Kamis (7/6/2012), wartawan dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berjumlah 10 orang mengunjungi Monumen Pers Nasional (MPN). Rombongan yang tergabung dalam Journalist Care Babel ini merupakan perwakilan dari beberapa media cetak maupun televisi di Bangka Belitung.
Kunjungan ini dalam rangka studi banding untuk meningkatkan kualitas liputan bagi wartawan yang bertugas di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kunjungan ke MPN adalah salah satu agenda dalam kunjungan Journalist Care Babel ke Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kota Solo. MPN dipilih karena dianggap memiliki banyak hal penting tentang sejarah perjalanan pers di Indonesia. Diharapkan kunjungan ini mampu meningkatkan semangat kerja jurnalis bagi kemajuan pers di Indonesia.
Rombongan diterima langsung oleh Kepala Seksi Pelayanan Informasi MPN, Tri Wibawani, serta Humas MPN, Listyawati. Dalam keterangannya di ruang VIP Gedung Induk MPN, Listyawati menjelaskan bahwa Monumen Pers Nasional menyimpan berbagai koleksi benda terkait pers, salah satunya adalah bukti terbit media dari jaman pendudukan Belanda dan Jepang.
Salah satu peserta kunjungan yang merupakan wartawan Bangka Pos, Alza Munzi, menyampaikan sedikit prakata sebagai perwakilan dari rombongan. Alza juga memperkenalkan masing-masing peserta kunjungan. Mereka adalah perwakilan dari beberapa media cetak, diantaranya Bangka Pos, Radar Bangka (Jawa Pos Group), Rakyat Pos, Babel Pos, Realita News, Media Indonesia, Majalah Negeri Serumpun Sebalai dan PKP Pos. Selain itu ada pula perwakilan dari dua media televisi lokal yaitu Sarana TV dan Bangka TV.
Setelah pemutaran video profil MPN, rombongan berkeliling untuk melihat-lihat koleksi MPN. Dimulai dengan melihat diorama yang menampilkan sejarah perkembangan pers di Indonesia sejak jaman prasejarah sampai jaman reformasi. Kemudian rombongan diantar untuk melihat media center serta pameran tematis yang menampilkan koleksi bukti terbit media terkait dengan Hari Kebangkitan Nasional yang baru saja diperingati pada 20 Mei kemarin.
Beberapa peserta sempat mengabadikan beberapa koleksi yang diletakkan di Gedung Induk MPN dengan kamera maupun handycam. Setelah itu, rombongan melihat-lihat koleksi benda terkait pers lainnya di Ruang Pamer Permanen, diantaranya kamera kuno, koran dan majalah kuno serta mesin ketik kuno. Perpustakaan dan ruang hasil digitalisasi media cetak di lantai dua Gedung Balai Budaya adalah ruang berikutnya yang dikunjungi rombongan. Kebanyakan para jurnalis tertarik dengan koleksi digitalisasi yang bisa diakses lewat layar sentuh . Selain itu, mereka juga melihat bukti fisik media cetak yang disimpan di lantai tiga. .
Salah satu peserta, Lusiana dari Sarana TV, mengatakan ini adalah pengalaman pertamanya mengunjungi Monumen Pers Nasional. “Alangkah beruntungnya saya yang baru setahun bergabung dalam dunia pers bisa berkunjung ke tempat yang bersejarah ini,” ungkapnya. (Tri Oktori Rustiana)