Monumen Pers Nasional Surakarta turut ambil andil mengikuti Festival Museum 2013 yang diselenggarakan kerjasama Dinas kebudayaan DIY , Universitas Gajahmada (UGM), Badan Musyawarah Musea (BARAHMUS) dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) , diresmikan dengan pemukulan tambur oleh Asisten II Pembangunan DIY, Didik Purwadi, Minggu 8 September 2013
Pameran yang akan berlangsung sampai Jum’at 13 September 2013, bertempat di gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Harjo Sumantri (PKKH) Komplek UGM diikuti oleh 35 Museum anggota Barahmus DIY dan beberapa museum dari berbagai daerah antara lain, Mitra Praja : Prov. Bali, Jawa Timur, DKI Jakarta, Banten dan DIY serta beberapa Museum seperti Monumen Pers Nasional Solo; Museum Kars Wonogiri; Museum Pos , Museum Sri Baduga Bandung,; Museum Kebangkitan Nasional, Museum Sumpah Pemuda, Museum Proklamasi, Museum Basuki Abdullah, Museum Bait Al Qur’an, Museum Transportasi Jakarta dan Museum Negeri Provisi Sumatera Utara – Medan.
Monumen Pers Nasional Solo, menampilkan beberapa materi ekspose media yang berkaitan dengan tema pameran seperti : Koran Soenda Berita, 1904. Majalah Panji Poestaka, 1921, Fikiran Ra’jat 1932, Plat Maker Kedaulatan Rakyat 1945, Merdeka 1950l, kamera almarhum wartawan Udin beserta beberapa pemberitaan yang ditulisnya periode 1994 -1996 yang menarik perhatian publik.
Festival Museum yang bertagline “Museum Goes to Campus” diawali dengan penampilan Marching Band, Paskibraka dan 40 Kontingen peserta Karnaval dari beberapa museum , salah satunya adalah pesawat Helikopter yang pernah dipakai Bung karno dari Museum TNI AU.
Pembukaan festival museum 2013 ditandai juga dengan prosesi dengan penandatangan tekad pencanangan “Museum sebagai Perekat Nusantara” oleh Menpora, KRMT, Roy Suryo, Gubernur DIY Rektor UGM, Ketua Barahmus DIY dan dinas terkait.
Berbagai kegiatan penunjang juga ditampilkan pada acara pameran antara lain, Senin , 9 september 2013, Workshop hasil kerja sama Monumen Pers Nasional dan Barahmus DIY, mengusung tema
“ Manajemen Museum Modern dan Perkembangan Paradigma Museum dalam Pameran”. Selama pameran berlangsung dimeriahkan pula dengan berbagai pertunjukan , panggung kesenian, talkshow, , pemutaran film dokumenter, bazar pasar rakyat, bursa kerajinan tangan, stand kuliner.
RM Donny S Megananda selaku ketua panitia yang juga Direktur Pengelola Museum Kekayon Yogjakarta, mengatakan tema festival “Pemaknaan Masa Lalu untuk Membangun Karakter Bangsa” dimaksudkan unrtuk mengingatkan bangsa Indonesia bahwa karya besar dan monumental nenek moyang harus dilestarikan melalui museum yang kemudian diinformasikan kepada generasi muda untuk mempelajari dan memahaminya. (Supardi, S.Sos).