Kata Kunci Pencarian:
Tipe: Koran
Tanggal: 1983-05-21
Halaman: 07
Konten
Berita Yudha Sabtu, 21 Mei 1983 Chung Kebudayaan Sudah banyak bukti-bukti sejarah menunjukkan bahwa bangsa In- donesia pernah mencapai puncak- puncak kemajuan budaya yang tinggi luhur di tengah-tengah dan beradapan bangsa-bangsa di dunia. Kita sebagai generasi penerus bangsa Indonesia perlu menggali kembali dan mempelajarinya dengan sebaik- baiknya kebudayaan warisan leluhur kita itu guna modal pembangunan nasional dimasa sekarang dan yang akan datang dengan demikian akan ditemukan lagi ciri-ciri kepribadian nasional kita dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan cita-cita pembangunan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. Diantara sekian banyak hasil budaya nasional kita, dapat diketengahkan sejarah perkembangan dan kemajuan dalam bidang teknik logam pem- buatan Tosan Aji. Tosan Aji ialah benda pusaka hasil seni logam warisan leluhur kita yang berupa bermacam-macam jenis dan bentuk senjata tradisional yaitu: tom- bak, mata panah, luwuk, lameng, pedang, kudi (kujang), badik, ren- cong, wedung, keris, cundrik, patren dan masih banyak lagi menurut pena- maan masing-masing daerah di negara kita. Seni budaya Tosan Aji terjadi dalam jaman logam yang menurut pem- bagian prasejarah sesudah jaman neolitikum. Menurut beberapa ahli sejarah dikatakan bahwa kebudayaan neolitikum nenek moyang kita men- jadi dasar perkembangan kebudayaan Indonesia selanjutnya, yang berasal dari daratan Asia melalui jalan barat. Anehnya hasil budaya neolitikum tersebut ada yang dinamakan Neolitikum Papua yang pusatnya berasal dari Irian yang tersebar sam- pai Minahasa dan Sarawak, sehingga menimbulkan tanda tanya tentang asal budaya Neolitikum nenek moyang kita itu. Setelah jaman neolitikum dilanjutkan jaman logam. Jaman logam dibagi lagi dalam jaman perunggu, jaman tembaga dikatakan para ahli barat tidak dikenal oleh bangsa kita, dan selanjutnya jaman besi. Revolusi piringen video raksasa, yg masing- masingnya dapat menampung isinya ratusan buah buku. Tidak lagi para sarjana akan merasakan riset sebagai jerih payah yg banyak memakan waktu. Dalam abad mendatang, seorang ahll riset yg mempelajari Pertempuran Gettysburg akan dapat mengetik kalimat-kalimat tab kedalam sebuah komputer dan dalam waktu beberapa detik, Informasi yg tepat dari ribuan piringan akan dikem- balikan oleh komputer perpustakaan itu. Utk perongkosan yg telah ditentukan, orang dapat menggunakan komputer- komputer rumah utk menyadap kedalam bank-bank Informasi yg selalu ditanggali baru yg akan berisikan semua data yg kini tercakup didalam sebuah en- siklopedia 20-jild. Karya-karya referensi dan buku penuntun kerja juga akan bisa didapat pada videodisc-videodisc yg dapat dilihat dirumah. Utk memperbaiki sebuah mesin mobil, misalnya, orang-orang Amerika parle masa mendatang akan dapat meman gil manual reparasi-mobil paling akl dengan komputer rumah. Tabel Isinya akan diperagakan pada sebuah layar din- ding yg turun dari langit-langit ruangan media. Kalau mata seseorang tertancap pada kata-kata mesin mobil, komputer tsb, yg memberikan respon terhadap free HARYONO ARUMBINANG 2006 DedbA nei pret beingM TOSAN AJI MERUPAKAN HASIL BUDAYA NUSANTARA Mungkin para peneliti bangsa bara: itu lupa bahwa nenek moyang kita meninggalkan prasasti-prasasti yang ditulis diatas lempeng logam tem- baga. Dan juga karena tanah air kita kaya akan timah putih, maka jaman tembaga dilalui demikian cepat, sehingga jaman perunggu (logam campuran tembaga dan timah putih) dengan mudah diraihnya. Bukti-bukti jaman perunggu sebagai hasil seni budaya bangsa Indonesia adalah antara lain kapak corong, kapak sepatu yang mempunyai ben- tuk tersendiri yang menunjukkan adanya kemampuan yang kreatif dari bangsa kita, candrasa yang sangat ar- tistik bentuknya, nekara yang sangat indah pahatannya dan masih banyak lagi barang-barang perunggu yang sangat tinggi nilai seninya. Di daerah Priangan telah diketemukan cetakan- cetakan dari tanah liat (keramik) yang dipakai untuk mencetak kapak 092A coreng. Menurut para ahli bangsa barat dikatakan bahwa asal kebudayaan jaman perunggu itu adalah hasil alih teknologi dari kebudayaan Dengsen di sekitar Tenkim Cina Selatan. Dari para ahli itu tidak pernah disebut dari mana asalanya jaman logam emas dari bangsa Indonesia. Kepulauan kita dulu dinamakan oleh para pedagang Cina dengan sebutan Swarna Dwipa. Menilik kesukaan bangsa kita mengenakan perhiasan emas dan kemampuan pendulangan dan pengolahan emas secara tradi- sional, maka sebutan Swarna Dwipa tersebut tidak hanya menyatakan kesuburan tanah air kita, tetapi kemungkinan juga kemakuran bangsa Indonesia pada waktu itu. Benda emas kuna tersebut dinamakan emas buda. Kemampuan mengerjakan banguna.. bangunan dari batu-batu besar pada jaman megalitikum dan juga kemam- puan dari teknik pembuatan perahu- perahu besar untuk mengarungi lautan luas dan samudra menunjuk- kan bahwa nenek moyang kita telah menguasai dengan baik pembuatan peralatan dari logam besi yang keras. Tidak mungkin logam besi lunak dapat dipakai memahat batu dalam tulisan-tulisan prasasti dan bentuk relief yang indah, demikian juga untuk mengerjakan kayu-kayu besar untuk membuat perahu yang tahan ombak. Mengingat keme puan mengerjakan barang-barang perunggu dalam ben- tuk seni budaya yang indah dan kreatif, maka tidak dapat disangsikan bahwa nenek moyang kita dapat menghasilkan seni budaya pem- buatan peralatan dari logam besi yang indah dan kreatif juga. Hasil budaya logam besi inilah yang berbentuk sen- jata tradisional yang kemudian dinamakan Tosan Aji. Bila dilandasi ketekunan dan keteli- tian yang cermat, dan tidak begitu sa- . ia menuruti pola berpikir para ahli gerakan mata sebagaimana juga terhadap perintah lisan, akan menunjuk- kan bagian itu pada layar. Gambar-gambar akan o mengilustrasikan teks itu. Dengan me- nyentuh sebuah batangan pada layar, si penonton menjadikan pemandangan itu bergerak. Dalam peragaan hidup ini, seorang montir akan menerangkan bagaimana membetulkan mesin. Buku-buku yg dibaca orang-orang utk hiburan bisa diperoleh pada microchip yg dapat disisipkan kedalam sebuah mesin baca ukuran buku, dimana kata-katanya akan muncul pada sebuah layar dan halaman-halamannya secara otomatis "menyingkap" atas perintah mata. Namun, dalam lingkungan hiburan murni, buku-buku agaknya akan terlam- paul oleh kehebatan teknologi semen- tara minat baca utk hiburan makin berkurang. Pada dekade pertama abad men- datang, perkembangan-perkembangan baru dalam holografi [proses fotografi utk membuat gambar 3-D tanpa lensa optik] dengan menggunakan teknik laser maju akan memungkinkan membuat gambar-gambar tiga-dimensi dari samudera, hutan rimba, bahkan The Grand Canyon di hampir setiap rumah tangga. Teknologi holografi dapat memasuk- asing, maka akan ditemukan banyak bukti bahwa pembuatan Tosan Aji telah dimulai pada jaman megalitikum. Demikian pula bila tidak begitu saja mengesampingkan legenda legenda dan hasil tulisan sastra kuna, dapat dipastikan budaya pembuatan Tosan Aji memang sudah tua sekali. Sebagai contoh rerief pada candi Borobudur terlukis sudah ada tombak, panah, pedang atau mungkin keris panjang dan badik. jadi pada jaman Sailendra atau Mataram Kuna setidak-tidaknya Tosan Aji telah dikenal. Juga sampai sekarang masih sulit menentukan kapan Keris Buda dibuat. Untuk tidak dikatakan penentuan kapan Tosan Aji mulai dibuat oleh nenek moyang kita dengan cara spekulatip menurut ukuran orang barat, sangat menarik sekali bila dilakukan peneli- tian dengan cara menggunkan ilmu pengetahuan dan teknik modern. TASAN AJI MERUPAKAN HASIL BUDAYA NUSANTARA. Dipandang dari segi hasil budaya na- sional bangsa Indonesia, Tosan Aji menduduki tempat teratas dan merupakan benda hasil seni budaya paling yang dihormati dan dikeramatkan bila dibandingkan dengan hasil budaya yang lain. Oleh karena itu Tosan Aji merupakan ben- da pusaka, suatu benda yang patut untuk diwariskan kepada anak cucu sehingga dari namanya Tosan Aji sudah dapat ditafsirkan merupakan benda pusaka yang berbentuk senjata tradisic yang terbuat dari logam besi yang patut untuk diaji-aji atau dihormati. Sebenarnya Tosan Aji itu dihormati karena ada sejarahnya, yaitu merupakan benda warisan yang dianggap paling mempunyai arti yang dapat mengenangkan kembali kepada leluhurnya yang telah menghadiahkan warisan itu dengan disertai doa dan permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk keselamatan dan kebahagiaan anak cucunya, sehingga mendapatkan berkahNya. Selain itu Tosan Aji dihormati dan ve amun karena dibuat oleh bukan sebarang pandai besi, akan tetapi telah dibuat oleh seorang Em- pu yang mempunyai kesaktian berkat laku dan tawakalnya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mempunyai kewibawaan serta kharisma. Sering juga benda pusaka tersebut sangat dihormati dan dikeramatkan karena pernah dipunyai oleh seseorang yang dianggap punya arti sejarah dan luar biasa. Disamping itu Tosan Aji dianggap sebagai benda yang sangat berharga, karena bentuk pembuatannya sangat halus dan indah mempesonakan, disertai lapisan pamor dan emas dan dihiasi dengan ratna mutu manikam. Dari uraian tersebut diatas, men- jadikan daya tarik bagi yang ingin mempunyainya, demikian juga Dari Hal.I kan gambar tiga-dimensi dari seorang bi- duan kesayangan, suatu pameran museum atau permainan bola langsung ke rumah. Opera-opera, pertunjukan dan ballet-ballet semuanya dapat diperton- tonkan utk keluarga. Dinding-dinding sebuah ruangan media dapat diubah menjadi sebuah klab-malam, sebuah lapangan bola atau sebuah panggung dimana the Royal Shakespeare Com- pany mempertunjukkan "Hamlet". Dalam seni visual, kegunaan kom- puter menjurus kepada terciptanya bidang grafik komputer paling baru, gambar-gambar abstrak dalam gerak tetap, seperti yg di dalam film Walt Disney "Tron". Para seniman juga akan menggunakan pangit sebagal kanvas, menaikkan seni yg digerakkan laser dan mengelola pelangi [rainbow] ke atmosfir -- suatu teknik yg sudah dilakukan di Boston, Washington D.C., dan beberapa kota besar Eropa. Angkasa Spektakuler. Bahkan angkasa-luarpun akan menjadi sehelai kanvas sementara pesawat ulang-alik membawa gas-gas yg disemprotkan utk menciptakan fajar buatan. Kata Otto Plene, direktur Pusat utk Studi-Studi Visual pada Institut Teknologi Massachusetts: "Melukis langit justru merupakan upaya lain utk mengisi karena sangat mempersonakan telah menjadi obyek yang sangat menarik untuk para peneliti baik oleh bangsa asing lebih-lebih seharusnya oleh bangsa Indonesia sendiri. Untuk dapat mengadakan sesuatu penelitian yang lengkap dan sempur- na dalam hal Tosan Aji, diperlukan syarat-syarat yang tidak ringan bagi seorang peneliti. Untuk itu seorang peneliti perlu berusaha untuk menguasai bekal ilmu yang multi disiplin, antara lain bahasa, sejarah kebudayaan, ilmu kimia dan fisika yang mutakhir, metalurgi dan dengan sendirinya termasuk krisologi. Itu semua ternyata belum cukup, karena sifat Tosan Aji itu sangat unik sekali. Dengan hanya mempelajari kriselogi dari literatur-literatur bahasa jawa dan tulisan dengan huruf jawa, sastra jawa kawi, yang berbahasa Indonesia dan Melayu, yang berbahasa Inggris, Belanda, Jerman, dan Perancis ditambah mempelajari sejarah In donesia dan Babad Tanah Jawa malah menjadi bingung karena banyak yang simpang siur. Mungkin kesimpang siuran tersebut tidak disengaja, tetapi karena adanya kendala-kendala yang terasa sangat menghalangi para peneliti dan penulis buku krisologi untuk dapat membuka tabir misteri Tosan Aji tersebut. Per- tama dokumen-dokumen berharga yang ada di perpustakaan Keraton sifatnya terbatas dan sedikit kemungkinannya untuk dipelajari dan diketahui oleh masyarakat umum termasuk para peneliti. Kedua kebia- saan orang Jawa sukar untuk memin- jamkan Primbonnya kepada orang lain dan sementara hanya diberitahukan secara lisan. Demikian pula untuk melihat koleksi Tosan Aji juga tidak mudah. Ditinjau dari literatur-literatur asing dan juga yang ditulis oleh bangsa In- donesia sendiri yang sementara ada yang hanya menyadur saja penelitian bangsa asing, ternyata ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dengan saksama atas kebenarannya. Biasnya orang asing dalam penelitian- nya tentang Tosan Aji hanya terbatas perhatiannya pada keris. Mungkin literatur Jawa juga jarang diterima pakem (perincian aturan dan penanaman) tentang tombak, mata panah dan bentuk-bentuk pedang, kalaupun ada biasanya kurang lengkap. Permasalahan pertama yang perlu dikaji kebenarannya adalah ten- tang asal-usul sejarah Tosan Aji. Yang kedua mengenai umur atau waktu kapan Tosan Aji dibuat. Yang ketiga tentang seni damaak yaitu ten- tang teknik dan pengetahuan tentang bahan keris dan pamor serta cara pembuatannya. Yang keempat ten- tang pakem penentuan ricikan (bagian-bagian khusus) untuk menetapkan nama dari dapur (ben- tuk) suatu Tosan Aji. Kelima tentang tangguh (gaya atau asal pembuatan) dari suatu Tosan Aji, adalah kebutuhan dan Implan yg sesungguhnya manusiawi." Di bumi, arsitektur akan menjadi suatu bentuk seni baru selagi gedung-gedung dibuat dari bahan-bahan yg berubah warna setiap terjadi perubahan pada sudut sinar matahari dan cuaca. Satu menit, permukaan gedung bisa berwar- na biru; beberapa detik kemudian, hijau atau merah. Dalam bidang musik, suatu perubahan besar sedang berlangsung sementara komputer-komputer memungkinkan para komponis memperluas jangkauan suara yg diperoleh lebih dari yg dibuat manusia dengan Instrumen-instrumen konvensional. Komputer-komputer dapat menghasilkan suara-suara yg tidak dapat dibuat oleh instrumen; mereka juga dapat menirukan blola, drum [tambur] dan instrumen-instrumen lainnya dan memainkan nada lebih cepat ketimbang musisi manusia. DI MIT (Massachusetts Institue of Technology) para ahli riset tengah bereksperimen dengan komputer- komputer yg membuat para komponis dapat memprogramkan lagu-lagu kedalam prosesor musik dan kemudian cepat-cepat memainkan kembali kom- posisi itu. Dalam pertunjukan- pertunjukan, komputer-komputer mngambil kedudukan lebih kedepan dari suara dan Instrumen-Instrumen sebagal sebuah media basis musik. A merupakan suatu masalah yang ter- masuk sangat sulit untuk menen- tukannya. Yang terakhir ini memerlukan keahlian dan ketelitian serta kecermatan rasa seni terhadap Tosan Aji. Disini diperlukan pengalaman meneliti, melihat, meraba, menimbang-nimbang, merasakan pencerminan esthetik dari suatu wujud Tosan Aji yang disebut sisikutan (pasikutan). Sampai sekarang biasanya ditemui hasilnya sangat subyektip. Belum kalau pembicaraan sampai menyinggung soal tayuh atau tanjeg, subyektip seseorang sangat kuat peranannya. Didasarkan tersebarnya Tosan Aji diseluruh kepulauan Nusantara, adanya persamaan hakekat dan pan- dangan, cara-cara pembuatanya, pengertian tentang pamor, ricikan dan dapur, persamaan cara-cara menentukan baik buruknya suatu Tosan Aji, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa budaya Tosan Aji ini merupakan satu-satunya kesatuan budaya Nusantara. namun demikian berdasarkan kenyatan sejarah tidak dapat disangkal lagi bila dikatakan pulau Jawalah sebagai tempat asal dan sumbernya kebudayaan tentang Tosan Aji tersebut. Pernyataan ini diper dasar banyaknya jumlah dan bermacam-macam ragam bentuk dan jenis Tosan Aji, kaya akan kreatifitas pembuatan pamor, banyaknya Empu dan tempat pem- buatan Tosan Aji yang tersebar di seluruh pulau Jawa, adanya pakem dan memenklatur untuk menamakan bentuk dan jenis Tosan Aji serta macamnya motif pamor meskipun kurang sistematis dan sering simpang siur akan tetapi relatif lengkap, adanya pakem tentang atribut yang dikenakan pada Tosan Aji. Meskipun demikian tidak berati bahwa Tosan Aji serta atributnya yang dibuat diluar pulau Jawa tidak kurang baik mutu serta indahnya, bahkan banyak yang jauh lebih indah dan halus buatannya dan sangat menarik dan cantik atributnya, an- tara lain seperti buatan Filipina, Sulawesi, Nusatenggara dan Bali, Madura, Sumatra, Kalimantan, Serawak, Brunai dan Malaya. Telah disebutkan diatas bahwa titik berat perhatian peneliti dan penulis asing dan juga kebanyakan bangsa kita mengenai Tosan Aji kebanyakan mengenai keris. Oleh karena itu perbendaharaan literatur dan pengetahuan sementara bangsa kita penggemar Tosan Aji tercurahkan hanya pada ilmu paduwungan (kriselogi) saja. Pada hal sebenarnya tombak, mata panah dan pedang mempunyai sejarah yang lebih tua, dan tidak sedikit cerita-cerita mengenai keagungan tombak Kyai Baru, Kyai Plered, panah Kunta dan pedang Kumboyono dan mungkin masih banyak lagi. Literatur yang paling tua yang kami ketahui memuat pakem keris dan tombak hanya Serat Centhini dibuat ada masa Sunan Paku Buwono ke V yang dihimpun oleh punjangga kraton Surakarta yaitu Kyai Yasadipura ke II dan Kyai Rangga Trasna pada akhir abad ke XVIII, dan Serat Gambar Duwung yang dibuat pada masa Sunan Paku Buwono ke IX yang ditulis dan digambar oleh R.Ngabehi Aswikrama seorang Selagi teknologi komputer memper- baiki kultur di AS, struktur basis masyarakat juga bisa berubah. Beberapa Ilmuwan sosial meramalkan bertambah banyaknya kelompok-kelompok kecil dan makin terisolasinya pada individu. Gene Youngblood meramalkan "masyarakat kesadaran" yg timbul menggantikan ketetanggaan tradisional sementara komputer menghubungkan jaringan orang-orang yg terpisah sangat jauh tetapi memiliki idiologi dan kepen- tingan bersama. l THE Akibatnya, kata Youngblood, "suatu pembedaan kultur yg radikal" akan muncul sementara orang-orang dengan kepentingan yg sama akan membuat posisi-posisi dalam masyarakat. Cara tersebarnya berita dalam abad ke-21 akan dapat menggalakkan pengelom- pokan ini. Sudah terjadi, para pelanggan sistem videotext dan teletex dapat menghimpun cerita-cerita suratkabar, memasukkan kedalam sebuah komputer sentral, dan membacanya pada sebuah layar ala-TV. manteri carik Kadipaten Anom Surakarta pada pertengahan abad ke XIX. Sedangakan literatur asing yang paling tua yang memuat tentang se- jarah kebudayaan keris adalah buku sejarah Mistery of Java yang ditulis oleh Sir Thomas Stanford Raffles pada permulaan abad ke XIX. Sementara ongkos langganan suratkabar konvensional meningkat, maka akan mungkin terjadi pemindahan massal ke penyebaran elektronik. Penulis terakhir ini banyak kesalahan dalam pengamatannya terutama tulisan tentang asal senjata keris yaitu dikatakan dari Semenajung Kalaka yang dibawa ke Jawa pada masa kekuasaan kerajaan Majapahit menguasai daerah itu. Dengan mengambil asumsi pendapat Raffles tersebut berarti kebudayaan keris di Jawa dan di kepulauan Indonesia baru dimuali sejak pertengahan masa jayanya kerajaan Majapahit, dan ini terang sekali salahnya. Padahal Raf fles telah pernah merampas dan mengangkut banyak Tosan Aji yang punya arti sejarah kebudayaan In- donesia yang sangat tinggi nilainya kenegaranya. Penolakan pendapat Raffles ini dikemukakan oleh bangsanya sendiri yaitu oleh Crawfurd dalam bukunya Mistery of the Indian Archipelage pada tahun yang hampir bersamaan permulaan abad ke XIX. Russell Neuman, profesor llmu politik pada MIT, mengatakan bahwa perubahan-perubahan teknologis akan memungkinkan orang-orang membatasi berita yg mereka terima pada cerita- Dia menyatakan bahwa keris telah dipakai oleh Raden Panji Inukarta Pati seorang raja di Jenggala. Selan- jutnya bantahan pendapat Raffles itu dilanjutkan oleh penulis-penulis dan peneliti bangsanya sendiri pula pada permulaan abad ke XX terutama oleh G.C. Weelley dalam tulisan- tulisannya Origin of The Malay Keris dan A New book On The Keris serta tulisan-tulisan yang lain yang diter- bitkan oleh Journal Malayan Branch Asiatic Seciety. Demikian pula G.C. Griffith Williams dalam juornal yang sama menyatkan "Java was its original home" dari kebudayaan keris. Banyak peneliti-peneliti bangsa Inggris berulang membuat kesalahan karena mereka mengkonsentrasikan penelitiannya sebagian besar hanya di semenanjung Malaya saja dan mempelajari keris Jawa yang asalnya terbatas dari Majapahit. Oleh kare- na itu tidaklah salah kalau mereka menyangka bahwa Keris Pichit yang dibuat dengan pijatan jari tangan me- rupakan keris Majapahit yang tertua Kesalahan lain adalah cara mereka meneliti bahan pembuat keris, yaitu bahan besinya dan pamornya. Peneli- tian mereka tentang bahan keris dilakukan oleh Walter Resenhain di Engincering Laboratory Cambrige dibawah Profesor J.A. Ewing F.R.S. secara mikroskopis pada tahn 1901 dan dikemukakan dengan judul Metes On Malay Metal-Work. Dari hasil penelitiannya, dengan merusak karis dan melihat susunan kristal logam penyusunya dibawah mikroskop, dia menarik kesimpulan bahwa logam utama keris dan pamor- nya terdiri dari dua jenis logam besi yang pada dasarnya sama, tetapi setelah mengalami "damasking pro- cess" (proses mewarangi) akan tim- bul perbedaan warna, yaitu hitam dan putih keabu-abuan yang mengkilat. guenos com que Oleh pandai besi (Empu) Malaya dua macam jenis logam besi itu dinamakan "besi Swe" dan "besi Pamor". Jadi menurut kesimpulan Rosenhain itu bahan keris dan pamor cerita khusus yg menarik perhatian mereka. "Daripada desa global yg telah diperbincangkan, kita bisa memiliki bagian-bagian kecil dari masyarakat," katanya. Para sosiolog cemas mengenal apa yg akan terjadi kalau orang-orang Amerika tidak memiliki suatu pandangan umum dan perekat informasional yg secara khas mennyatu-padukan masyarakat. suatu Namun publik AS, diakibatkan oleh televisi menjadi konsumen pasif akan berita dan hiburan, mungkin tidak akan slap utk mengubah kebiasaan konsum- sinya, kata beberapa peramal. Ada di sini, tetapi Seth Willenson, wakil direktur RCA Video Disc, memberitahukan: "Kita semuanya membicarakan tentang 110 saluran kabel, siaran satelit langsung dan sebagainya. Namun, kalaupun pilihan ditawarkan, sejauh itu orang-orang belum akan memanfaatkannya." Utk masa depan yg belum dapat diten- tukan, rumah tinggal akan tetap menjadi titik tolak kegiatan-kegiatan hiburan. Beberapa ahli khawatir bahwa dengan sekian banyak Informasi dan tontonan yg diperoleh di rumah, jutaan orang akan menjadi tikus -tanah elektronik, yg menggali lubang di ruangan-ruangan medianya. Halaman VII HE Kata Robert Brustein, direktur seni darl American Reportory Theatre: "Akan ada logamnya sama yang berbeda hanya namanya. Dia katakan bahwa "besi Pamor" adalah besi biasa dan "besi Swe"adalah besi baja, pada suhu ker- ja pemompaan besi baja (nigh carbon steel) lebih lunak dari besi biasa (wrought-iron), dan besi baja muda recik dan berkarat oleh larutan asam organik sedang besi biasa tidak. Setelah kami cari arti dari kata Swe itu ternyata berasal dari kata Sansekerta Swi yang artinya "desak". Jadi besi Swe mungkin artinya besi "tempa", Bila di Malaya memang demikian para Empu membuat keris, dan tidak salah cara Rosenhain mengerjakan penelitian, maka hal itu dapat dibenarkan. Deder atau pegangan keris beraneka macam. Ada yang seperti orang berjongkok. Photo: Imadi K. Kami juga menjumpai beberapa orang Empu yang masih hidup di desa Kajar Wonosari di daerah Gunungkidul baru-baru ini. Seseorang namanya Empu Mar- todinomo (108 tahun), adiknya Em- pu Karyodiwongso (80 tahun), anaknya Iman Suwito dan satunya lagi Ngadeni yang bertempat tinggal di desa Grogol juga di Gunungkidul. Mereka dulu juga membuat keris dengan bahan besi saja. Bahannya dari "wesi budo" yaitu bekas besi ke- jen kuna (besi dari mata bajak yang telah lama terpendam di tanah). Meskipun demikian akan terjadi juga pemunculan pamor setelah di warangi. Atas dengan memadukan tujuh macam besi untuk membuat sebilah keris. Pamor yang terjadi dia namakan "pamor kodrat" atau pamor alam. CEA Dari pembuktian ini dapat dibenarkan penelitian Resemhain itu. Akan tetapi hasilnya belum atau sama sekali tidak berlaku untuk mengatakan bahwa keris dan Tosan Aji umumnya di Indonesia dibuat secara itu, terutama di pulau Jawa. Karena cara Rosenhain tidak mungkin untuk dipakai sebagai metoda yang baik untuk melakukan penelitian secara luas dan saksama, yaitu dengan cara merusakan Tosan Aji, maka perlu dicari suatu metode penelitian yang baru dan memungkinkan untuk meneliti sebanyak-banyaknya Tosan Aji dengan cara menghindarkan kerusakannya sama sekali, yaitu dengan cara yang disebut "Non Destructive Testing Material" yang disingkat menjadi "M.D.D." Cara ini dapat dilakukan dengan "Spektrometri Pendar Sinar-X" atau sering disebut "X-Ray Fluerescence Spectrometry". Alat tersebut dilengkapi dengan "Meicro Processor" yaitu sejenis komputer kecil dan Tele "Type" yang langsung dapat mencatat dan menulis sendiri. Alat ini dapat untuk menganalisa semua jenis unsur logam sampai seberapa kecilnyapun yang terkandung dalam suatu benda, yaitu dapat menentukan sampai kadu- ngan 200 per juta bagian (200 ppm). CATATAN. next one ponud Tulisan ini adalah sebagian dari makalah yang disampaikannya dalam ceramah tentang "tosan aji" di TIM beberapa waktu yang lalu. (red) pemisahan dalam masyarakat antara tikus-tikus tanah Itu dan mereka yg merasa perlu mengadakan komunikasi langsung." Namun, dengan makin bertambahnya waktu-waktu plesir, sejumlah orang- orang Amerika mungkin akan merasa khawatir utk keluar rumah dan bertemu dengan orang lain. "Akan ada keinginan sesungguhnya utk kontak manusiawi," kata Kenneth Brecher, pejabat direktur seni dari Mark Taper Forum di Los Angeles. Terserahlah kepada industri hiburan utk menemukan cara-cara memikat orang-orang supaya keluar dari ruangan media rumahnya. Mengenal cakrawala bagi Hollywood adalah pengembangan pengalaman cinema -- mungkin menurutkan film-film "perasaan" dalam Brave New World. Para wiraswastawan membayangkan sebuah layar 360 derajat yg membuat para penonton merasa seolah-olah sedang berada di tengah gambar itu. Film-film mendatang bahkan mungkin akan merupakan film-film peserta dalam mana para penonton dapat memilih arah yg akan diambil film itu dengan cara menekan tombol pada kursi. Apa yg belum dapat dipastikan dalam abad ke-21 adalah apakah kenalkan dalam kuantitas dari pilihan-pilihan kultural akan diikuti oleh suatu kenalkan dalam mutu. ADF vart (U.S.News & World Report - PUR]