Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian: Luthfi Dahlan

Nama: Berita Yudha
Tipe: Koran
Tanggal: 1997-07-23
Halaman: 03

Konten


BERITA BERITA Pemimpin Umum Wk. Pemimpin Umum I Wk. Pemimpin Umum II MEMPERTINGGI KETAHANAN DAN PERJUANGAN NASIONAL INDONESIA : Brigjen TNI Robik Mukav (Kadispenad) : Ir Daryatmo Mardiyanto : Soedibyo Nichlany, MBA Pimpinan Perusahaan : Ir Bambang Riyadi Soegomo Wk. Pimpinan Perusahaan Ir Rudy Setyopurnomo, MM, MPA, MSM Alamat Redaksi/klan/Sirkulasi: Jl. Rawajati Timur Komplek Kalibata Indah Blok K 11 Jakarta Selatan Telepon: 7947001 (HUNTING), 7993884, 7946994, 7946995 Hotline Redaksi: 7989068, Fax Redaksi: 7946993, Hotline Iklan: 7947660, Fax Iklan: 7989058 Pengaduan Langganan/Ber- langganan: 7989059 ISSN: 0852-6583 Penerbit PT Berita Yudha Press Jakarta. Izin Terbit No. 0141/SK/Menper/SIUPP/A-7/ 986 Tgl. 15 Februari 1986. Bank BRI Kebayoran Baru, Bank Bumi Daya Kebayoran Baru, BNI 1946 Kebayoran Baru. Giro Pos No 12770 No Telex 47174 Yudha ia Harga Iklan: Iklan Umum Rp 6.000,-/mm kolom. Iklan Duka Cita Rp 3.000,-. Iklan Keluarga Rp 4.000,-/mm kolom. Iklan Mini: Rp 3.000,-/ baris (maksimum 10 baris). Iklan Kuping halaman muka (1 kolom x 50mm) Rp 720.000,- Iklan Berwarna (full color) Rp 12.000/mm ko- lom. Ikdan 2 warna Rp. 8.000,-/mm kolom. (Harga tersebut belum termasuk PPn) Harga langganan: Rp 13.000,-/bulan Harga eceran dalam kota Rp 500,-/eks. Harga langganan luar kota ditambah ongkos kirim. Dicetak oleh Percetakan PT. Golden Web Jakarta. Isi di luar tanggung jawab percetakan. EDITORIAL Memang Tidak Perlu Panik KEPANIKAN dalam bentuk pemborongan besar-besaran atas uang dolar AS tidak terjadi di Indonesia. Memang cukup membuat khawatir merosotnya nilai Baht Thailand dan Peso Filipina terhadap dolar AS beberapa waktu belakangan ini. Yang membuat spekulan di Bangkok dan Manila mulai cari ke- sempatan meraup keuntungan. Bertahun-tahun lalu di Indonesia memang pernah terjadi pemborongan dolar AS pada bank-bank dan money changer. Apa yang terjadi di sementara negara tetangga kita, seka- rang ini memang tidak akan dan tidak perlu memberikan imbas negatif. Gubernur Bank Indonesia Soedradjad Djiwandono Senin (21/7) lalu menyerukan agar masyarakat jangan panik. Apa yang dikemukakan Gubernur BI itu bukannya tidak dilandasi luar negeri. Secara fundamental perekonomian kita sudah kuat dan menurut keterangan pihak BI, cadangan devisa kita sekarang ini cukup kuat. Dengan demikian, perkembangan yang terjadi di luar negeri tidak dengan mudah dapat begitu saja memberi- kan dampak negatif pada perekonomian kita. Nilai rupiah kita saat ini tengah merosot, namun fondamen- tal ekonomi Indonesia saat ini cukup kuat. Bl pun sudah mela- kukan antisipasi dengan memperlebar spread kurs rupiah dari 8 menjadi 12 persen. Gubernur BI menjelaskan, bahwa terjadinya gejolak akhir pekan lalu disebabkan pasar uang di Tokyo dan Bangkok sedang libur. Dengan sendirinya arus pembelian dolar AS mau tidak mau mengalir ke Jakarta. Para pemborong dolar AS itu adalah mereka yang berspekulasi dalam permainan peruba- han nilai tukar mata uang asing khususnya terhadap dolar AS dengan tujuan meraup keuntungan. Para spekulan di Bangkok dan Manila itu tentunya mencari lokasi paling dekat untuk mereka serbu. Menurut keterangan," awal pekan ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS awal pekan ini sudah mencapai Rp 2.600. neve band-ind THX cris Bahkan berdasar laporan kantor berita Perancis AFP, kurs rupiah terhadap dolar AS Rp 2.660, dan data telerate Dow Jo- nes sudah mencapai Rp 2.645. Ambang batas terendah nilai mata uang kita terhadap dolar AS adalah Rp 2.681. Pekan sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS adalah Rp 2.432. Kemudian dalam beberapa hari merosot sampai menjadi Rp 2.511. Meskipun demikian, pemerintah tampaknya belum akan melakukan intervensi secara gegabah dalam menanggapi perkembangan temporair itu. Meskipun, menurut Gubernur BI, pihaknya sudah melakukan sinyal menjual forward sebagai antisipasi terhadap perkembangan terakhir itu. Ini makin memberikan keyakinan pada kita, bahwa apapun yang terjadi, segala sesuatu sudah diantisipasi pemerintah. Padahal, kita semua tahu bahwa tidak akan datang dampak atau imbas yang mengkhawatirkan. Ada baiknya juga kita ikuti pernyataan Presiden Asian De- velopment Bank (ADB) Mitsuo Sato (BY, 22/7). Menurut Sato, Indonesia telah melakukan kebijakan nilai tukar yang sangat hati-hati, sehingga semestinya terbebas dari serangan mata uang seperti yang terjadi di Thailand dan Filipina. Indonesia mestinya terbebas dari tekanan spekulan yang menyerang ru- piah. Kebijaksanaan yang hati-hati itu sangat efektif untuk me- nangkal ulah spekulan. Jelaslah kiranya, bahwa memang tidak ada alasan lagi bagi kita di Indonesia untuk merasa kekhawatiran besar dan panik. Pengalaman selama ini menunjukkan, bahwa fondasi pereko- nomian kita cukup kuat untuk bertahan terhadap imbas negatif apa pun dari luar. Apa yang terjadi sekarang hanya temporer dan akan segera dapat kembali pulih. Tetapi tentu saja bukan berarti kita boleh lengah dan tidak hati-hati. *** [ Pojok Menlu Alatas: Asean tak intervensi masalah Kamboja Kalau bantu sebagai tetangga, boleh kan? Di Surabaya, empat jaksa dipecat, enam turun pangkat Ini benar-benar mental "Kota Pahlawan" Pelatnas tersendat karena tersendatnya dana dari konsorsium, kata Komandan Pelatnas SEA Games XIX Mudah-mudahan bukan alasan tersendatnya peraihan emas Mayor Joki Kasir Hero, Apa Kabar? RABU, 23 JULI 1997 = 3 Membangun Sumber Daya Sosial Profesional SUARA PEMBACA Surat untuk Suara Pembaca, hendaknya dilengkapi fotokopi KTP/SIM/Paspor yang masih berlaku. Berita Yudha tidak mengembalikan surat-surat yang diterima. nvestasi sumber daya manusia. yang menjadi salah satu tema pokok pembangunan sosial. sama pentingnya dengan investasi untuk prasarana ekonomi. Banyak studi te- lah membuktikan kebenaran tesis ini. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan tidak hanya di hasilkan oleh penambahan stok mo- dal dan jumlah tenaga kerja. tetapi ju- ga oleh peningkatan produktivitas faktor-faktor produksi akibat peruba- han teknologi dan peningkatan kua- litas SDM. Dengan demikian, inves- tasi untuk meningkatkan kualitas SDM, seperti investasi dalam pendi- dikan, pelatihan, dan kesehatan seba- gaimana telah ditunjukkan oleh ber- bagai penelitian, merupakan sumber pertumbuhan yang tidak kalah pen- tingnya dibandingkan dengan inves- tasi dalam modal fisik. Apabila modal SDM tadi umum nya berkenaan dengan manusia seba- gai individu, maka ada pula modal manusia lain, yaitu manusia sebagai masyarakat, atau yang sering disebut sebagai modal atau sumber daya so- sial atau social capital. Modal sosial ini adalah sumber kekuatan yang di- hasilkan oleh manusia dalam kehi- dupan bermasyarakat. Dari berbagai kajian dan pengala- man kita melaksanakan pembangun an selama ini, dapat ditarik pelajaran bahwa di dalam masyarakat sendiri tersimpan sejumlah potensi dan ke- kuatan. yang bila didayagunakan se- cara baik akan memberikan kontribu- si positif terhadap pembangunan. Dalam perspektif demikian. individu dan masyarakat tidak lagi ditempat- kan sebagai kekuatan yang berdiri sendiri dan masing-masing saling ter- pisah, melainkan sebagai kekuatan kolektif yang saling menyatu secara terpadu dan sinergis. Dengan demikian, ia merupakan sumber daya atau modal bagi pemba- ngunan masyarakatnya. Masyarakat sebagai konsep sosial menggambar- kan berkumpulnya manusia atas da- sar sukarela, yang tidak harus terjadi secara fisik saja, tetapi bisa juga beru- pa keterikatan dan keterkaitan bati- niahnya. Dalam konsep masyarakat dengan demikian terkandung makna kesatuan antara kebinekaan (diver- sity) dan kekhasan (unicqueness). Walaupun masyarakat mempunyai satu tujuan, untuk bisa mencapainya terbuka peluang yang amat dinamis. Karenanya, kebinekaan menjadi ka- rekater tuntutan agar komunitas yang dinamis terwujud. Ini berbeda dengan individualisme, yang menganggap absolutnya kepentingan individu. Konsep masyarakat mengenai kepen- tingan bersama, tetapi tidak mengor- bankan kepentingan individu. Oleh karena itu, "apa yang menjadi kesa- maan" (what is common to all) meru- pakan pertanyaan mendasar dalaní menjalin saling ketergantungan yang berintikan situasi simbiosis yang mutualistis. P pan Negara D-8 (Indonesia, Malaysia, Banglades, Pakistan, Iran, Turki, Mesir dan Nigeria) meru- pakan yang paling akhir hingga saat ini, dari serangkaian usaha Indonesia menggalang kerjasama ekonomi dan politik, baik dengan sesama negara Is- lam maupun sesama negara dunia ke- tiga dalam rangka memperkokoh ker- jasama Selatan-Selatan. Kerjasama bi- lateral dengan negara Islam, yang nya- ris terabaikan selama PJPI, kini oleh pemerintah mulai ditingkatkan dan diperluas. lainnya. Dengan demikian. kemajemukan masyarakat merupakan faktor pendo- rong dan menjadi kekuatan penggerak pembangunan. Di sini diperlukan su- atu proses rekayasa sosial secara baik. Istilah rekayasa tidak dalam konteks politis yang selalu berkonotasi nega- tif, melainkan dimaknai secara posi- tif, yakni sebagai kegiatan menghim- pun, mengkonsolidasikan, serta men- dayagunakan segenap potensi untuk menghasil energi sosial yang bisa di- manfaatkan bagi kepentingan pemba- ngunan. Secara politis, kedekatan Indone- sia dengan negara-negara Islam yang sebagian besar sedang bermasalah de- ngan AS itu, memang ada kemungkin an menambah panjangnya deretan masalah kita sendiri dengan pihak AS, sementara permasalahan sebe- lumnya belum semuanya terselesai- kan. Segala sesuatu memang ada re- sikonya, sepanjang nilai tambahnya masih lebih besar dari resiko yang ha- rus kita tanggung. Tulisan ini diturunkan. bukan ingin menyoroti sikap AS dengan ke- ikutsertaan Indonesia ke dalam ke- lompok D-8 atau kehadiran Presiden Soeharto ke Istambul, Turki dalam rangka KTT D-8 itu, tetapi khusus ingin menyoroti mengenai dampak perubahan ekonomi masyarakat Is Setelah berkali-kali saya me- lam, khususnya masyarakat Islam di ngatakan tak ada, akhirnya ia Indonesia dengan program-program membuka laci. Tapi, sikapnya yang tertuang dalam Deklarasi Istam- Energi sosial itu meliputi seluruh elemen sosial, potensi kreatif masya- rakat, yang semuanya itu bisa diga- lang untuk dijadikan kekuatan pem- bangunan. Energi sosial bisa berasal dari kegiatan individu, dalam masya- rakat, keluarga, kelompok, himpunan, atau golongan masyarakat (etnis dan agama). Seperti ditunjukkan Uphoff (1992), dalam memahami konsep energi sosial ini ada perbedaan secara kontras antara pemikiran yang bersi- fat positve-sum atau "either-or" di pi- hak lain. Jadi, sesungguhnya energi sosial itu dapat merupakan kekuatan konstruktif atau destruktif, dan kare- nanya amat tergantung pada sistem sosial yang mengaturnya. Dengan sis tem sosial yang kenyal dan berdaya inovasi tinggi, energi sosial bisa dio- lah dengan baik sehingga dapat men- jadi kekuatan dinamis yang mampu menggerakkan pembangunan. Sebuah masyarakat yang majemuk seperti halnya Indonesia. pasti me- nyimpan energi sosial yang amat besar dan beragam sebagai pencer- minan dari kenyataan pluralitas ma- syarakat itu sendiri. Dengan masyarakat yang demi- kian, dinamika sosial dapat berkem- bang menjadi sangat tinggi, dan meng- hasilkan energi yang tinggi pula. Da- lam hal ini, negara berkewajiban memberikan saluran agar energi sosial itu bisa diserap dan dikelola dengan baik, sehingga menjadi ke- kuatan konstruktif bagi pembangun- an. Jika tidak dikelola dengan baik, bi- sa berakibat merugikan, seperti hal- nya api bisa bermanfaat, tetapi juga bisa mendatangkan malapetaka. Salah satu cara menyalurkan ener- gi sosial tersebut adalah dengan mem- fungsikan pranata-pranata sosial yang ada. Fungsionalisasi pranata-pranata sosial ini penting untuk menjemba- tani berbagai kepentingan masyara- kat, agar tidak saling berbenturan an- tara satu dengan yang lain. Fungsi ini lah yang disebut sebagai mediating structures, yakni menjadikan insti- tusi-institusi atau pranata-pranata sosial berperan melakukan proses "penjembatanan". penyaluran dan penyerasian berbagai kepentingan. Bisa dimaklumi bila dalam masya- rakat yang amat plural, seperti masya- rakat kita. seringkali muncul perbeda- an pendapat, gesekan antara berbagai kelompok. benturan kepentingan, bahkan konflik-konflik sosial. baik yang berskala kecil maupun besar. OLEH PROF GINANDJAR KARTASASMITA Menanamkan nilai-nilai budaya modern seperti kerja keras, hemat, disiplin, keterbukaan, kebertanggungjawaban, dan kemampuan menghadapi persaingan adalah bagian pokok upaya pemberdayaan ini. Pemberdayaan masyarakat membuka pintu pada proses akulturasi, yaitu perpaduan nilai- nilai baru dengan nilai-nilai lama yang menggambarkan jati diri suatu masyarakat. itu justru akan dihasilkah sesuatu yang baik. Yang ingin diupayakan ada lah bahwa perbenturan nilai-nilai itu tidak saling menihilkan satu sama lain. Misalnya, belajar dari pengalaman di Tasikmalaya. bagaimana sistem perdagangan tradisional dan modern dapat diselaraskan sehingga dapat mendorong kehidupan ekonomi ma- syarakat. Atau belajar dari Kaliman- tan Barat, bagaimana dua suku dari bangsa Indonesia yang mempunyai temperamen yang berbeda dapat berinteraksi dan hidup berdampingan secara serasi dan belajar dari kekua- tan-kekuatan atau hal-hal baik satu sama lainnya. Dengan demikian, ke- majemukan bangsa Indonesia meru- pakan kekuatan dan bukan menjadi kelemahan bangsa kita. Pemberdayaan dan civil society Di dalam GBHN 1993 ditegaskan bahwa tujuan pembangunan nasional dalam PJP II adalah membangun bangsa yang maju, manidiri, sejah- tera, dan berkeadilan. Tujuan idela tersebut harus dicapai dengan meng- gerakkan segenap pootensi dan sum- ber daya yang ada dalam masyarakat sehingga dapat didayagunakan untuk membangun kesejahteraan dan kemajuan bangsa. Bangsa yang maju, mandiri, sejah- tera, dan berkeadilan bisa diartikan sebagai bangsa yang mempunya ke- berdayaan yang kuat. Oleh karena itu, pembangunan harus berlandaskan. pada kemampuan rakyat sendiri serta berorientasi pada penggalian dan pengembangan segenap potensi yang ada dalam masyarakat. Dalam tradisi ilmu-ilmu sosial. Pembangunan yang menggunakan banyak ilmuwan yang mengaitkan Situasi simbiosis yang mutualistis strategi pemberdayaan bertujuan un- pemberdayaan dengan civil society. itu akan muda tercipta bila elemen- tuk membebaskan rakyat dari beleng- Civil society itu sendiri adalah kon- elemen sosial bisa disatukan sehingga gu keterbelakangan, kemiskinan dan sep klasik. yang berkembang pada se- membentuk suatu kekuatan yang ber- Kemampuan manajemen bagi kon- kebodohan, untuk dapat hidup sesuai kitar abad ke-18. Para ilmuwan sosial sifat sinergis. Kekuatan sinergis terse- flik-konflik ini teramat penting. Oleh dengan harkat dan martabat kemanu- pada masa itu menunjuk pada him- but lahir dari proses interaksi sosial karena itu. lembaga-lembaga sosial siaan. Strategi pemberdayaan meru- punan, kelompok, asosiasi dalam ma- yang berlangsung secara intensif, di dan politik serta pranala-pranatanya pakan dasar yang kuat bagi pemba- syarakat sebagai domain individu dalam dan di antara unit-unit sosial harus mampu, bukan sekedar mere- ngunan yang berkelanjutan, khusus yang bebas, dihadapkan pada negara. yang ada di masyarakat, apakah itu danı, tetapi menyalurkan dinamika nya dalam mengantisipasi berbagai Civil society mengidealkan tercipta- keluarga, rukun tetangga, himpunan, yang lahir akibat perbedaan tersebut tantangan dan peluang pada abad nya suatu ruang gerak yang menjadi kelompok, asosiasi, atau unit sosial sehingga dari pergesekan-pergesekan mendatang. domain masyarakat. bebas dari in- Strategi pemberdayaan menem- patkan rakyat bukan sebagai obyek, melainkan subyek pembangunan. Rakyat yang merumuskan ide, mene- tapkan sasaran, merancang dan me- rencanakan pembangungan dengan cara mengembangkan inisiatif dan prakarsa mereka sendiri. Rakyat adalah pelaku pembangunan, semen- tara pihak lain, baik pemerintah atau lembaga masyarakat yang ingin turut membantu, hanyalah sebatas menjadi fasilitator dan dinamisator belaka. Civil society diartikan sebagai me- Dalam kerangka pikir itu. upaya wakili kepentingan. keinginan, dan pemberdayaan masyarakat bisa dili- aspirasi masyarakat yang pluralis, hat dari tiga sisi. yaitu (1) mencipta- dan oleh karena itu akan tercermin kan suasana atau iklim yang memung- dalam berbagai bentuk organisasi ma- kinkan potensi masyarakat berkem-syarakat di luar sistem pemerintahan. bang (enabling): (2) memperkuat po- Di bidang ekonomi. misalnya, kamar tensi atau daya yang dimiliki masya- dagang. serikat sekerja. koperasi; di rakat (empowering); dan (3) member- bidang sosial seperti organisasi-orga- dayakan mengandung pula arti melin-nisasi amal. organisasi keagamaan. dungi kelompok lemah agar tidak wanita. pemuda. profesi, dan cende- terlindas oleh kelompok kuat. dan kiawan. mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta ekspolitasi yang kuat atas yang lemah. Dalam perspektif demikian, pem- bangunan melalui strategi pemberda- yaan bukan hanya berkaitan dengan persoalan ekonomi semata, melain- kan juga menyentuh aspek sosial dan budaya sekaligus. Pemberdayaan ti- dak saja menumbuhkan dan mengem- bangkan nilai tambah ekonomi, tetapi juga nilai tambah sosial dan nilai tam- bah budaya. Karena itu, pendekatan yang digunakan haruslah pendekatan partisipatif, yakni dengan melibatkan dan mengikutsertakan rakyat, sebagai beneficiary, secara langsung dalam proses pembangunan. OLEH DR SUYITNO tervensi negara ke dalamnya. Masya- rakat dalam konsep itu berdiri inde- penden dan sama sekali tidak tersu- bordinasi ke dalam kekuasaan negara. lebih besar dari total perdagangan de- ngan kawasan Eropa yang hanya men- capai 168,5 miliar dolar AS. Konsep civil society muncul kem- bali pada pertengahan abad ke-20 se- bagai ungkapan ketidakpuasan terha- dap kekuasaan (negara) yang diang- gap makin atau terlalu besar. Ia juga dianggap sebagai bentuk reaksi terha- dap mekanisme kekuatan pasar yang memegang kekuasaan ekonomi secara sangat tidak proporsional. Konsepsi tersebut juga tampil untuk menang- gapi berbagai masalah seperti ancam- an terhadap lingkungan, dan kekang- an terhadap kebebasan. D-8 dan Pertumbuhan Ekonomi Umat Islam embentukan Kelompok Dela- nesia adalah mayoritas. Lebih dari 175 juta dari 200 juta manusia Indo- nesia beragama Islam. Pada dasarnya, tujuan politik luar sanaan ekonomi makronya untuk negeri AS di Asia Pasifik tidaklah be- mendukung pertumbuhan ekonomi rubah. AS tetap menginginkan kawa- dunia, serta meningkatkan efektivitas san ini sebagai kawasan terbuka, tanpa perusahaan-perusahaan AS dalam memperluas peluang pasar dunia. Sebagian besar dari mereka tinggal menindak lanjuti memang betul-betul bermotivasi ingin mengatasi masalah itu. di pedesaan yang ekonominya masih ta wahana untuk mengatasi permasa- gai seorang negarawan yang dikenal didominasi ekonomi Jepang, kendati tertinggal jauh. Desa-desa tertinggal lahan 3-K termaksud, bila tekad yang ahli strategi, langkah-langkah Presi- Jepang merupakan sekutu terdekat. Untuk mencapai prioritas-priori- yang kena program IDT itu pun mayo- den Soeharto belakangan, tak lain Perkembangan politik luar negeri tas di atas, paling tidak, ada dua pen- ritas adalah umat Islam. Kelompok D- dalam rangka memadukan semua AS, terutama kebijaksanaan perda- dekatan yang akan dilakukan AS. Per- 8 memang semuanya mayoritas ber- penduduk Islam, sehingga diharap- kekuatan untuk merealisasikan upaya gangan luar negerinya, sebetulnya da- tama, mempertahankan perdagangan Satu hal penting, khusus program memperkukuh kerjasama Selatan-Se- pat ditelusuri sejak kepemimpinan bilateralnya dengan berbagai negara kan dari kerjasama ini bermanfaat pengentasan kemiskinan (berdasar- latan, di samping untuk mengkaunter Richard Nixon. Saat itu Herry Kis- di kawasan Asia Pasifik. Pendekatan bagi umat Islam secara keseluruhan, kan pengalaman program IDT), akan strategi politik luar negeri negara singger, Menlu AS pada tahun 1975 kedua, yakni merealisasikan kerjasa- termasuk umat Islam Indonesia. berhasil ternyata bila telah melihat Barat, terutama AS seperti yang telah sudah menerapkan pendekatan res- ma ekonomi regional seperti dalam dengan melibatkan aspirasi rakyat. dan akan dijelaskan. ponsif terhadap pembangunan pere- APEC. Pendekatan ini diharapkan Strategi pencapaian Artinya dalam perencanaan harus su- konomian negara-negara berkembang, dapat lebih menjamin lalu lintas dan Deklarasi Istambul yang menca- dah terjadi dua proses timbal balik. Sikap terhadap Asia Pasifik terutama di Asia Pasifik dengan per- liberalisasi perdagangan secara lebih kup proyek-proyek ril meliputi 10 bi- dari bawah yang mencerminkan ke- Dari pihak AS, kawasan Asia Pasi- nyataannya mengenai perlunya "Tata adil, baik negara AS sendiri maupun dang. salah satunya adalah program hendak mereka, dan sesuai dengan fik memiliki arti penting. Asia Pasifik, Ekonomi Dunia Baru". negara-negara kawasan Asia Pasifik. pengentasan kemiskinan (usulan dari kondisi nyata di lapangan, serta dari kini telah menjelma sebagai kekuatan Presiden Clinton pernah menyata- Pernyataan ini memiliki dua arti Indonesia). Masalah kemiskinan da- atas yang memperhitungkan kepen- ekonomi dengan menggantikan kawa- penting bagi politik luar negeri AS. kan bahwa "APEC dapat menjadi mo- lam masyarakat Islam bagaikan suatu tingan nasional masing-masing dan san Eropa sebagai pusat pertumbuhan Pertama, pengakuan terhadap arti pen- tor utama liberalisasi perdagangan di lingkaran setan' yang tak berujung kepentingan regional delapan negara ekonomi dunia. Perbandingan penda- ting pembangunan ekonomi di negara- Kawasan Asia Pasifik". Dalam kon- pangkal. Keadaan mereka yang mis- anggota D-8. patan domestik kotor (GDP) Asia Pa- negara berkembang, bagi kepentingan teks ini, AS akan terus berupaya un- kin, memaksa mereka tak mampu ber- sifik meningkat dari 40 persen pada keanianan AS secara keseluruhan. Ke- tuk memperkokoh kerangka kerjasa- sekolah dan menuntut ilmu sehingga bodoh. Karena bodoh, mereka tidak Potensi Kelompok D-8 dan Asean dekade 1970-an menjadi 60 persen dua, pengakuan bahwa politik dan ma dalam "kemitraan baru di Pasi- Kelompok D-8 yang jumlah warga dari total pendapatan domestik kotor ekonomi merupakan dua agenda pen- fik". Penekanan kerangka kerjasama kreatif dan tidak berdaya, dan pada nya sekitar 700 jutajiwa, diharapkan dunia pada tahun 1980-an. ting dalam politik luar negeri yang ti- ini, bagi AS berarti perlunya segera gilirannya anak-anaknya jatuh miskin akan memberi lahan baru bagi komo- Nilai perdagangan AS kini lebih dak dapat dipisahkan satu sama lain. diciptakan struktur baru kerjasama lagi. Mata rantai 'lingkaran setan' itu ditas anggota D-8, termasuk Indonesia banyak dihasilkan justru berkait inte. Sebagai suatu negara besar. AS ten- ekonomi. Dengan demikian diharap- harus diputus. Lingkaran setan itu se- dan meningkatkan posisi tewarnya raksinya AS dengan negara-negara di tunya memiliki kepentingan yang be- kan kerjasama ini dapat merangsang ring dikenal dengan masalah 3-K (ke- terhadap negara-negara Barat. Kita kawasan Asia Pasifik. Pada tahun sar pula, dalam memperbaiki ekonomi lalu lintas perdagangan internasional miskinan, kebodohan, dan ketakber- tahu di bawah kepemimpinan Bill 1987, misalnya, nilai perdagangan AS domestiknya dengan memperbesar yang lebih komprehensif. dayaan). Clinton, politik luar negeri AS yang dengan Asia Pasifik mencapai nilai peluang-peluang perdagangan yang Menurut hemat penulis, terben- Untuk memutus lingkaran setan semula amat menekankan pendeka- 236 miliar dolar AS, sekitar 40 persen tercipta di kawasan Asia Pasifik. tuknya Kelompok D-8, seperti halnya dan membangkitkan semangat dan tan politik keamanan, kini bergerak Prioritas kebijaksanaan perdagang- Asean, tak lain diantaranya untuk memotivasi mereka, diperlukan pro- pada penekanan aspek ekonomi. an luar negeri AS di antaranya mem- mengantisipasi upaya-upaya Barat gram-program khusus, sepeti program Hal itu terjadi bukan karena tanpa pertahankan dan memperluas keung- dalam suasana persaingan global yang IDT yang selama ini dilaksanakan In- sebab, mereka mengganti strateginya, Dari jumlah ini, Jepang memiliki gulan AS dalam pertumbuhan tekno- semakin ketat dan teruka, di samping agak tak bersahabat. Di bibirnya bul (hasil KTT D-8 ke II) itu, meski- donesia. Strategi program IDT itu pu- terutama karena ada perubahan yang surplus perdagangannya dengan AS logi tinggi; meningkatkan akses pasar untuk mendongkrak ekonomi umat HARI Jumat (18/7), saya ber- mendesir huruf tak berarti tapi pun sikap AS terhadap D-8 secara ga- la membuat Presiden Soeharto akan mendasar terjadi pada lingkungan In- sebesar 50 miliar dolar AS dan Cina internasional di bidang penelitian dan Islam seperti yang telah dibahas di belanja di Hero Kalibata. Hal bermakna jengkel. Juga tak ris besar juga disinggung. memperoleh penghargaan PBB bulan ternasional dengan padamnya perang surplus 15 miliar dolar AS. Bersama- teknologi, dan merealisasikan kebijak- atas. (***) yang tiap hari saya lakukan, ka- memberi resi pembayaran. Menurut pendapat penulis, duku- rena saya tinggal tak jauh dari Aduh, betapa gondoknya hati. ngan Indonesia terhadap pembentuk- Kalibata Mal. Namun ada yang Dan akhirnya, saya berfikir: an Kelompok D-8 di Turki dan seka- menyesalkan saat membayar apakah sikap seperti itu meru- ligus menjadi anggotanya itu di anta- harga barang yang saya ingin- pakan sikap profesional? ranya, merupakan salah satu strategi kan. Yaitu, kasirnya tetap ngotot Pak Harto dalam rangka upaya men- saya membayar dengan uang Ny Herlina dongkrak ekonomi umat Islam Indo- pas, Rp 2.000. Padahal yang ada Jl Rawajati Timur nesia yang kenyataannya masih ke- hanya uang Rp 10.000. Jakarta Selatan tinggalan. Jumlah umat Islam di Indo- September 1997 mendatang. Pro- gram-program yang sifatnya umum, terbukti tidak efektif menyentuh lapi- san masyarakat yang tidak berdaya. Wahana kerjasama antara negara yang tergabung dalam D-8 yang mayoritas Kita memahami, selain kelompok beragama Islam itu, khususnya yang D-8, kelompok negara Asean yang menyangkut program pengentasan hampir berumur 30 tahun, kini juga kemiskinan, diharapkan lebih tercip- semakin mandiri dan disegani. Seba- dingin. Juga masalah ekonomi dalam an dengan berakhirnya perang dingin, negerinya, terutama terjadinya defisit munculnya Asia Pasifik sebagai ke- neraca perdagangan dan perselisihan kuatan baru ekonomi dunia, diyakini dagang dengan Jepang, Cina dan bebe-, sebagai dua perubahan besar yang me- rapa negara macan Asia. landa dunia dewasa ini. Faktor-faktor ekonomi inilah-selain faktor politik keamanan-pada gilirannya, memun- culkan konsekuensi baru pada wajah politik luar negeri AS. dengan demikian, pengertian civil society di sini berbeda dengan masya- rakat madani atau masyarakat adab seperti yang sering dimaksudkan. Masyarakat madani atau masyarakat adab, sesungguhnya adalah sasaran dari pembangunan sendiri, yang bagi kita dalam PJP II adalah masyarakat maju, mandiri, sejahtera, dan berkea- dilan. Sedangkan civil society adalah salah satu konsep yang berupaya untuk mencapai sasaran itu dengan memberdayakan masyarakat, di luar dari i apa yang dilakukan oleh negara. Sebagian pendapat menyebut organisasi-organisasi tersebut sebagai organisasi nonpemerintah atau NGO, yang sekarang telah dipandang seba- gai memiliki peran yang penting untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat. dan politik golongan yang tertindas. kulit berwarna di AS. misalnya, atau kaum wanita. Dalam perkembangan- nya hal ini dikenl pula dengan apa yang disebut tindakan afirmatif atau affirmative action. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin tergantung pada program-program pemberian (charity). Karena tujuan akhirnya adalah memandirikan ma- syarakat, dan membangun kemampu- an untuk memajukan diri ke arah ke- hidupan yang lebih baik secara si- nambung. Melalui pemberdayaan, masyara- kat akan memiliki keyakinan yang lebih besar akan kemampuan dirinya. la tidak lagi harus menyerah kepada nasib, bahwa kemiskinan bukan tak- dir yang tidak dapat diatasi. Melalui pendekatan itu, kita mengharapkan pada akhir Repelita VII, masalah ke- miskinan (absolut) sudah dapat kita atasi sebagai masalah nasional. Yang masih tersisa, kita harapkan sudah tinggal relatif sedikit, terutama di tempat-tempat terpencil dan masya- rakat yang masih terbelakang. Upaya menyelesaikan masalah kemiskinan yang tersisa itu akan terus dilanjut- kan, sehingga pada akhir PJP II sudah dapat kita tuntaskan. Pemberdayaan masyarakat selain menyelesaikan masalah kemiskinan juga akan membawa masyarakat ke dalam zaman baru memasuki kehi- dupan modern. Ia akan meninggalkan kebiasaan dan nilai-nilai lama yang tidak relevan dan menghambat kema- juan kehidupannya. Menanamkan ni- lai-nilai budaya modern seperti kerja keras, hemat, disiplin, keterbukaan, kebertanggungjawaban, dan kemam- puan menghadapi persaingan adalah bagian pokok upaya pemberdayaan ini. Pemberdayaan masyarakat mem- buka pintu pada proses akulturasi, yaitu perpaduan nilai-nilai baru de- ngan nilai-nilai lama yang menggam- barkan jati diri suatu masyarakat. Pemberdayaan, dalam literatur se- ringkali dikaitkan dengan pengakuan atas peran organisasi-organisasi itu dan peningkatan perannya dalam membantu masyarakat yang hanya dengan dayanya sendiri tidak mampu mengatasi masalahnya. Di bidang ekonomi, sudah jelas, misalnya, peran pendampingan dan pengorganisasian dalam kelompok- (Disari dari makalah yang kelompok ekonomi seperti koperasi. disajikan pada Seminar Nasional Di bidang politik, misalnya, upaya Ilmu-Ilmu Sosial 1997 di Medan, untuk mencerahkan hak-hak sosial Maret lalu) Pemberdayaan bukan hanya me- liputi penguatan individu warga ma- syarakat, melainkan juga pranata-pra- natanya. Demikian pula pembaharu- an institusi-institusi sosial dan peng- integrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan serta peran masyarakat di dalamnya. PROF GINANDJAR KARTASASMITA Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas; Ketua BKPM (1985); Menteri Muda UP3DN (1983- 1988); ITB Bandung (1959-1960); Universitas Tokyo (1965); lahir di Bandung, 1941. DR SUYITNO Organisatoris dan ahli nuklir; Kepala Bidang Pengelolaan Limbah PTPLR (Batan); staf pengajar ITI sampai 1990; dosen Pembina Universitas Muhammadiyah Surakarta, Kabid Humas Universitas Nasional; Doktor dari ITB; lahir di Sragen, 1952