Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1989-02-26
Halaman: 06

Konten


4cm HALAMAN VI Saatnya Belum Tiba Cerpen Remaja Sri Rahayu nis bangun pagi seperti biasa- ga tersenyum melihat adiknya yang Anya nya. Dibukanya jendela ka- mar, yang menghadap ke kebun di samping rumahnya. Terasa udara pagi yang sejuk menerpa wajahnya. Alangkah segar udara di pagi ini, bisik hatinya. Anis pergi ke kamar mandi untuk membasuh muka dan menggosok gigi. Setelah itu ia kembali ke ka- marnya untuk melipat selimut. "Selamat pagi, adik manis. Kita olah raga, yuk!" ajak kakaknya, Angga. Judul Buku : Kaca Rias Antik Tebal 148 halaman Pengarang: Aryanti Penerbit: PT Gaya Favorite Press Cetakan: I tahun 1987 ryanti tidak hanya melahirkan sastra bergenre novel, tetapi juga cerpen. Wanita peng- arang yang pernah memenangkan juara dari Yayasan Buku Utama (1978) lewat novelnya Selembut Bunga telah membuktikan daya imajinasi serta intelektualitas yang tinggi dimana hal tersebut tampak pada cerpen-cerpen yang terga- bung dalam kumpulan di atas. "Baiklah, Kak," sahut Anis. la berpikir, dari pada bengong, lebih baik ia ikut kakaknya senam pagi. Pukul 6.00 mereka selesai senam pagi. Mereka berdua lalu menyiap- kan diri untuk berangkat, ke seko- lah. Seperti biasanya mereka selalu berangkat bersama-sama. Sebab sekolah Angga dan Anis saling ber- "Aduh....gimana, ya kak. Anis agak malas nih," jawab Anis. Ang- Masalah Irasional Sejumlah Cerpen reka sepakat kaca itu dikembali- kan kepada pemiliknya yaitu seo- rang kakek tua. Kakek tersebut turunan Belanda totok sedangkan ibunya adalah seorang babu. Ayahnya punya istri seorang Noni (Indo), mengetahui suaminya ada main dengan babunya, Noni terse- but sangat marah, kemudian ia sa- kit lalu mati. Karena ada sesuatu yang belum tuntas atau belum ber- es dalam hidupnya maka rohnya gentayangan mengganggu setiap pemilik kaca rias yang dulu me- rupakan kepunyaannya. Namun akhirnya kaca tersebut pecah ber- keping setelah kakek tua mening- gal dunia, rupanya kakek tua itulah yang membunuh Noni tersebut. Cerpennya yang lain yang ber- bau irasional adalah Jemputan Khusus. Cerpen ini mengisahkan tokoh Retno yang akan pulang kampung ke rumah orang tuanya. Tiba di Pati kereta tak kunjung berangkat. Ternyata ada tabrakan. Retno sedianya akan dijemput ka- kaknya di Juwono. Retno takut ka- lau abangnya terlalu lama me- nunggunya di Juwono dan kemudi- an segera menyusulnya ke Pati di- mana mungkin saat itu kereta su- dah bisa berangkat. Akan tetapi kemudian petugas kereta api me- manggilnya karena ada bendi yang sudah siap menunggunya. Retno tahu mbah Wongso yang menjem- putnya, tetapi kenapa wajah mbah Wongso sangat pucat dalam kerlip lampu bendi? Retno diantar pu- lang sampai pintu samping. Dari ibunya kemudian diketahui bahwa mbah Wongso sudah meninggal kemarin. Ia meninggal karena bendinya ditabrak kereta barang dan hal itulah yang menyebabkan terjadi penundaan keberangkatan di Pati kemarin. Lantas siapa yang mengantar Retno pulang? Si Selop Wanita merupakan cer pennya yang lain yang berbau ira- Kelir •Ignatius Suharto Dalam kumpulan tersebut terda- pat 15 buah cerpen. Masalah yang digarap jarang dikerjakan peng- arang lain. Aryanti mengungkap- kan tentang misteri manusia. Membaca cerpen-cerpennya yang irasional kita diseret ke alam mis- teri seputar roh dan mahluk halus. Jika direnungkan kejadian- kejadian yang irasional itu seakan- akan ada dan dialami oleh insan di dunia ini. Seandainya dibilang ta- hyul, namun dia sebenarnya ada. Nah itulah yang ingin ditampilkan Aryanti, sebuah dunia hasil re- kaannya lewat misteri, roh dan mahluk halus. .Cerpen Kaca Rias Antik (yang merupakan judul kumpulan terse- but) menceritakan tentang misteri yang terdapat pada kaca rias itu. Kaca rias tersebut mengganggu pe- miliknya yaitu Ria yang menerima barang tersebut dari iparnya, Tini. Ria yang semula tidak senang ber- hias setelah bercermin di depan ka- ca rias antik tersebut mendapatkan wajahnya pucat, kemudian timbul keinginannya untuk berdandan. Ia seolah-olah dituntun oleh gerakan dari kaca rias itu, alisnya dibuat lengkung ke atas, bibirnya dipoles tebal, dan pelipis matanya diberi warna biru. Dandanan tersebut sa- ngat menor dan genit menurut peni laian teman-temannya. Bila ia ber- kaca maka akan tampak wajah se- perti Indo, begitu pun ketika Tini berhias di depan kaca rias antik ter- sebut membuatnya menjerit. Me- cuma semata wayang itu. Di dekati- nya Anis sambil membujuk. "Ayolah, Nis. Temani kakakmu. Kita senam di kebun saja. Tidak perlu lari-lari ke jalanan. Kamu mau'kan, Nis?" Prayojana (73) Ringkasan cerita yang lalu : Dalam usahanya mencari Kum- bhayana, Mahasenapati Gandama- na bertemu dan bercakap-cakap dengan seorang tua yang serba tahu. MARTIN 89 rahasenapati Gandamana me- Mmandangi wajah orang tua yang serba tahu itu dengan penuh tanda tanya. Seakan-akan ia ingin menyelam ke dalam lubuk hatinya yang terdalam. "Bapa menganjurkan, sebaik- nya Ananda tinggal di kraton Asti- na," kata Sang Mahasenapati. "Ananda tinggal di sana tidak un- tuk berurusan dengan Kumbhaya- na, tetapi untuk sesuatu yang lebih luhur. Sesuatu yang lebih luhur itu adalah panggilan yang berkaitan dengan Wahyu Senapati yang ada pada diri Ananda. Yang belum Ananda mengerti adalah tentang panggilan luhur itu." "Pangeran adalah putra Prabu Gandabayu, yang diharapkan menjadi tumpuan masa depan ka- wula dan praja Pancala. Langkah Pangeran sekarang sudah benar. Karena, Pangeran telah rela me- ninggalkan istana Pancala." Ananda ini meninggalkan ista- na karena dinanda oleh Kaka Pra- bu Drupada. Ini bisa terjadi karena Ananda melakukan kesalahan. Ananda rela dinanda karena Kaka Prabu menerapkan dharma Batha- ra Yama: Siapa pun yang bersalah harus dipidana, tanpa dibedakan antara kawula dan sentana," kata Sang Mahasenapati menjelaskan. Ia menjadi bimbang, yang belum jelas itu orang tua itu, ataukah diri- nya sendiri? " "Pun Bapa sudah tahu hal itu, kata orang tua itu. "Akan tetapi, apakah Pangeran sudah tahu bah- wa kepergian Pangeran ini me- mang diharapkan oleh Prabu Dru- pada?" Karena bimbang, Sang Mahase- napati menjadi tegang. Suasana te- gang ditambah pertanyaan orang tua itu mempermudah Sang Maha- senapati naik darah. Dalam hati ia berkata, "Aku jadi curiga terha- dap Kaka Prabu. Rupa-rupanya ada sesuatu yang tersembunyi. Tanpa pengawal, aku diharuskan pergi. Tanpa bersama Kumbhaya- na aku tidak dibenarkan kembali, kecuali kalau aku ditimbali. Ja- ngan-jangan selama aku tidak ada, Kaka Prabu memasukkan Kum- bhayana ke dalam istana. Bukan- kah Kumbhayana itu mitra seper- guruannya?" dekatan letaknya. Di sekolah Anis termasuk anak yang periang. Ia disukai banyak te mannya. Di samping itu pula, ia ramah dan pandai dalam pelajaran. la tak segan-segan menolong tem- an-temannya bila ada kesulitan da- lam hal pelajaran. Ia juga memben- tuk kelompok belajar. Mereka ter- diri dari 5 orang anak, tidak anak perempuan, dua anak laki-laki. Tempat yang selalu digunakan un- tuk belajar adalah rumah Anis. Sore hari seperti biasa mereka be- lajar di rumah Anis. Semua telah menyiapkan diri dari rumah. Mere- ka akan membahas pelajaran ma- tematika dan fisika, karena pelajar- an itulah yang belum mereka kuasai. Sang Mahasenapati merasa ti- dak perlu lagi angapurancang. Ke- dua tangannya mengepal, dan di tumpangannya di atas kedua paha- nya. Punggungnya lurus tegak. siap siaga menghadapi segala se "Wah... kalian rajin, selalu me- mecahkan soal-soal yang belum kalian ketahui. Itu bagus. Belajar bukan hanya untuk ulangan atau ujian saja. Apalagi pelajaran mate- matika dan fisika, harus sering kali- an ambil sebagai latihan," kata Angga ketika melewati tempat bela- jar Anis beserta teman-temannya. "Baik, Kak," jawab mereka se- cara bersamaan. Setelah dirasakan cukup, semua teman Anis mohon pamit. Tampak lampu-lampu jalanan telah me- nyala. "Selamat pagi sobat," kata Anis pada sahabatnya. "Pagi, Nis. Tampaknya kamu bahagia sekali hari ini. Ada peristi- wa penting atau peristiwa yang me- narik, Nis?" tanya Asih. "Kamu seperti tidak tahu saja. Hari ini Anis ulang tahun. Ya, 'kan Nis," tanya Sri pada Anis. Anis hanya terse- nyum lalu mengangguk diikuti se- nyuman temannya yang lain. "Kalian berempat nanti akan aku ajak ke rumahku pulang dari seko- lah nanti. Tidak ada pesta-pesta. Ini cuma acara keluarga saja. Tidak ada teman lain yang datang selain kalian berempat," kata Anis pada keempat sahabatnya. Semua terse- nyum seakan dapat merasakan ke- bahagiaan Anis. Pukul 12.30 tampaklah mereka berlima beriringan memasuki ru- mah Anis. Ibu Anis menyambut de- ngan senyumnya yang ramah. KACARIAS ANTIK Bagaimana tadi di sekolah ? Ada ulangan?" tanya ibu Anis. Sa- lah satu dari mereka lalu meng- angguk. sional. Dalam cerpen tersebut diki- sahkan tokoh Irsan yang tidak me- nyukai bunga anggrek, namun mendadak pada suatu pameran ia tertarik pada anggrek jenis Pap- Lomba suatunya. Dengan suara berat ia bertanya, 'Apakah pertanyaan Bapa itu sebagai petunjuk, bahwa Ananda sengaja disingkirkan dari kraton Pancala?" "Guru-guru hanya menerangkan saja, Bu," jawab Anis kemudian. Ibu Anis kembali tersenyum. la mempersilakan anak-anak masuk. "Kami di sini saja, Bu. Duduk di sini lebih enak," jawab Agus yang kemudian disetujui oleh teman- temannya. "Sabar, Pangeran," kata orang tua itu lembut dengan nada sedih. "Sudah sekian lamanya Pangeran srawung dengan Prabu Drupada, masih saja Pangeran belum mem- percayainya." "Benar, Bapa. Mendengar per- tanyaan Bapa tadi, Ananda dihan- tui oleh kecurigaan Ananda sendi- ri, gara-gara munculnya si Kum- bhayana itu. Akan tetapi percaya- lah, baru kali ini Ananda menaruh curiga terhadap Kaka Pabu." Ke- marahan Sang Mahasenapati me- reda. "Ketahuilah Pangeran, sejak masih bernama Sucitra, Sang Pra- bu adalah yowana yang berbeda dengan para pemuda yang sebaya dengan dia. Walaupun ia bukan darah ningrat, ia tidak suka mem- bongkok-bongkok di depan para penguasa," kata orang tua itu me- muji rajanya. "Dan kini Pangeran dapat menyaksikan sendiri, di ba- wah pemerintahannya, wanua Pancala semakin loh jinawi. Pem- bangunan merata di mana-mana atas prakarsa kawula sendiri. Da- sarnya adalah cinta dan pengabdi- an mereka terhadap raja dan Ibu Pertiwi. Akan tetapi hal itu tidak akan terjadi tanpa dukungan Pa- ngeran dan Gusti Prameswari. Per ubahan cara berpikir para kawula dan para narapraja sesungguhnya sudah dirintis olch Sinuwun Prabu Gandabayu dan Prameswari Dewi Wisri. Buktinya, mereka berdua menyetujui diadakannya wakya- wadhaka untuk memilih calon pu- tra mahkota," "Baiklah kalau itu kemauan kali- an. Ngobrollah dulu sambil meng- hilangkan rasa panas. Ibu akan ke belakang dulu menyiapkan hidang- an." Anak-anak mengangguk. Me- reka lalu duduk di serambi muka sambil bercanda. Semua riang gem- bira. "Ananda bertanya lagi. Untuk apa Ananda perlu meninggalkan "Ayo, Nis. Ajak teman- temanmu ke ruang makan. Bapak sudah siap termasuk aku lho!" Ujar kakaknya. Mereka lalu me- nyantap seluruh hidangan yang di- sediakan untuk mereka semua. "Selamat ulang tahun. Anis. Doaku semoga kamu selalu dilin- dungi oleh Tuhan, dan sukses me- nempuh cita-cita. Aku berharap da- pat bersamamu selalu. Karena aku menyayangimu, Nis. Maafkan aku yang lancang ini. Agus Anis melipat surat yang berisi ucapan selamat ulang tahun, de- ngan perasaan tak menentu. la bi- ngung karena Agus mengirim surat lewat pos dan mengatakan sesuatu yang baru pertama kali dialaminya. Dia merenung, berpikir mengapa Agus menyatakan sayang padanya. Anis terus memikirkan apa yang di- alaminya sampai menjelang ma- lam. Tak disangkanya, Agus me- nyangka yang bukan-bukan persa- habatan mereka selama ini. Pada- hal Anis menganggap Agus hanya temannya saja. Tidak pernah terpi- kir dalam benaknya sesuatu yang lebih dari itu. Penulisan Puisi Sanggar Minum Kopi TERBUKA luas untuk umum. berthema BEBAS dan belum pernah dipublikasikan lewat media massa. Rebutlah. hadiah menarik dengan mengirim PUISI seba- nyak-banyaknya dan lomba berlangsung dari tanggal 1 Februari - 30 April 1989 SEGERA kirimkan naskah puisi-puisi an- da ke Sekretariat Sanggar Minum Kopi Biaung Indah E-14 Tohpati "Mengapa melamun, Nona?" Tidak belajar ? Aku lagi sakit?" tanya Angga kakaknya mengejut- kan Anis. Anis gugup melihat ka- kaknya telah berada di dekatnya. "Tidak...Anis nggak sakit. 40 Denpasar 80237 hiopedilum yang mirip selop wani- ta. Anggrek itu akhirnya didapat kannya dari seorang laki-laki ber- badan kekar, berkumis tebal, lu- rus, dan panjang. Kemudian terja- di keterlibatan antara Irsan dengan si selop wanita bahkan ia sering berdialog dengannya. Anggrek tersebut berwarna hijau kecoklat- an. Ada bintik dan garis hitam me- naburi keseluruhannya. Dua bintik besar di sebelah kiri kanan me- nyerupai mata. Kedua kelopak te- ngah menyerupai kumis. Kelopak bawah menyerupai dagu atau selop wanita. Keadaan anggrek itu mirip manusia dan pada suatu hari an- ggrek tersebut hampir saja me- renggut jiwa Irsan. Dari pohon an- ggrek itu seolah keluar tangan ke- kar dan wajah beringas akan men- cekik leher Irsan. Untung saja ke- mudian datang pembantunya Irsan yaitu Tatang siap mengkampak la- ki-laki kekar tersebut, tetapi ke- mudian yang terkulai adalah po- hon anggrek. Cerpen-cerpen lainnya yang "Untuk menimba berbagai pengalaman di mancanegara. Pengalaman yang Pangeran per- oleh nanti sangat berguna dalam menangani kelanjutan dan pe- nyempurnaan pembangunan di ne- geri Pancala. "Akan tetapi, mengapa Kaka Prabu menempuh jalan, seakan- akan Ananda dinanda?" Mahase- napati Gandamana mengerutkan dahinya. "Sang Prabu ikut-ikutan Prabu Arjunasasrabahu ketika menja- tuhkan pidana kepada Sumantri," kata orang tua itu, lalu tertawa geli. Sang Mahasenapati baru mulai mengerti. Ia teringat ketika me- lakukan wakyawadhaka. Dewi Gandawati menjelaskan kepada Sucitra, bahwa Sumantri sebenar- nya tidak menerima pidana. Ke- hendak Prabu Arjunawijaya ingin memperlihatkan kepada para ka- wula dan para nayaka bahwa Su- mantri adalah manggala sejati. Terbukti, ia dapat memindahkan taman Maerakaca, yang lebih dike- nal dengan nama Taman Swiweda- ri." Sang Mahasenapati lalu terse- nyum, menertawakan kebodohan- nya sendiri. Orang tua itu kini tahu bahwa Sang Pangeran ini sudah mulai mengerti. Bali Post "Pangeran, Pun Bapa mengan- jurkan agar Pangeran memilih tempat negeri Astina. Karena, dari sanalah Pangeran dapat memper- oleh banyak pengalaman yang ber- harga." "Akan tetapi sejak pulang seko- lah, kakak lihat kamu bengong ter- us. Katakanlah bila ada kesulitan. Kalau kakak bisa, pasti kakak akan membantumu. Jangan main raha- sia, Nis. Kita kan cuma dua sauda- ra. Kalau kamu sedih, aku juga ikut merasakan kesedihanmu. Ayo ce- ritakan padaku!" kata Angga. "Akan tetapi... Anis harap ka- kak tidak mentertawakan apa yang Anis ceritakan nanti," kata Anis ke- mudian. Angga mengangguk dan tersenyum arif pada adiknya. Dengan perasaan yang agak ma- lu, Anis menceritakan apa yang ter- jadi pada dirinya. Angga hanya ter- senyum sambil asyik mendengar- kan cerita adiknya sampai selesai. Setelah Anis selesai, Angga lalu bertanya pada adiknya. "Bapa, mengapa harus di negeri Astina? Mengapa tidak di Wirat- ha, atau di Mandraka, misalnya?" "Selain negara besar dan maju, "Bagaimana perasaanmu Nis?" "Aku biasa-biasa saja. Agus cu- ma aku anggap sebagai temanku dan tidak lebih dari itu. Dan, aku belum berpikir ke arah itu. Lagi pula aku baru SMP," jawab Anis. "Itu bagus. Memang sebaiknya kamu belajar dulu dengan baik. Ja- ngan memikirkan hal-hal lain dulu. Kamu masih kecil untuk pacaran. Belum waktunya untuk itu bagimu. Perjalanan hidup masih panjang. Dan gunakan masa mudamu de- ngan baik agar tidak mengecewa- kan harapan kedua orang tua kita," kata Angga sambil menyibak ram- but yang menutupi wajah adiknya. "Akan tetapi apa yang mesti ku- katakan pada Agus besok, Kak? Aku malu bertemu dengannya. "Katakan saja bahwa kalian ber- dua masih kecil dan belum pantas untuk pacaran. Belum saatnya un- tuk itu. Belajarlah dengan baik agar dapat mencapai apa yang kalian ci- ta-citakan. Bicaralah baik-baik padanya. Beri pengertian agar ti- dak merusak persahabatan yang te- lah ada di antara kalian," ujar Angga. " Anis mengangguk dan berterima kasih pada kakaknya. Dia berjanji besok akan memberitahukan Agus mengenai hal tersebut. "Nah... sekarang tidur dulu. Be- sok kamu mesti bangun pagi," kata Angga. Anis lega kini. Dan diapun tidur dengan nyenyak. mengisahkan misteri atau sesuatu yang irasional adalah Tabrak Lari, di tepi sungai di pinggir hutan, Ira- ma, Diorama dan Dewa Bersemadi sedangkan cerpen-cerpen lainnya adalah cerpen yang dapat diterima secara akal sehat (rasional). Segi yang menarik dari antologi cerpen tersebut adalah endingnya. Pada ending akan terjawab semua misteri maupun kejadian yang di- alami pelaku cerita. Dan pada en- ding semua masalah dapat tersele- saikan. Inilah suatu kelebihan yang dimiliki wanita pengarang Aryanti karena ia tidak membiarkan cerita- nya berakhir "tergantung" seba- gaimana karya-karyanya dalam bentuk novel seperti Selembut Bu- nga, Hidup Perlu Akar, Dunia Tak Berhenti Berputar. Nama yang berada dibalik Aryanti adalah Prof. Dr. Haryati Soebadio, mantan Dirjen Kebu- dayaan dan kini menjabat sebagai Menteri Sosial pada Kabinet Pem- bangunan V Lewat antologi cerpennya Aryanti menawarkan alternatif kepada kita selaku audience tentang misteri manusia seputar roh dan mahluk halus yang tampaknya tidak ada namun sebenarnya ada. (Dayu Ta- ry Puspa.). Seri Brush Up Your English: English Idioms and How To Use Them Oleh Soejono Ts da sementara pengarang yang lam upayanya mengejar suatu ceri- ta yang berbobot, mereka mesti menggelar suatu cerita yang cen- drung bernada abstraktif. Barang- kali dengan mengetengahkan ceri- ta seperti itu (bercorak abstrak) si pengarangnya merasakan suatu kebanggaan sebab pihak pembaca akan merasakan kesulitan teramat sangat menyimak karya- karyanya. Dengan kata lain, untuk menelaah karya-karyanya pihak pembaca mesti mengerutkan ke- ning selebar-lebarnya. Asumsi se- perti itu jelas sekali sudah tidak bisa dibenarkan. Bahkan hal se- perti itu bisa dikategorikan sebagai suatu penyakit dalam karya cerpen. Kecendrungan bercerita secara 315. let oneself go Anda seorang yang sangat sibuk dan sekali setahun baru dapat berlibur. Pada suatu hari anda berlibur di paman anda. Paman anda meminta anda agar berbuat seenaknya, tidak usah malu dan sungkan. Kita mulai saja dari Prabu Santa- nu. Karena berani anggarwa bida- dari yang bukan darah narendra, putranya tidak hendak diwisuda menjadi raja. Let yourself go! You're only on holiday once a year. = Berbuatlah seenaknya, jangan sungkan-sungkan. Kau berli- bur sekali setahun. 316. Let's start at once. Suatu ajakan untuk mulai bekerja dengan segera. Let him do his worst. Kalau anda sudah berkali-kali memperingatkan seseorang agar tidak melakukan sesuatu yang kurang baik, tetapi orang itu tidak mendengarkan, anda bisa mengatakan kepada orang lain: Let him do his worst. = Biarlah dia berbuat sesuka hatinya. 317, on the level. Anda sering menanyakan apakah seseorang itu dapat dipercaya. Biasanya anda bertanya: Can I trust him? = Dapatkah saya mempercayainya? Idiom di atas dapat pula anda pergunakan untuk hal yang sama : Is he on the level? = Apakah ia dapat dipercaya? 318. for life. Biasanya seseorang yang sudah merasa seorang manula, ia tak ingin mencari pekerjaan lagi, apalagi hidupnya telah terjamin karena anak-anaknya sudah mampu mencukupi hidupnya. Ia ingin menetap di tempatnya semula untuk sisa umurnya. Father won't find another job at his age. It looks as if he will be here for life. = Ayah tak mau mencari pekerjaan pada usianya. Tampaknya ia akan tinggal di sini untuk sisa hidupnya. 319. a) like Kalau anda belum pernah melihat sesuatu yang semacam itu, anda sering berkata; Saya belum pernah melihat yang semacam itu. Hal itu diungkapkan : I have never seen the like. b) feel like Adakalanya anda demikian ingin atau berkehendak mendapat- kan sesuatu, seperti menginginkan sekali sebuah es krim. I feel like a glass of ice cream. Saya ingin sekali/ sangat menginginkan segelas es krim. Kalau feel like ini diikuti oleh sebuah kata kerja, maka kata kerja itu berbentuk gerund atau berakhiran -ing. My brother wants to go there by bus, but I feel like walking there. = Kakak lelakiku ingin pergi ke sana dengan bis, tetapi saya ingin sekali berjalan ke sana.k c) likely Catatan Cerpen "Momen" Buni Yani: CATE Sebagai sebuah kata sifat, ia berarti wajar. He gives me a likely excuse. = la memberikan saya sebuah alasan yang wajar. - Sebagai adverb ia berarti mungkin. Please, don't see me at home tomorrow. I shall very likely be away tomorrow. = Janganlah menemui saya di rumah besok. Saya mungkin sekali pergi besok. Penyusun Penerbit Tebal ; 24 halaman door NECARA vulgar buku ini dapat rah perkembangan buku harian diklasifikasikan sebagai buku mulai dari yang konvensional sam- petunjuk/pembimbing praktis, se- pai kepada "New Diary" yang me- bagaimana halnya buku-buku seje- mungkinkan seseorang mengek- nis teknik mengarang/menulis spresikan segenap perasaannya yang digelar oleh penulis-penulis tanpa kekangan mengenali dan lainnya. Di dalamnya termuat seja- mengubah kebiasaan-kebiasaan "Setelah Dewi Setyawati, putri raja Wiratha, beserta putranya di boyong ke kraton Astina, berarti Gusti Wyasa berkedudukan seba- gai pangeran. Namun, Dewi Setya- wati berkeberatan kalau Gusti Wyasa diberi gelar pangeran. Ala- sannya, itu bukan wewenang Gusti Wyasa. Prabu Santanu pun lalu ikut tidak memberi gelar pangeran kepada Gusti Dewabrata. Sebab, ia tidak ingin membeda-bedakan kedua putranya itu. Sebenarnya esthi Dewi Setyawati ialah agar Gusti Wyasa merasa dekat dengan kawula. Gelar pangeran hanyalah gelembung sabun yang membatasi kebebasan pribadi. Kemudian me- mang terbukti, sekalipun tanpa ge- lar pangeran, Gusti Wyasa bisa menjadi raja. "Bandingkanlah dengan diri Pa- ngeran Citragada. Baru saja ia menjadi raja, ia layu hanya karena berebut nama dengan Gandarwa Citranggada. 1) Pangeran Citrawirya juga layu se- telah menjadi raja hanya seumur jagung lamanya. Ia layu karena mengurung diri di dalam penjara "Dipegang oleh Prabu Pandu madu. Kalau saja ia dapat srawung sendiri. Belum ada yang mengung- dengan para kawula, ia tidak perlu guli mahatmya, olah yuda dan byu- menyiksa diri dengan selalu berse- ha Prabu Pandu, buah bimbingan dih hati. Itulah buahnya kalau du- Maharsi Bisma. Namun, Sang Pra- nianya hanya seluas istana. Apalah bu ingin mempunyai Mahasenapati artinya gelar pangeran kalau tidak yang tersendiri." membuktikan apa-apa. Atas desa- kan Gajah Antisura, Gusti Wyasa Catatan: Prayojana = motivasi. sra- bersedia menjadi raja. wung bergaul. 1) episode 29. ma- "Sebagai raja, Gusti Wyasa bo- hatmya kesaktian. byuha= siasat wajah praja Astina silih berganti Ieh dikatakan mampu menghidup- perang. winaya pendidikan. ambega- sejak dulu. Terjadinya berbagai kan kawula melalui winaya dan bu- tuk hidup bertapa.*)- Episode 58. wanambhagawan turun tahta un- perubahan wajah ini karena para daya. Dengan diperkenankannya raja dan manggalanya mempunyai budaya kawula masuk istana, dan watak wantu yang berbeda-beda. budaya istana berada di kalangan Oleh IGB Wisata abstraktif menurut Sutardji Cal- zoum Bachri merupakan satu di antara beberapa penyakit dalam cerpen Indonesia. Cerpen yang baik adalah mengkongkretkan yang abstrak. Menghidupkan dan menjelaskan hal yang samar/ obscur. Bukan menghidangkan yang abstrak di atas meja logika dan piring kata-kata. Cerpen yang abstrak dan sarat obskuritas (keti- dakjelasan) akhirnya cendrung menimbulkan kesan mengada-ada -- terlalu banyak variasi/jurus kem- bangan serta bergenit kata-kata. (lihat: Beberapa Penyakit dalam Cerpen Indonesia, oleh: Sutardji Calzoum Bachri, Cerpen Indone- sia Mutakhir, Gramedia, 1983: 76- menghadapi ganjalan dalam pema- kaian bahasa. Bahasa cerpen yang digunakan Buni Yani banyak yang tidak jelas (obscur). Pilihan kata- kata/kalimatnya bisa menimbul- kan imajinasi yang mendua (ambi- guitas) -- seperti halnya pilihan ka- ta (diksi) dalam suatu puisi. Sebuah sampel kalimat yang "tak jelas" dalam cerpen ini seperti hal- nya kutipan berikut: Lalu lalang kendaraan mulai sepi, hanya seka- kawula, mampu mengubah cara berpikir para narapraja dan ka- wulanya. Pembangunan merata di mana-mana. Dorongan cinta kepa- da raja dan negara membuahkan kemajuan yang lebih cepat bila di- bandingkan dengan dorongan ke-li-sekali kulirik seorang gadis di- takutannya. Kelemahan Prabu bonceng dengan rapat memeluk. Krisnadwipayana adalah kurang- Angin tambah santer. Kurapatkan nya perhatian terhadap pengem- mantelku. bangan keprajuritan. Padahal pra- jurit merupakan tulang punggung negara. "Ketika Gusti Wyasa ambega- wan, praja Astina dipegang oleh Mahabhujangga Resi Bisma, yang mendampingi Prabu Pandu yang masih terlalu muda itu. Pengem- bangan keprajuritan mendapat perhatian sangat besar. Ketika Prabu Pandu dewasa, kaprajuritan negara Astina terkuat di seluruh jagat. Wanua kekuasaan Astina se- makin bertambah luas hingga seka- rang menjadi negara terbesar dan terkaya. Dengan kekayaannya itu, Prabu Pandu memajukan winaya kawulanya. Kesejahteraan pun se- makin maju pula. "Siapa yang dipercaya sebagai Mahasenapati negara Astina?" Sang Mahasenapati sadar bahwa orang tua ini sedang melakukan prayojana. 77). Pengarang kenamaan Rusia An- ton Petrowits Chekov menerapkan membuang kalimat- prinsip kalimat yang mubazir dalam me- rampungkan cerpen-cerpennya. Chekov berusaha menyajikan ceri- ta dengan kalimat/bahasa kese- harian yang sudah lumrah/lazim di- kenal. Justru dengan kesederhana- an bahasanya karya Chekov mam- pu menyajikan "dayapikat" tersen- diri bagi pihak pembaca. (Bersambung) Cerpen "momen" Buni Yani yang digelar BPM, edisi 11 Desem- ber 1988 tampaknya relevan de- ngan permasalahan di atas. Sepan- jang pengamatan saya cerpen ini MINGGU, 26 FEBRUARI 1989 320. That is not much in my line. Idiom ini dikatakan kepada seseorang yang menyadari bahwa dirinya tidak akan mampu mengerjakan tugas itu, karena itu bukan bidangnya. Tidak sedikit orang menerima penunjukkan tugas hanya karena ingin gengsi saja. Jujurlah berkata: I'm sorry, I can't take the proposal. That is not much in my line. = Maaf, saya tak dapat menerima usul itu. Itu bukan bidang urusan saya. Petunjuk Praktis Bagi Penggemar Diary Versi Baru Judul Buku Dunia Karang-mengarang seri-X pikiran yang merugikan diri sendi- ri, dan menerima keberadaan diri lah: Garis Besar Estetik, Kamus Seni Mengarang, Strategi Hidup Sub Bahasan: Segi-segi Penulisan Buku Catatan Harian sebagaimana adanya. Asas-asas Sukses, Pengantar Filsafat Ilmu Gaya Baru serta Filsafat Matematik. : The Liang Gie penulisan buku catatan harian ver- si modern (New Diary) ini dikem- bangkan oleh: Carl Gustav Jung : Balai Bimbingan Mengarang, Yogyakarta, (1875-1961), Marion Milner (lahir 1988 1900), Anais Nin (1903-1977), dan Ira Progroff (lahir 1921). The Liang Gie sang penyusun adalah staf pengajar filsafat UGM dan Direktur Akademi Kepeng- arangan, Yogyakarta. Penulis yang satu ini begitu getol menelorkan buah pikiran yang sudah dibuku- kan sera diterbitkan. Buku- bukunya yang cukup populer ada- Kalimat dibonceng dan meme- luk itu terasa kurang lengkap; di- bonceng pakai apa dan memeluk siapa? Ini tampaknya diabaikan sang pengarang. Barangkali sang 321. drop someone a line. Entah untuk pemanis bibir saja atau keluar dari hati, seseorang sering berkata kepada temannya yang akan pergi jauh: Tulislah surat padaku, ya? Please, drop me a line. Cerita Abstrak yang Cendrung bercorak Obskuritas 322. little by little. Selama ini anda tinggal di kota. Sejak ayah pensiun, keluarga menetap di desa. Pertama anda merasakan kejanggalan tinggal di desa, tetapi ayahmu berkata: Pelan-pelan, engkau akan ter- biasa tinggal di desa, nak. Little by little, you'll be used to living in the village, son = Pelan-pelan, kau akan terbiasa tinggal di desa, nak. 323, long-winded Memang memerlukan latihan berkali-kali agar seseorang tidak bertele-tele dalam mengucapkan apakah itu uraian, pidato dan, sebagainya. Kalau anda suka bertele-tele, orang yang mende- ngarkan sering kehilangan pokok persoalannya. He was so long-winded in his introductory speech that I lost interest. = la demikian bertele-tele dalam pidato perkenalannya sehingga saya kehilangan minat perhatian. 324. a) look down on/upon Di depan Allah, yang kaya dan yang miskin itu sama. Jadi janganlah menghina yang miskin, karena anda kaya dan terdidik lebih baik. Don't look down upon the poor, because you are rich and better educated. = Jangan menghina yang miskin, karena anda kaya dan berpen- didikan lebih baik. b) look into Seorang guru tugasnya antara lain meneliti atau memeriksa pe- kerjaan siswa dengan baik dan adil, tanpa pilih kasih. Itu seorang pendidik. Meneliti atau memeriksa itu menggunakan look into di atas. Teachers have to look into the students' paper carefully and ho- nestly. = Para guru harus meneliti/memeriksa pekerjaan para mahasis- wa dengan hati-hati dan dengan jujur. c) look to Seorang siswa yang baik dan siap, tidak mau mengandalkan teman seklasnya untuk meminta tolong apabila ia sedang meng- hadapi ujian. Tetapi hal semacam itu jarang terdapat sekarang Ujian dimulai pukul 07.00, para siswa telah datang lebih awal untuk mencari teman handalnya. Don't look to your classmate for help. He is as stupid as you. What's the use of looking to him? = Jangan bergantung pada teman seklasmu untuk sebuah perto- longan. Ia sebodoh kamu. Apakah gunanya bergantung padanya? d) look up Mencari seseorang atau sesuatu menggunakan look for. Tapi mencari kata sulit di dalam kamus, look up. Please, look up the difficult words in the dictionary. = Carilah kata-kata sulit di dalam kamus. Cukup sudah idioms dengan look, yang apabila diteruskan, akan memakan satu penerbitan. Sampai hari Minggu depan. pengarang hendak menghemat ka- ta-kata. Sayangnya hal itu malah menimbulkan kesan ketidakjelas- an makna kalimat. Hal seperti ini bisa berakibat fatal-membi- ngungkan pembaca. Pada bagian lain cerpen ini ada kalimat-kalimat seperti ini: Nuan- sa yang dikandungnya berwarna- warni. Pilih saja salah satu di an- taranya maka yang lain akan ber- jingkerak-jingkerak ikut. Makna- nya yang padu. Dibangunnya sebuah singgasana yang kokoh, konstruksi metal abad kedua puluh satu. Tiap celah diber- inya perekat timah panas dari pa- nasnya hasratku. ........ Ketika kutatap bintang di jembatan sebelah sana, ketika kudengarkan percikan air asin di pantai susut itu, ia ada di sampingku. Ia bercerita padaku tentang pantai yang amis, tentang pantai pasir putih yang ber- lumuran mani, tentang gelombang besar yang menghantam sebuah fila megah, tentang semuanya. Semua- nya ia beberkan dengan gamblang penuh semangat. Petikan kalimat-kalimat di atas bisa dikategorikan kalimat yang cocok untuk puisi. Makna yang timbul adalah berbau imajinasi yang tinggi yang menjurus ke arah abstraktif dan bernada ambiguitas. Kalimat-kalimat seperti itu amat pas kalau dirangkum sebagai pilih- Acuan utama yang digunakan dalam buku ini adalah karya Tristi- ne Rainer (1978); The New Diary: How to Use a Journal for Self Gui- dance and Expanded Creativity yang mencantumkan tidak kurang dari 7 (tujuh) macam teknik khu- sus penulisan New Diary. Salah sa- tu di antaranya yakni "Portrait" (Gambaran) yang merupakan sua- tu teknik pemberian mengenai apa saja. Sebuah pengalaman, seseo- rang, suatu benda atau bahkan sua- tu keinginan. Misalnya Anais Nin dalam buku diary-nya yang sudah diterbitkan mencatat demikian : "Aku terperangkap di antara ke- cantikan dari June dan bakat dari Henry. Dalam cara yang berlainan aku sayang kepada kedua-duanya, sebagian dari diriku pergi mengab- (Bersambung ke Hal XI, kol 4) an kata (diksi) bagi seuntai sajak- sajak. Tidak berlebihan kalau kita katakan, sang pengarang (Buni Yani) lebih cocok dalam penulisan puisi. Sebab kata-kata yang berbau imajinatif, konotatif, abstraktif dan bernada ambiguitas lebih pas disusun dalam untaian sajak ketim- bang digelar sebagai bahasa cer- pen. Bahasa cerpen sepatutnya be bas dari kesan abstrak dan diusaha- kan lugas, mantap, pas dan "ces- pleng" - mirip bahasa jurnalistik. Karena toh menurut Ernest Miller Hemingway antara sastra dan jur- nalistik masih saudara kembar. Tapi Buni Yani memang tidak sendirian. Banyak pengarang kita yang sudah beken menghadapi ma- salah dalam aspek kebahasaan. Su- tardji Calzoum Bachri menyebut nama: Arswendo Atmowiloto dan Budi Dharma sebagai pengarang yang sebenarnya bermutu namun masih parah bahasanya. Kalau pe- nyakit itu bisa dikikis mereka pun mampu mencapai tingkat Umar Kayam dalam cerpen-cerpennya. Sekedar sebagai ilustrasi bahasa cerpen yang pas dan tidak meng- ada-ada bisa disimak dalam cer- pen-cerpen Faisal Baraas lewat kumpulan cerpennya "Leak" yang sudah diterbitkan pihak Balai Pus- taka.** YES....THIS IS MY FASHION... MURAH...kini harga ² PACIFIC JAUH LEBIH MURAH DARI JAKARTA & BANDUNG 'Toko Busana pilihan INI MURAH-DISCOUNT 20% PACIFIC Fashion Pertokoan Kertha Wijaya Blok B. 21.22.23. DENPASAR Levi's R C 292 MINGGU, 26 Кс i dalam pertem Dseperti arisan, jadi pendengar yam pat menimba bany an, informasi (tern 'asbun'). Dari situ semakin mengenal lewat pengamatan orang lain. Seperti lihat kaca, kita me Minggu itu ruma patan, artinya tem mah Bu An. Bulan menarik arisan. k antara lain bisa sal sama ibu. Bu Peni dan Bu ling dulu. Baru saj berbasa-basi, data Bu Tan. Omongan jutkan sebentar. Sa lain mereka yang kosong. "Bu An, saya adanya Bu Cory itu "Setelah ada dia, "'kan?" "Benar, kita har sih kepadanya," ja rang ada orang m kan waktu seperti "Biasanya dia 'H an?" sahut Bu He bih duluan saya." lain ikut tertawa. "Sore ini dia tic hut Bu An. "Pemb tang kemari titi Katanya, Bu Cor baya. "Ke Surabaya?" "Lama 'ndak dia "Saya tidak ta An. "Saya akui, Bu aktif," kata Bu Go carakannya lagi. dak punya anak, s "Lho, dia itu Gaun yang resmi. Color Rendition Chart