jika koperasi konsumen harus bergerak kesana, ia perlu modal usaha. Anggota koperasi pemasaran se- layaknya memahami, bahwa untuk terciptanya harga pasar yang meng- untungkan buat mereka secara ko- llektif, ia perlu mendelegasikan pe- masaran produknya pada koperasi nya. Dan tentunya bagi para pelak- sa na koperasi ia perlu pula tanggap dalam profesinya seperti Depar- temen Store. Mengelola usaha ko- Bila kita perhatikan peta negara- negara pariwisata di kawasan Asia Pasifik dewasa ini, Indonesia masih jauh ketinggalan terutama dalam kemampuannya menyedot jumlah wisatawan internasional, yang me- nurut laporan The World Tourism Organization (WTO) tahun 1986 Di tahun ini kita mengamati lalu diperkirakan berjumlah 350 banyaknya Dharma Wanita turun juta orang. Indonesia pada tahun menyelenggarakan bazar serupa. itu baru mampu menyerap seba- Timbulnya PT-PT yang tampil nyak 825.035 orang wisatawan menjadi penyelenggara bazar besar- mancanegara. besaran. Bazar lebaran menjadi komoditi, Koperasi Pemasaran dan Kope- Zona perasi sesuai dengan prinsip-prinsip kelayakan usaha koperasi. Tidak merugi dan tidak berspekulasi. Me- nekan biaya serta effisien dan effek tif dalam pelayanan. Dan media massa tentunya perlu pula memahami, bahwa memasya- rakatkan ini adalah sebuah tugas. Siapa lagi yang akan dapat men- jadi media, perantara koperasi dengan lingkungannya, kalau tidak 'media massa? Di tangannya ter- letak pembentukan opini masya- rakat terhadap koperasi. Di tangan nya terletak pengaruh membentuk sikap 'manusia seutuhnya', Dan di tangannya pula terdapat kemam- puan untuk memporak pora nda- kannya. BEBERAPA alasan logis bisa kita kemukakan dalam suasana lebaran ini untuk melihat penting- nya koperasi bagi produsen indus- tri kecil. Eksplorasi dan Eksploitasi DALAM pelaksanaan ataupun adanya kegiatan-kegiatan untuk eksplorasi maupun eksploitasi eko- nomi, seperti pembangkit tenaga dari arus, air dan angin di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia ha- rus didasarkan izin pemerintah In- donesia. Penyesuaian pasar melalui koperasi Jika kita melihat komoditi pa- ngan yang ditawarkan oleh Dept Store ataupun di pasar lainnya. Tiada dapat kita pungkiri, bahwa banyak dari padanya adalah hasil produksi industri kecil dan buatan dalam negeri. Sedangkan untuk kegiatan-ke- giatan yang dilakukan oleh negara negara asing, orang atau badan huk um asing pula berdasarkan per- setujuan internasional antara Re- publik Indonesia dengan negara yang bersangkutan. INDONESIA adalah suatu ne- gara yang terletak antara dua sa- mudera besar dan dua benua, yang komposisi geografisnya terdiri dari pulau-pulau dan laut, yang me- ngandung banyak kekayaan laut. dan Potensi Dengan adanya kekayaan laut tersebut, Indonesia pun selalu mem- perjuangkan setiap teritorial laut yang menjadi kedaulatannya. Per- juangan tersebut bertujuan pula nomi Eksklusif Indonesia (ZEEI). untuk menjamin kesatuan dan ke- Zona Ekonomi Eksklusif di- utuhan bangsa, kestabilan politik, maksud adalah jalur di luar dan kemajuan ekonomi, kemantapan berbatasan dengan laut di wilayah HANKAMNAS, pengadaan dan Indonesia sebagaimana ditetapkan Sumber daya alam hayati mak- penyediaan sumber-sumber keka- berdasarkan undang-undang yang sudnya adalah semua jenis bina- yaan alam serta pemeliharaan ling- yang berlaku tentang perairan In- tang dan tumbuhan termasuk bagi- kungan laut yang sekaligus juga donesia yang meliputi dasar laut, an-bagian dan sumber daya alam demi masa depan bangsa Indone- tanah di bawahnya dan air diatas- non hayati adalah sumber atau sia yang lebih baik. nya dengan batas 200 (dua ratus) unsur alam hayati dari dasar laut mil laut diukur dari garis pangkal dan tanah dibawahnya serta air di laut wilayah Indonesia. atasnya dan kegiatan-kegiatan lain- Tujuan diumumkannya Zona nya berdasarkan rezim zona eko- adalah supaya Indonesia dapat me- nomi eksklusif selebar 200 mil manfaatkan perairannya dalam me- laut. ningkatkan kesejahteraan bangsa melalui sumber daya alam yang tersedia. Di samping tujuan ter- sebut, tujuan lainnya ialah untuk mendukung perwujudan Wawa- san Nusantara, demi tercapainya kesatuan dan persatuan bangsa. Fungsi Laut DALAM sejarah, laut terbukti mempunyai berfungsi fungsi, anta- ra sebagai sumber makanan bagi umat manusia, sebagai jalur per- dagangan, sebagai sarana untuk penaklukan, sebagai tempat per- tempuran, tempat bersenang-se- nang dan rekreasi dan lain sebagai- nya. PROSPEK dunia pariwisata bagi umumnya negara-negara yang terletak di kawasan Asia Pasifik akan berkembang dengan pesat dan cerah, seiring dengan pembe- nahan dan pengelolaan yang dila- kukań oleh masing-masing negara wilayah ini, baik ke dalam ma u- pun ke luar. Bahkan diprediksikan bahwa sektor pariwisata akan tam- luar negeri, saat mana Republik Keterbatasan dana dan gerakan pil sebagai bidang yang potensial untuk menunjang dan mengambil alih sektor-sektor lainnya sebagai sumber devisa utama di negara ter- tentu. Rakyat Cina (RRC) yang baru melancarkan kebijakan politik pin- tu terbuka sejak tahun 1978 sudah mampu mengundang wisatawan mancanegara sebanyak 1.610.385 orang. di ikuti oleh produsen langsung nisme kerja, seperti pembahagian tersedia cuk up. Jika tidak ditemui penimbun barang. perekonomian kerja. Sementara sebagai pengusa- di pasaran, maka ia adalah ulah ha ia dituntut untuk senantiasa Dan last but not least, satuan memantau pasar yang makin lama makin rumit oleh perkembangan jumlah barang yang ditawarkan pa sar berada pada posisi yang sangat tidak seimbang dengan kecilnya kebutuhan dari pengusaha kecil, Maka usaha untuk menerobos langsung pasaran bahan baku hanyalah dapat diciptakan oleh ada dan berfungsinya sebuah kope rasi penyediaan. Hari Natal, Hari Lebaran dan Hari Raya lainnya adalah hari sejehtera bagi umatnya. Jika kope- rasi berhajat kepada kesejahteraan itu, maka ia perlu menyelamatkan- nya. Jika aparat pemerintah berha- jat kepada terlaksananya pesan konstitusi, maka ia perlu mencip takan kondisi yang menunjangnya, justru malah bisa berbahaya ter- hadap harga jual yang harus dite- rimanya. Di Bazar orang lebih banyak melihat dan memperban- dingkan. Pembeli dalam suasana ini sangat anggun. Ia sangat bebas untuk menetapkan minat belinya. Koperasi pemasaran bisa membantu soal ini. Karena modal koperasi itu berasal dari anggota, dengan demikian koperasi men- jadi milik anggota. Di sini anggota koperasi memi- liki daya pengaruh besar terhadap koperasi pemasaran ketimbang ter- hadap Dept. Store. promosi wisata Indonesia di luar negeri yang sejak bertahun-tahun terakhir ini dinyatakan kurang, bu- kanlah merupakan suatu alasan yang dapat diterima kenapa dunia Muangthai misalnya, telah meng- pariwisata Indonesia masih belum garap dan mengembangkan kepari- Begitu juga halnya dengan se- berkembang tanpa kita melihat wisataan jauh lebih baik dibanding- jumlah negara-negara tujuan wisa- terobosan-terobosan lain yang jus- kan dengan sejumlah negara ASE- ta lainnya dika wasan Asia Pasifik, teru mampu mengatasi masalah AN dan Asia Pasifik lainnya, Se- mencatat jumlah wisatawan yang dana dan promosi tersebut. hingga tidak mengherankan kalau cukup besar. Hawai, tahun 1986 negeri itu sangat tergantung pada dikunjungi oleh 5.607.000 wisata- kegiatan pariwisata. Karena itu wan, disusul oleh Hongkong seba- banyak negara tetangga khusus- nyak 3.733.347, Singapura 3.191. nya, belajar dan menimba penga- 058, Muang thai 2.818.092 begitu laman dari Muang thai tentang ba- juga dengan Jepang, Korea Selat- gaimana cara mengelola dunia bis-an, Australia dan Filipina menca- nis wisata dengan baik, tidak ter- tat jumlah wisatawan yang besar. kecuali Indonesia. Dibanding dengan perkembang an pariwisata Indonesia pada masa lalu, diakui bahwa pertumbuhan pariwisata ditanah air kita seka- rang meningkat dan berkembang bagus. Sektor pariwisata di negeri Nusantara ini sudah mampu mem- berikan sumbangan yang sangat berarti kepada pembangunan dan kesejahteraan masyarakat bangsa. Akan tetapi pertumbuhan tersebut masih jauh berada dibawah negara- negara lain dikawasan Asia Pasi- fik. Oleh karena itu, belum saatnya Sedangkan negara tetangga kita kita merasa puas akan pembang un- Malaysia sudah dikunjungi oleh an dan pertumbuhan pariwisata 1.053.821 orang wisatawan dari sebab perjalanan masih panjang. Meskipun pemerintah harus mengalami kejadian pahit anjlok- nya harga minyak bumi yang men- jadi andalan utama devisa negara sejak dan selama bertahun-tahun, serta sulitnya menerka perkem- bangan perekonomian tanah air dan dunia, pada gilirannya kelak tidak mustahil pendapatan dari sektor pariwisata akan menjadi tula ng punggung pembiayaan roda pemerintahan dan pembangunan. Artinya, bisnis pariwisata akan le- bih banyak berperan dalam devisa negara menggantikan sumber-sum- ber non-migas lainnya. Untuk maksud-maksud tersebut, Pemerintah dan Masyarakat Indo- nesia perlu menemukan terobosan- terobosan baru dan strategi-stra- tegi yang memungkinkan sesuai Ekonomi Eksklusif Oleh Wilson hayati, sepanjang Indonesia belum yati yang diperbolehkan (allowa- memanfaatkannya secara keselu- blel catch). ruhan sumber alam hayati terse- but. Dalam hal usa ha perikanan, In- donesia belum dapat sepenuhnya memanfaatkan seluruh tangkapan, yang diperbolehkan tersebut, ma- ka selisih antara jumlah tangkapan yang diperbolehkan dan jumlah kemampuan tangkap (capacity to harvest) Indonesia, boleh diman- faatkan oleh negara lain dengan izin pemerintah Indonesia berda- sarkan persetujuan internasional. Misalnya, jumlah tangkapan yang diperbolehkan ada 1000 ton Tetapi untuk membuat sebuah dal yang tiada kecil. usaha pemasaran, tentu butuh mo- Hanya saja jika dibandingkan de- dipunyai oleh koperasi tersebut ngan kekuatan pasar yang akan nantinya, maka modal kollektif di koperasi pemasaran sangat jauh lebih kecil dari modal sebuah usa- ha Departement Store. Pengusaha-pengusaha kecil da- lam mekanisme pasar yang ada tiada akan mampu untuk berjuang gejolak pasar itu yang berada di sendiri-sendiri. Ia akan tertelan oleh fuar pengaruhnya. Bahan baku, daya beli masyarakat. Minat beli mereka dan kadangkala juga ke- mampuan produksinya sendiri: Mutu, waktu dan harga. ta Jadi dengan demikian secara internal ke perusahaannya masing- masing, pengusaha kecil sudah bu- tuh perhatian yang terpusat. Ini lebih penting lagi disadari, karena dengan berkembangnya perekono- mian kita, maka keterkaitan pasar akan lebih mendominasi pola pro- duksi. (senbu) sedangkan jumlah kemam- puan tangkap Indonesia mencapai 600 ton, maka negara lain boleh memanfaatkan dari sisa 400 ton Karena itu pengusaha kecil mau tidak mau perlu membentuk peru- sahaan bersama sebagai koperasi pembantu, Koperasi pembantu ini akan menjadi penghubung antara mereka dengan pasar. Beberapa alasan ingin kita kemu- kakan untuk menjelaskan ketidak mampuan pengusaha kecil untuk menghadapi gejolak pasar itu, Ditinjau dari sudut sosiologis pengusaha-pengusaha industri kecil ini (garment, sepatu, kelontong dan sebagainya), adalah kelompok ko- peratif yang bisa ditumbuhkan ke- pentingan bersamanya. Kelompok yang ditinjau dari kekuatan pasar-pasar secara tuntas. Hal ini disebab- nya, mengandalkan lebih banyak kan tidak hanya karena sikap hi- kerjasama ketimbang kompetisi, dup mereka sebagai petani, peng- usaha kecil dan rumah tangga. Kita perkirakan, bahwa peng- usaha kecil tidak bisa menganalisa Dan masalah pemasaran adalah masalah yang sangat komplek! Pe- masaran ala bazar lebaran, jika ia Tetapi juga, karena tiadanya or ganisasi yang mantap dalam meka- Perlu Penyesuaian Strategi bagi Perikanan ng Hukum Laut. manfaatan potensi perikanan di perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) dewasa ini baru 1,92 persen dari potensi lestari yang ada. Sedangkan untuk penyerapan pasar perikanan di dalam maupun di luar negeri belum jauh dan masih mempunyai prospek yang baik sekali. Hal ini dapat dibuk- tikan dengan perkembangan eks- por ikan Indonesia. Di mana eks- por hasil perikanan dari tahun 1984 hingga tahun 1987 menga- lami kenaikan rata-rata 23,1 per- sen per tahun dalam volume, yakni dari 75,695 ton pada tahun 1984 menjadi 140.378 ton pada tahun 1987, dan 25,3 persen dalam nilai, yakni dari 248,06 juta dollar AS pada tahun 1984 menjadi 475,52 juta dollar AS tahun 1987. Jelasnya, ada kenaikan seperti: tersebut dengan izin dari pemerin- pada tahun 1984 sebesar 1,14 per- tah Republik Indonesia berdasar- sen, 1985 sebesar 1,40 persen, kan persetujuan internasional. 1986 sebesar 2,53 persen, 1987 sebesar 2,77 persen dan 1988 sebe- sar 3,18 persen. Potensi Perikanan PERIKANAN adalah merupa- kan kekayaan laut yang tradisional selama ini, walaupun penting keka- yaan alam lainnya. Dewasa ini beratus-ratus ton ikan ditangkap setiap tahunnya dari laut. Karena sampai sekarang ini kira-kira 3% dari seluruh makanan yang dima- kanan umat manusia berasal dari laut. Bertolak dari itu pula, sebagai landasan utama dalam penggalian potensi ikan adalah semuanya ham- pir telah diatur sedemikian rupa, baik terhadap negara lain maupun untuk Indonesia. Tiada lebih juga kemampuan untuk negosiasi dengan mitra da gangnya yang jauh lebih mengerti Suasana pasar. Dan juga daya se- rap terhadap informasi pasar yang makin mutlak dalam perkembang an pasar lokal, regional, nasional dan internasional. Demikian juga jarak antara per- usahaan dengan pasar yang sedemi- kian jauh. Ini hanya mungkin di- capai dengan upaya yang kuat, biaya yang tinggi dan risiko yang Pengembangan Wisata Indonesia Untuk syarat-syarat perjanjian ataupun persetujuan internasional dicantumkan hak-hak dan kewa- jiban yang harus dipenuhi oleh me- reka yang melakukan kegiatan eks- plorasi di zona tersebut, antara lain kewajiban untuk membayar pu- ng utan kepada pemerintah Repub- lik Indonesia. Dan untuk konser- vasi sumber daya alam hayati, Misalnya saja dalam penggalian ikan dari perairan ZEEI, Indonesia nal agar diberikan perlindungan Juga, kepada nelayan tradisio- mempunyai peluang yang lebih be- yang secukupnya. Karena, dengan Indonesia berkewajiban untuk men-sar untuk memanfaatkan potensi adanya pemakaian alat-alat tang- jamin batas panen lestari (maxi- perikanan sesuai dengan konvensi kap ikan yang cukup mutakhir, mam sustainablespield) sumberda- Perserikatan Bangsa-Bangsa Ten- seperti halnya pukat harimau yang ya alam hayati di ZEEI. sudah lama dilarang, banyak sekali Namun agak berbalik juga, ka- mematikan para nelayan tradisio- rena sampai sekarang peluang yang nal. ada itu belum dimanfaatkan sepe- nuhnya oleh Indonesia. Sebab, pe- Dengan memperhatikan batas panen tersebut, Indonesia berke- wajiban pula menetapkan jumlah tangkapan sumber daya alam ha- * Penulis adalah peminat masa- lah perikanan dan ekonomi. besar. Dan memang dalam sejarah per- inilah yang mendorong tumbuh koperasian internasional hal-hal dan berkembangnya koperasi pro- dusen. Dapat kita kemukakan juga di- sini, bahwa pengusaha kecil ber- ada dalam ketak berdayaan untuk ikut mempengaruhi pasar. Peng- usaha-pengusaha kecil pada sendiri-sendiri menghadapi mitra umumnya tampil di pasar secara dagangnya yang tampil secara lebih terkonsentrasi dan terorganisir. Satujalan keluarnya adalah, jika pengusaha kecil meninggalkan iso- lasinya dan mengornisir dirinya. Untuk menciptakan sebuah me- kanisme kesatuan walaupun bersi- fat relatif, maka mereka memben- tuk sebuah perusahaan bersama yang akan menghadapi mitra da- gang yang telah terkonsentrasi itu. Sebuah koperasi secara historis terbentuk dan berkembang sesuai dengan berapa jauh moment iso- lasi ini dirasakan oleh pendiri- pendirinya. Serta juga disadari oleh lingkungan lainnya yang ke- mudian bergabung pada usaha koperasi itu. Pangsa Pasar Lebaran dan Koperasi GEJOLAK pasar menjelang le- baran adalah pertanda dari hadir- nya momen-momen ini. Kita ingat saja adanya operasi pasar dari BULOG/DOLOG. Kita sangatpu- la pernyataan Bapak Direktur Jen- deral Perdagangan Dalam Negeri R.I., la memperingatkan agar pe- dagang jangan menimbun barang. Barang-barang keperluan lebaran koperasi. Oleh Alba Ada beberapa hal penting yang perlu melandasi usaha dan gerak- an-gerakan pembangunan pariwi- Halaman VI Jika Bazar Lebaran menjadi ko moditi, maka untuk komoditi ini harus ada biayanya yang harus dibebankan pada biaya jual komo diti lebaran itu sendiri. Haruskah kita memilah masyarakat untuk belanja lebaran ke Balai Sidang biaya anggaran yang perlu dialoka- dan ke kaki lima? Berapa besar sikan ke kaki lima dan berapa ke Balai Sidang, dan apa dampaknya terhadap alokasi dana Hari Raya? Jika Dharma Wanita membuat bazar di instansi, tiada celanya jika ia bekerjasama dengan Koperasi Pegawai ataupun Koperasi Pema- saran. sa ta di Indonesia khususnya untuk mencapai sasaran-sasaran pokok dan mengembangkan dunia wisata Indonesia sebaik mungkin. Pertama, pengelolaan objek-ob- jek wisata menjadi suatu objek wisata yang menarik, penuh catat- an-catatan yang akan menggores ingatan dan kenangan para wisata- wan. Pengelolaan ini harus dise- suaikan dengan kondisi dan ciri khas daerah dan selera wisatawan itu sendiri. Kedua, pentingnya pelayanan yang baik dari pihak pengelola pariwisata atau pihak-pihak yang dalam kegiatannya banyak terkait dengan sektor kepariwisataan. Mi- salnya, hotel, biro-biro perjalanan dan pemandu wisata dan lain-lain. Ketiga, para wisatawan mem- butuhkan biaya yang relatif murah dan dengan pembayaran yang efi- sien. Memang banyak diantara me- reka yang membutuhkan pelayan- an-pelayanan yang serba lux, akan tetapi lebih banyak menginginkan kesederhanaandaninit karena tidak semua wisatawan itu orang-orang kaya. Memang banyak pengusaha ke- cil belum melihat pentingnya arti koperasi. Tetapi jika bazar lebaran berniat untuk menampung aspirasi mereka, perlu di teliti komposisi pesertanya. Perlu dinilai kebijak- Penulis berasumsi, disini tidak sanaan harga yang dilakukannya, bertemu harga pasar, tetapi harga obral. Jika ini kita budayakan, maka bazar adalah tempat pelem- paran barang produksi biaya ting- gi. Dia tidak mendidik kepada effi- siensi produksi. Dia menarik untuk menjual martabak. Satu timbul sepuluh mengiringi. dengan perkembangan dan tuntut- bangunan, pengembangan dan pro- an kepariwisataan internasional. mosi wisata Indonesia bisa saja Sebagai sektor yang melayani ma- dikodifikasikan dalam suatu unit syarakat internasional, duni pari- pedoman. Namun dalam operasi- wisata tak obahnya sebagai pergu- onalnya, dibutuhkan fleksibelitas latan dalam pasar, bersaing men- penerapan agar dapat disesuaikan cari konsumendan membuat mere- dengan kehendak pasar. ka se na ng tentunya. Memang pada umumnya wisata- wan memiliki keinginan-keingin- an yang universal dan hampir ber- samaan. Akan tetapi dalam hal-hal tertentu, selera dan pandangan ma- syarakat Jepang dalam bidang rasa dan estetika bisa saja berbeda de- ngan masyaratka Cina, Amerika, India dan sebagainya. Membaca medan, menyesuai- kan rasa dan prakarsa kerjasama merupakan bagian dari elemen strategi pengembangan pariwisata yang penting diterapkan. Karena itulah muncul suatu optimisme bila terhadap negara yang berbeda di- lancarkan strategi yang berbeda pula. Keempat, kita perlu memikir- kan suatu strategi praktis tetapi memiliki jangkauan luas dalam usaha menjaring wisatawan man- canegara tersebut. Akhirnya kita akan semakin. jauh dari cita-cita pembangunan, pertumbuhan, pemerataan dan sta bilitas. * Penulis adalah pengamat ekonomi Sejauh ini, masih ditemukan se- jumlah kendala dalam memperce pat dan memperlancar pemba- ng unan pariwisata di Indonesia. Kendala tersebut antara lain me- ngenai pengertian dan pemaham- an masyarakat, khususnya masya- rakat yang ada di daerah-daerah. yang masih kurang terhadap mak- na kunjungan wisatawan manca- negara ke daerah mereka. Sehingga hal ini menimbulkan kesan yang kurang bagus terhadap wisatawan yang justeru berharapanakannya- man dan mendapatkan kenangan indah selama perjalanan wisata. Berbicara masalah selera dan keinginan universal wisatawan mancanegara, tidak terlepas dari pelayanan yang nyaman, kebersi- han informasi yang lengkap, trans- portasi mudah, fasilitas cukup, ke- jujuran petugas yang berkaitan dengan pariwisata dan masyara- kat, komunikasi lancar, keramah- tamahan, terdapat objek-objek yang aneh dan mempunyai nilai- sejarah budaya tinggi dan sebagai- nya. Merekrut wisatawan luar negeri tak obahnya seperti berdagang, Janganlah menjual es apabila hari hujan atau menjual jagung bakar pada saat panas terik. Orang juga banyak mengatakan agar jangan memancing ikan dengan apel. Be- gitu pula halnya dengan wisatawan mancanegara yang memiliki selera dan keinginan yang berbeda-beda. Untuk itu kita perlu menyusun pola dan strategi yang saling ber- beda terhadap sejumlah negara ber- beda yang diharapkan menjadi sumber atau asal kedatangan wisa- tawan ke Indonesia. *Alba, SH adalah Kepala Perwakil- an Yayasan Bhinneka Tunggal Ika Sebagai acuan, strategi pem- Sumatera Barat di Jakarta. Seruan Bersama ASITA Kemudian kendala lain terlihat pada promosi dan fasilitas wisata yang masih kurang di daerah-dae rah, kecuali Bali, sehingga objek- objek wisata di daerah yang meru- pakan rangkaian dari objek wisata nasional belum begitu familiar dan dikenal baik oleh wisatawan man- canegara. *** dan Penerbangan Karenanya, prospek eksporikan dari tahun ke tahun dapat dikata- kan cukup baik. Untuk itu, alang- kahbaiknya, jika pemerintah terus menggalakkan pemanfatan penang- kapan khususnya dari perairan zo- na ekonomi eksklusif. Jakarta, NERACA rator (perusahaan penerbangan) DEWAN Pimpinan Pusat Usa- dapat membuktikan adanya pe- ha Perjalanan Indonesia (DPP nyimpangan dari peraturan-per- ASITA) bersama perusahaan pe- maka baik Asita maupun para aturan pembukuan yang berlaku. nerbangan (Garuda Indonesia, Merpati Nusantara, Bouroq Indo- kan sesuai dengan tata krama usa- operator dapat mengambil tinda- nesia dan Mandala Airlines) dalam ha (Kode Etik) Asita dan bila rangka menyambut hari Raya Idul Di samping itu juga, pihak pe- Fitri 1989 ini mengeluarkan se- dianggap perlu dapat diajukan ke- merintah agar lebih mengetatkan ruan bersama. pada pihak yang berwenang ber- dasarkan hukum dan peraturan pengawasan kapal-kapal asing di perairan masuk wilayah RI. Sebab. yang berlaku. disinyalir masih banyak kapal-ka- pal asing yang mencuri ikan di perairan RI khususnya di wilayah ZEEI. Seruan bersama yang dikeluar- Seruan bersama ini menurut Sekjen Asita Drs, Yusuf Abdullah kepada Neraca ditujukan kepada kan tanggal 27 April 1989 tersebut seluruh agen penjualan untuk me- ditandatangani oleh Drs. Soesikto lakukan pembukuan penumpang (Kepala Devisi Niaga Garuda). sesuai dengan peraturan-peraturan Sujud Adiwikarta (Wakil Ketua ku /ketentuan-ketentuan yang berla- Umum DPP. Asita), Andreas Pra- Dikatakan seruan bersama ini yogo (Direktur Niaga Merpati Nu- dimaksudkan untuk menghindari santara). Moeljanto Jojomartono praktek-praktek pemblokiran tem- dan Capt. Gunadi Sugoto (General patolehagen yang pada gilirannya Manager Mandala Airlines). akan menyusahkan masyarakat pengguna jasa angkutan udara, ter- utama pada saat-saat menghadapi hari-hari raya tertentu. Ditandaskan, apabila para ope- 31 Yusuf menambahkan keluarnya seruan bersama ini juga dalam rangka meningkatkan pelayanan jasa angkutan udara. (15). 41 16 20 52 17