Sejumlah 26 mahasiswa yang tergabung dalam Lembaga Pers Mahasiswa DIANNS Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang melakukan observasi dokumen pers nasional di Monumen Pers Nasional (MPN), Rabu (23/5/2012).
Kunjungan tersebut diterima oleh Humas dan Staf Pelayanan Informasi MPN. Acara diawali dengan sambutan oleh Humas MPN, Listyawati, kemudian dilanjutkan dengan pemutaran video profil MPN. Setelah selesai, sesi diskusi dibuka untuk memberi kesempatan kepada peserta kunjungan mengajukan pertanyaan tentang MPN dan sejarah pers.
Dalam kesempatan tersebut, dijelaskan tentang koleksi MPN yang berupa benda pers bersejarah serta bukti terbit media massa dari zaman perjuangan hingga saat ini. Koran-koran kuno yang tersimpan di MPN telah digitalisasi dan dapat diakses publik melalui monitor layar sentuh yang ada di Ruang Dokumentasi MPN. Listyawati mengungkapkan, untuk melengkapi koleksi koran, MPN berusaha mendapatkan koran yang terbit di daerah-daerah seluruh Indonesiadengan cara berlangganan.
Menanggapi pertanyaan tentang pendokumentasian koran dari zaman dulu hingga era reformasi, Listyawati menjelaskan, pada zaman orde baru penerbit yang mengirimkan koran dan majalah secara gratis untuk didokumentasikan sangat banyak karena dulu MPN bernaung di bawah Departemen Penerangan yang menganjurkan pada penerbit untuk mengirimkan bukti terbit ke MPN. Setelah reformasi, untuk mendapatkan bukti terbit media massa, MPN harus berlangganan, kecuali Koran Kompas, Suara Merdeka, Wawasan, Kedaulatan Rakyat, Solopos, dan Bali Pos yang dari pertama terbit hingga sekarang selalu mengirimkan koran terbitannya.
Acara dilanjutkan dengan observasi benda pers besejarah dan bukti terbit media massa koleksi MPN. Di ruang dokumentasi bukti terbit media massa, peserta kunjungan dipandu untuk melihat koleksi koran lama yang telah digitalisasi melalui monitor layar sentuh. Mereka juga dipersilakan untuk melihat bukti fisik koran dan majalah lama hingga terbaru yang tersimpan di MPN.
Salah satu peserta kunjungan, Intan, mengungkapkan, dirinya baru tahu MPN menyimpan koleksi koran yang jumlahnya sangat banyak. “Koleksi seperti ini harus dipertahankan, jadi ketika kita membutuhkan data dari koran-koran ini kita bisa mendapatkannya di Monumen Pers,” katanya. Setelah selesai melihat semua koleksi MPN, peserta kunjungan diajak oleh petugas pemandu untuk melihat view Solo dari puncak bangunan (stupa) di atas lantai empat Gedung MPN.
Dosen Pendamping Kegiatan Study Excursie tersebut mengatakan, setelah mengunjungi MPN, rombongan rencananya akan melanjutkan kegiatan kunjungan ke Jogja TV Yogyakarta.(Tri Octory Rustiana)