Arak-arakan gunungan kue apem dan hasil bumi mungkin sudah biasa dijumpai dalam tradisi masyarakat berbagai daerah di pulau Jawa, namun bagaimana dengan gunungan kue keranjang, cakwe dan bakpao? Inilah pemandangan kirab Grebeg Sudiro di kawasan Pasar Gede Surakarta, Minggu siang (03/02/2013) . Sebanyak 13 jenis gunungan berisi makanan dari berbagai kelurahan di Surakarta diarak berkeliling kampung Sudiroprajan. Tak hanya itu, sekitar 52 kelompok kesenian menampilkan atraksi kebudayaan khas Tionghoa seperti barongsai dan liong bersama dengan atraksi kebudayaan tarian Jawa, Barong Kemamang dan Jaran Kepang.
Kirab Grebeg Sudiro dengan tema “Pelangi Nusantara” ini merupakan reaktualisasi tradisi penyambutan Tahun Baru Imlek yang diadakan setiap tahun di kampung Sudiroprajan. Kampung pecinan tersebut adalah sebuah kelurahan yang terletak di tengah Kota Surakarta, tepatnya di kawasan perdagangan Pasar Gede Solo. Keunikan kampung tersebut ada pada akulturasi sosial budaya yang terjadi antara etnis Tionghoa dan Jawa yang berkembang menjadi identitas masyarakat Sudiroprajan.
Dibuka oleh Walikota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, kirab Grebeg Sudiroyang digelar untuk keenam kalinya ini mengambil start di Pasar Gede kemudian menyusuri Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Mayor Kusmanto, Jalan Kapten Mulyadi, Jalan RE Martadinata, Jalan Cut Nyak Dien, Jalan Juanda dan berakhir kembali ke Jalan Jenderal Urip Sumoharjo Pasar Gede. Meskipun diguyur hujan di akhir kirab, masyarakat tetap antusias berdesak-desakan demi berebut gunungan kue keranjang. (Arnain Dian Agustin)