Menghayati Jejak Perjuangan Pemuda Indonesia
Di bulan Oktober ini kalau kita ingin napak tilas perjuangan pemuda Indonesia mulai dari gagasan, gerak langkah , tindakan untuk mewujudkan cita-cita menjadi bangsa yang mandiri lepas dari penjajahan yang memuncak pada Konggres Pemoeda Indonesia II dan melahirkan Sumpah Pemuda serta berkumandangnya Lagu Indonesia Raya untuk pertama kalinya maka sangat tepat bila kita berkunjung ke Museum Sumpah Pemuda. Museum ini tidak hanya menawarkan aktivitas pemuda pada jaman pergerakan kemerdekaan tetapi juga ditampilkan aktivitas dan peran pemuda pada era setelah kemerdekaan tahun 1945 , bahkan peran pemuda di saat reformasi .
Museum Sumpah Pemuda terletak di jalan Kramat Raya 106 Jakarta Pusat. Memang lokasi yang dipakai tidak terlalu luas tetapi koleksi yang dimiliki museum ini mampu bercerita secara lengkap sejarah perjuangan pemuda Indonesia.
Sekilas Sejarah Museum Sumpah Pemuda
Gedung Museum Sumpah Pemuda merupakan bangunan yang sarat sejarah . Sejak tahun 1908 gedung milik Sie Kong Liong ini telah menjadi tempat pemondokan para pelajar STOVIA ( School tot Opleiding van Inlandsche Artsen ) dan RS ( Rechtsschool ) sebagai tempat tinggal mereka . Gedung ini dikenal dengan nama Commensalen Huis . Para mahasiswa yang pernah tinggal di gedung ini antara lain :Muhammad Yamin, Amir Syarifoedin , Abu Hanifah , Soemanang, Mokoginto , Katjasungkana .
Selain sebagai tempat tinggal gedung tersebut juga dipakai sebagai tempat latihan kesenian Langen Siswo dan politik. Gedung ini juga dipakai sebagai kantor Perhimpunan Pelajar-Pelajar indonesia (PPPI ) dan Kantor Redaksi majalah PPPI yang didirikan bulan September 1926. Berbagai organisasi pemuda sering menggunakan gedung ini sebagai tempat kongres. Karena sering digunakan sebagai tempat pertemuan pemuda maka gedung ini dinamakan Indonesische Glubgebouw . Puncaknya pada tahun 1928 diselenggarakan Kongres Pemuda Kedua tanggal 27 – 28 Oktober 1928, dan kemudian gedung ini menjadi pusat pergerakan mahasiswa sampai tahun 1934, dan pada masa Revolusi Fisik dijadikan markas pemuda pejuang.
Melihat nilai kesejarahan gedung tersebut maka Pemerintah Daerah DKI Jakarta menjadikan gedung ini sebagai museum dengan nama Gedung Sumpah Pemuda
Koleksi Museum Sumpah Pemuda
Salah satu koleksi Museum Sumpah Pemuda yang sarat sejarah adalah biola asli milik WR Supratman pencipta lagu Indonesia Raya , biola tersebut dipakai untuk memperkenalkan lagu Indonesia Raya dalam Konggres Pemuda II tahun 1928.
Pada saat konggres tersebut WR Supratman minta ijin kepada Ketua Konggres Pemuda , Sugondo untuk memperdengarkan lagu Indonesia Raya, Sugondo mengijinkan dan menyarankan agar WR Supratman mempergunakan biolanya untuk mengiringi lagu tersebut supaya nanti kata kata “Indonesia Raya” dan “Merdeka” tidak terlalu jelas terdengar mengingat konggres tersebut dijaga Polisi Hindia Belanda. Hal ini dilakukan agar konggres tidak dibubarkan dan peserta tidak ditangkap polisi Hindia Belanda .
Di museum ini juga tersimpan piringan hitam lagu Indonesia Raya . Foto-foto kegiatan berbagai organisasi pemuda , vandel, bendera dan lain-lain . Selain itu ada berbagai patung pemuda dan diorama saat WR Supratman memperkenalkan lagu Indonesia Raya saat Konggres Pemuda II .
Selain menampilkan peran pemuda dalam upaya kemerdekaan di masa penjajahan Belanda Museum Sumpah Pemuda juga ditampilkan aktivitas pemuda tahun 1945 , tahun 1966 saat pergantian Orde Lama menjadi Orde Baru dan juga di Era Reformasi .
Terkait sejarah perjuangan Angkatan 66 dipajang sepeda motor Vespa milik salah seorang tokoh Angkatan 66 Hatta Saleh yang dipakai untuk Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) untuk menghubungi posko-posko mahasiswa di Jakarta tahun 1966 .
Jadi buat siapa pun yang ingin melacak kembali jejak perjuangan pemuda Indonesia sangat tepat bila berkunjung ke museum ini. Museum Sumpah Pemuda buka setiap hari Selasa – Jumat jam 08.00 – 15.00 dan Sabtu Minggu 08.00 -14.00. ( Rahayu Trisnaningsih , SS )