Yang menemani anda ketika menunggu antrian di bank, perkantoran , saat mencegat bis di halte, terkantuk-kantuk dalam perjalanan berangkat atau pulang kerja dan yang menemani anda minum kopi, menyantap panganan dipagi hari, mengabarkan informasi terkini, adalah surat kabar alias koran yang akrab dibaca seluruh lapisan masyarakat kelas atas maupun strata bawah selalu memberikan informasi terbaru, Ia telah menjadi media konvensional/ tradisional pada era yang serba digital sekarang ini.
Dalam sejarahnya, koran merupakan media yang pernah ditulis dengan tulisan tangan, selanjutnya mempergunakan mesin cetak manual atau stensil dan sekarang dicetak dengan mesin cetak modern yang mempunyai kapasitas dan kemampuan teknologi cetak yang handal.
Ketika radio mengudara, ada kekhawatiran orang akan menyingkirkan koran karena dengan mendengar saja kita bisa mendapatkan informasi. Begitu juga manakala TV mulai menjamur dengan kemampuan audio visual, dan banyak pilihan chanel stasiun TV, akan menyebabkan koran gulung tikar, ternyata kekhawatiran tersebut tidak terbukti, lantaran masing –media saling bersinergi dengan segenap kelebihan dan kekurangannya merekapun saling melengkapi. Orang yang sudah mendengar informasi lewat radio dan menyaksikan lewat TV masih membutuhkan informasi dari koran.
Pada era globalisasi dengan ditandai perkembangan IT. Internet ber-ekspansi dengan segenap keunggulannya bukan saja masalah kecepatan akses bahkan kemudahan aksesnya. Serbuan dari media one line, seolah tanpa jeda, dengan berbagai kecanggihan dan kepraktisanya, makin bersimaharajelela, memberikan informasi terkini menembus batas ruang dan waktu, bahkan dapat diakses melalui HP.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS), perkembangan koran kurun waktu mulai tahun 2007, 2009, 2010, 2011 mengalami kenaikan yang signifikan seperti terlihat pada tabel dalam exemplar :
Tahun |
2007 |
2009 |
2010 |
2011 |
Produksi
|
7.217.600 |
7.490.252 |
8.744.843 |
9.255.646 |
Meskipun menurut data diatas mengalami kenaikan dari tahun ketahun, namun apakah kenaikan tersebut beriringan dengan laju pertumbuhan jumlah penduduk ?
Perkembangan koran di daerah akhir-akhir ini cukup pesat, terutama di daerah pemekaran wilayah baik provinsi maupun kabupaten/ kota, ternyata membawa berkah bagi pertumbuhan koran didaerah. Perkembangan koran beriringan dengan perkembangan daerah yang bersangkutan. Otonomi daerah dan pembentukan provinsi, kabupaten baru tak lepas dari pemberitaan koran setempat, dan koran daerah mampu menempatkan dirinya sebagai mitra bagi pemerintahan setempat, tanpa kehilangan daya kritisnya.
Sebagaimana kita ketahui fungsi media/ koran sebagai informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial, bahkan tak jarang disebut sebagai pilar keempat dinegara demokrasi yang cukup banyak memberikan andil dan sumbangsih bagi perkembangan demokrasi dinegeri ini.
Meski pada reformasi 1998 saat euforia kebebasan pers sempat terperangkap pada kebablasan pers. Namun seiring dengan perjalanan waktu dan proses seleksi wartawan melalui uji kompetensi wartawan diharapkan koran dapat lebih meningkatkan mutunya.
Bila melakukan perbandingan antara informasi yang diperoleh melalui media one line dengan koran, maka informasi yang didapat melalui koran saat ini jelas lebih bisa dipertanggung jawabkan karena telah melalui proses editing pada dewan redaksi.. sementara media one line/ jurnalisme warga khususnya agak sulit untuk dipertanggung jawabkan, pergantian informasi begitu cepat, disamping kemampuan kontributor yang belum memahami kode etik jurnalistik, memungkinkan terjadinya distorsi informasi.
Keunggulan koran menurut para ahli lebih kepada memberikan pencerahan melalui kedalaman informasi, karena berusaha mendiskripsikan peristiwa/ kejadian dengan realitas jurnalistiknya, yang diperlukan oleh media cetak saat ini adalah menyajikan berita dengan kualitas yang lebih baik, lebih terpercaya dan memiliki kredibilitas tinggi, yang belum / tidak dipunyai media on line. Sedangkan kelebihan media on line adalah dari sisi update, setiap kali ada moment penting akan segera dapat diakses karena tidak ada pembatasan deadline.. namun tidak semuanya sempurna bahkan media on line memiliki kelemahan diantaranya berlama-lama berhadapan dengan monitor akan menyebabkan cepat lelah baik fisik terutama mata karena radiasi yang ditimbulkan oleh perangkat elektronik.
Untuk negara berkembang khususnya Indonesia, koran masih menjadi referensi bagi sebagian orang dengan keberagaman formatnya dan dapat dijadikan sumber primer tentang kejadian/ peristiwa yang terjadi pada masa lalu, diperkirakan akan bertahan masih lama. Hal ini berkaitan dengan tingkat pendidikan warganya yang masih rendah dan juga masih banyak yang buta huruf. Sedang bagi yang baru melek huruf, dan tentu saja membaca belum menjadi bagian dari budaya, maka bacaan media cetak merupakan alternatif yang masih diperlukan.
Beberapa penerbit koran, juga memanfaatkan kecanggihan IT dengan menerbitkan koran elektronik atau E-Paper, sebagai antisipasi bila telah datang waktunya surat kabar tanpa kertas.
Koran akan tetap eksis apabila mampu beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat, terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan kondisi masyarakat. Koran tetap dibutuhkan karena memiliki karakter yang unik. Koran mampu menjaga nilai – nilai demokrasi, memiliki kedalaman informasi yang sulit ditemui pada media massa lain, dan dikelola secara professional.
Kalau toh kelak koran “mati”, bukanlah semata-mata karena munculnya pesaing baru media online dan sejenisnya tetapi lebih disebabkan karena faktor pengelola, alam maupun regulasi, misalnya, masalah bahan baku, semakin mahal harga, langkanya kertas, bisa menjadi penyebab gulung tikarnya penerbitan koran.
Hingga saat ini koran tetap dibutuhkan, cocok dengan kultur dan budaya karakter bangsa Indonesia yang sedang berkembang karena mampu memberikan kenyamanan dan fleksibel, membaca koran tidak butuh wifi, koneksitas internet. Koran dan media online akan hidup berdampingan saling mengisi, saling melengkapi tanpa saling mematikan. (Supardi, S.Sos)